Surat dari Kampung Inggris Pare tuk Para Calon Pemimpin Masa Depan

0
386

Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Kedua Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping

Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin

Hari Kedua puluh satu,

(Pas 3 Pekan, Kita Sudah Mampu Bertahan, alhamdulilah…)

  1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.

Surat dari Kampung Inggris Pare tuk Para Calon Pemimpin Masa Depan
Mr Gud
Founder CLIent Course

Tidak terasa, jika dihitung dari tahun 2010, tahun dimana pertama kali saya menginjakkan kaki di Kampung Inggris Pare, maka tahun 2018 adalah tahun ke delapan saya untuk mengajar di tempat fenomenal ini sekaligus tahun ketiga bagi CLIent, lembaga kursus bahasa Inggris dan Arab yg saya dirikan. Dan, di tahun 2018 itulah saya jumpa pertama dengan rombongan Insantama Bogor, sekolah yg memiliki motto Sekolah Para Pemimpin, yg mengirimkan rombongan berisi ratusan siswa untuk digembleng bahasa Inggris dan leadership-nya di Kampung Inggris.

Sepanjang pengetahuan saya, di antara semua rombongan yg pernah ke Kampung Inggris Pare, Insantama adalah sekolah paling unik yg tiada duanya. Bagaimana tidak? Sementara kebanyakan surveyor sekolah yg akan membawa siswanya ke Pare hanya fokus untuk menghabiskan liburan atau having fun dengan mencari kursusan dan asrama yg hiruk pikuk dengan keramaian, tim survey dari Insantama justru sibuk menanyakan konsep belajar yg ditawarkan oleh kursusan saya dan memastikan asramanya penuh dengan ketenangan agar bisa menjaga fokus belajar siswanya.

Singkat cerita, setelah ada kecocokan visi dan misi karena CLIent yg notabene merupakan lembaga kursus paling Syar’i pertama di Pare juga memang sama uniknya dengan Insantama, maka tepat bulan Januari 2018, rombongan kelas 9 Insantama yg berjuluk Neutron datang ke Kampung Bahasa yg dipelopori oleh seorang ulama besar yg menguasai 9 bahasa internasional ini. And you know what, pertama kali menyaksikan para guru dan para siswa Insantama turun dari bus-bus yg menjemput mereka dari stasiun ke penginapan, saya seperti tidak berhadapan dengan guru-guru dan siswa-siswi SMP, tapi saya melihat sosok-sosok calon pemimpin yg layak menjadi cercah harapan bagi majunya masa depan bangsa, bahkan mungkin dunia.

Dengan sangat disiplin dan rapi, anak-anak tersebut mengikuti komando para gurunya yg tak pernah putus mengingatkan syariat-syariat Allah dalam setiap perintahnya. Salah satu hal yg mungkin di sekolah kebanyakan diremehkan, tapi dalam rombongan Insantama sangat diperhatikan, dan itu sangat membekas di benak saya adalah saat para guru menyuruh para murid laki-laki membalikkan badan demi menjaga pandangan saat barisan akhwat atau siswi harus melintas di samping mereka. Seketika saya teringat dengan Muhammad Al Fatih dan Janissary, pasukan khususnya, yg walau berjumlah besar, tapi tak pernah melupakan syariat dalam setiap langkahnya. Inilah karakter pemimpin yg sesungguhnya.

“Anak-anak Insantama itu ramai tapi disiplin.” Kalimat ini pernah saya lontarkan ketika bercakap-cakap dengan para guru dari Insantama, dan kalimat tersebut bukan basa-basi, tapi memang demikianlah faktanya. Baygkan, dalam 10 hari masa belajar di Kampung Inggris Pare dengan berbagai suka dukanya, para siswa harus mengikuti kegiatan belajar bahasa Inggris 5 kali sehari dengan konsep Moving Class, praktek Speaking di banyak tempat, termasuk di area sedingin Cuban Rondo, Malang, ditambah leadership training yg menguras banyak stamina setiap harinya dan itu dimulai dari bangun Tahajud sampai jam 10 malamnya, tapi mereka sama sekali tidak menampakkan sikap manjanya. Malah, kekompakan dan semangatnya semakin menggebu bersama berjalannya hari. Pekik Yel-Yel angkatan dan Takbir tak pernah lepas dari lisan para siswa cemerlang ini. Terus terang, saya pernah mengajar di sebuah madrasah negeri di Pare, dan saya sering berinteraksi dengan rombongan sekolah-sekolah lain yg juga pernah datang ke kota Pare, tapi belum pernah saya menemukan para siswa dengan kekokohan seperti ini.

Di tahun berikutnya, awal 2019, angkatan baru Insantama yg bernama Bizzartium kembali mengunjungi Pare selama 2 minggu sekaligus menjelajah gunung Bromo yg menjadi salah satu ikon Jawa Timur guna mempraktekkan skill bahasa Inggris mereka di sana. Lagi-lagi, anak-anak ini memukau saya. Sama seperti angkatan sebelumnya, kedewasaan mereka memancar dari setiap tingkah polah dan isi pidato mereka ketika diminta berorasi dalam bahasa Inggris di kelas dan tempat-tempat umum. Jika anak-anak sebaya mereka mungkin baru bisa mengangkat tema tentang Family, Hobby, Vacation atau Dream dalam pidatonya, anak-anak SMP Insantama ini sudah menyuarakan problematika umat dunia dan solusinya secara kaafah dalam kacamata Islam. Hal ini pula yg membuat para tutor CLIent yg rata-rata sudah sarjana, bahkan ada yg sedang pasca sarjana, jadi tambah termotivasi untuk bisa lebih banyak belajar lagi agar tidak terbalap pengetahuannya.

Memasuki tahun 2020, lagi-lagi di bulan Januari yg sudah dipatok sebagai jadwal tetap kunjungan mereka ke Pare, angkatan dengan nama Revolver yg jumlahnya lebih besar lagi memenuhi kota Pare. Agenda mereka selama di Pare jauh lebih variatif dibandingkan kakak-kakak kelasnya. Mulai dari moving class yg tetap 5X sehari, menulis diary setiap hari, kunjungan ke kampus Brawijaya di Malang sekaligus memberikan presentasi di sana, bertemu Mr Kalend, founding father Kampung Inggris dan menyampaikan pidato bahasa Inggris di sana sampai turnamen bahasa Inggris di Guava Park, Air Terjun Sedudo dan Monumen Simpang Lima Gumul, tapi sedikit sekali keluhan muncul dari lisan mereka. Hari-hari mereka di Kampung Inggris dipenuhi dengan semangat membara tuk menuntut ilmu sehingga semakin lama semakin betah mereka dengan suasana Pare, bahkan tak sedikit yg menangis haru saat hari perpisahan dengan para tutornya tiba. Sehingga, saking takjubnya saya dengan semangat angkatan ini, saya sampai membuatkan lirik lagu yg kemudian dijadikan sebagai salah satu jargon mereka:

WE ARE, WE ARE, WE ARE REVOLVER

WHATEVER IT TAKES, THE REVOLVER NEVER SAY NEVER

WHATEVER IT TAKES, THE REVOLVER FIGHT TILL FOREVER, WHATEVER IT TAKES!

Maklum, selain seorang SuFi (Suka Film) saya juga seorang SuMo (Suka Moesik), tapi tentu terbatas hanya pada film dan lagu yg edukatif, bukan yg lain.

Di tahun ini juga, tepatnya bulan Februari, saya bersama Mr Sam dari CLIent mendapatkan kehormatan untuk menjadi juri dari lomba debat bahasa Inggris dalam SMENTION, sebuah perlombaan dengan banyak cabang yg diikuti oleh berbagai sekolah dan dipanitiai oleh para siswa tingkat SMA di Insantama. Dan, tak putus saya mengucap Hamdalah ketika Allah mengizinkan saya melihat langsung bagaimana para pemuda yg bahkan belum lulus SMA ini sudah mampu menjadi tim yg solid dan sigap dalam mengorganisir lima ratusan orang lebih yg datang ke Insantama, baik sebagai peserta lomba, guru pendamping dan para juri. Seorang siswa yg mendampingi saya, Mas Irfan namanya, sangat perhatian dengan semua kebutuhan saya selama saya tinggal di Bogor. Kapan saya butuh, dia selalu ada, bahkan mungkin atensinya kepada saya dan Mr Sam melebihi perhatian petugas hotel bintang lima. Pembekalan yg Insantama kepada beliau tuk bisa bersikap dewasa kepada para tamunya sangat luar biasa, dan itu sangat berkesan bagi saya.

Kemudian, saya juga lagi-lagi dibuat tercengang ketika Pak Kar dari Direktorat Kesiswaan memutarkan video dokumentasi kegiatan kesiswaan karya anak-anak SMA Insantama yg kualitasnya sebelas dua belas dengan video buatan professional. Anak-anak SMA Insantama sungguh sudah melampaui batas anak-anak seusia mereka dalam memaksimalkan potensinya. Tentunya, tidak berlebihan jika kemudian saya mengulangi statement saya di awal tulisan tadi bahwa saya benar-benar merasakan denyut harapan bagi titik cerah masa depan Indonesia pada diri pemuda-pemudi tersebut. Saya bisa merasakan bahwa impian tuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yg besar kelak memang nyata bersama mereka.

Dari apa yg saya pahami selama berinteraksi dengan rekan-rekan di Insantama, resep tuk mencetak para siswa sehebat itu ternyata sederhana. Insantama sejak awal memandu para siswa tuk menemukan mimpi mereka, menumbuhkan keberanian tuk meraihnya dan mengarahkan tentang bagaimana langkah mereka tuk meraih mimpi-mimpi tersebut sehingga dengan itu, potensi-potensi tersembunyi dalam diri mereka merekah bersama passion-nya. Tentunya tetap dengan disertai curahan nilai-nilai Islam kepada para siswanya sehingga passion dan potensi yg mereka tumbuhkan sejalan dengan apa-apa yg Allah syariatkan.

Maka, menutup catatan ini, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih yg sebesar-besarnya kepada antum, para siswa dari Insantama Bogor, utamanya yg sudah pernah mampir ke Kampung Inggris, tentu juga kepada para guru yg berperan besar dalam mendidik antum, sebab melalui antum sekalian, saya dan segenap kru CLIent Kampung Inggris Pare akhirnya bisa lebih belajar tentang berharganya sebuah proses pembelajaran super kreatif dalam mencetak para calon pemimpin masa depan. Dan, dari proses itu, semakin kami memahami benarnya sebuah kata bijak yg menyatakan bahwa The Leader is not born but made.

Well, I think these all which I can deliver. Godspeed and Cheers Mates!

Mr. Gud

 

Pesan Cinta dari Allah Swt :

  1. Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
  2. Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.