Keluarga Insantama Semakin Berbagi di Bulan Suci

0
435

Keluarga Insantama Semakin Berbagi di Bulan Suci
Dari Keropak Ramadhan Meluas hingga Qiyamul Lail on The Road

Berbahagia di tengah wabah… Mungkin ungkapan ini agak aneh didengar. Namun inilah yang bisa dirasakan oleh kaum mukminin dengan hadirnya Bulan Suci Ramadhan 1441 H di saat pandemi Corona masih menyelimuti.

Meski sebenarnya kesedihan dan kesulitan akibat wabah tersebut masih terselip di hati mayoritas masyarakat dunia, namun Allah Ta’ala menghibur hati hamba-hambanya yang beriman dan bersemangat beramal sholih dengan datangnya Syahrul Mubarak. Berharap Ramadhan jangan cepat pergi, karena mereka akan mengisinya dengan memperbanyak ketaatan dan ibadah.

Hati yang senantiasa dipenuhi harapan kepada Allah Jalla wa A’la dan semangat beribadah meski #diRumahAja nampak pada geliat civitas akademika SIT Insantama. Dari sekian banyak program Ramadhan yang ditawarkan oleh sekolah, salah satu yang membuat hati bersyukur dan kagum adalah semangat berinfaq dari para siswa, orang tua dan civitas akademika Insantama pada umumnya.

Di bulan Ramadhan, SIT Insantama menggelar kegiatan bernama Infaq Ramadhan. Infaq Ramadhan menjadi kegiatan yang tak pernah absen di setiap kehadiran bulan Mulia ini. Masing-masing unit pendidikan, SDIT-SMPIT-SMAIT, menjadi motor untuk memfasilitasi donasi infaq dari para guru, siswa dan orag tua.

Biasanya Infaq Ramadhan dijalankan dengan mengedarkan atau menempatkan keropak di setiap kelas ataupun di beberapa sudut sekolah. Namun selama Belajar Di Rumah (BDR), keropak dibuat oleh siswa di rumah masing-masing dan mengisinya secara berkala. Pada tanggal pengumpulan yang ditentukan, siswa membuka keropak buatannya dan dengan bantuan orang tua mentransfernya ke nomor rekening sekolah. Tak hanya dari keropak infaq siswa, para orang tua siswa pun tak mau kalah dalam ber-infaq.

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah, total Infaq Ramadhan yang terkumpul di tahun 1441 H mencapai Rp. 102,377,753 (seratus dua juta lebih). Ini di luar dugaan, namun membuat hati berbangga dan semakin bersyukur. Karena di tengah wabah yang menyebabkan tidak sedikit masyarakat mengalami kesulitan ekonomi, justru para siswa beserta orangtua bersemangat dalam berinfaq.

Teringat pesan Nabi yang Mulia dalam hadits beliau, dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Jawab beliau,

جَهْدُ الْمُقِلِّ

“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.”

Mungkin banyak orang tua siswa yang terkena dampak ekonomi selama pandemi ini. Namun keyakinan akan rizki dari Allah dan pujian dari Rasulnya telah mengalahkan kesulitan hidup yang menimpanya. Semoga sodaqoh ini dibalas dengan rahmat dan kasih-Nya…

Selanjutnya hasil keropak tersebut didistribusikan oleh Tim Insantama Peduli (semacam CSR sekolah) yang langsung gercep (gerak cepat) di bawah arahan Bapak Direktur Pelaksana. Setelah mendapatkan data lengkap sasaran distribusi, tim langsung membelanjakan bahan-bahan sembako. Meski ada beberapa barang yang agak sulit didapat dan harga makin naik, akhirnya paket sembako selesai dikemas.

Sebanyak empat ratus lima puluh lima paket sembako siap didistribusikan. Paket berupa beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, mentega dan mi instan. Semua dikemas dengan tas kain ber-merk “Ramadhan Bersama Insantama”. Selain paket sembako, hasil keropak juga diberikan dalam bentuk uang bagi beberapa sasaran.

Sasaran hasil donasi Ramadhan ditujukan bagi: warga miskin sekitar sekolah, anak-anak yatim, para ustadz dan guru ngaji, para tuna wisma, tukang becak dan kaum papa, pondok pesantren serta beberapa staf kurang mampu.

Terdapat puluhan anak yatim yang telah diberikan donasi dari hasil Infaq Ramadhan. Selain anak yatim yang ada di sekitar sekolah juga mencakup luar sekolah dan pondok pesantren yatim. Mereka adalah anak-anak dalam rentang usia balita hingga remaja yang duduk di bangku SMA/SMK.

Demikian pula dengan warga miskin sekitar sekolah, telah tersalurkan paket sembako untuk tiga RW dari dua kelurahan. Dan adanya wabah ini menyebabkan peningkatan jumlah keluarga yang terkategori tidak mampu.

Dan pada penghujung kemuliaan, malam 29, di puncak harapan akan lailatul qadr dan rasa haru akan Ramadhan yang berlalu, Tim Insantama Peduli menyempurnakan tugasnya. Selepas shalat tarawih, mereka memindahkan seratus paket sembako terakhir ke mobil xenia silver. Tujuh personil bermasker mengawal paket amanah tersebut.

Tepat jarum pendek melewati angka 10, Laskar Qiyamul Lail on the Road menyapa kaum papa yang hendak terlelap dalam selimut malam. Mereka yang telah sekian lama tidur beralas kardus beratap teras toko, mereka yang sabar menanti penumpang di atas armada roda tiganya meski harus terjaga melewati malam, mereka yang membawa karung dan masih mengais tempat sampah demi selembar plastik bekas.

Kami berikan sekantong beras ini semoga dapat menghibur hati menjelang hari kemenangan nan fitri…..
(ONO)