Insantama Mitra Terpercaya dalam Mendidik Anak

0
699

Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Ke-6 Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping

Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin

Hari Ke-80 BDR,

Ramadhan Membekas Selamanya,
Ayo, Istiqomahkan Hasil Ramadhan Kita …

  1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.

 

Surat Motivaksi  Dari Ibunda,
Insantama Mitra Terpercaya dalam Mendidik Anak

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam kenal, kami Melinda Chrysanti dan Uki Cipta Alam, ummi dan abinya Salma Khairunnisa (alumni LKMA Swings To Japan 2015) dan Layalia Nur Afifah (kls 9D).

Kami mengenal Insantama berawal dari ajakan tetangga kami, almarhumah Ibu Betty Bonawati (saat itu beliau belum mengajar di Insantama) untuk survey ke beberapa SDIT karena kami memang sedang mencari sekolah buat anak kami. Syarat utama harus SDIT karena kami berharap anak-anak akan berada di lingkungan yg kondusif buat keimanannya.

Kesan pertama melihat kampus Insantama, agak kaget juga melihat bangunan sekolah yg sederhana, dan di tengah halaman sekolah terpancang pasak-pasak besi dari pondasi bangunan yg belum jadi dibangun, “duh kok gini sih?” dalam hati…

Namun di sisi lain, kami melihat pemandangan yg menyejukkan hati, kami menyaksikan murid-murid yg masih unyu-unyu asyik bermain dan bercengkrama dengan guru-guru mereka, para guru tidak keberatan anak-anak gelendotan, bahkan bergantian minta digemblok, naik di bahu guru yg ikhwan untuk memetik buah ceri. Masyaa Allah… jarang-jarang melihat pemandangan seperti ini di sekolah lain, tutur kata dan sikap guru-gurunya halus dan santun, guru-guru akhwat berpakaian sangat syar’i, kami langsung jatuh hati dan segera mendaftarkan anak-anak kami, apalagi visi misi sekolah sesuai dengan visi misi kami sebagai orang tua, yaitu mencetak generasi yg bersyakhsiyah Islam. Pola pikir dan pola sikapnya selalu sejalan dengan Islam. Klop!

Banyak kenangan manis saat Salma menjalani proses belajarnya di SDIT Insantama. Di kelas 1, Salma dekat sekali dengan wali kelasnya, Ibu Sofi, sampai-sampai katanya nanti kalau punya anak perempuan mau diberi nama Salma 😊. Bu Sofi secara alami menjadi role model dan menorehkan memori yg indah buat Salma. Di kelas 4, kami sekeluarga pindah ke pedalaman Kalimantan Timur, menemani Abi yg bertugas di sana. Dengan berat hati, Salma harus meninggalkan Insantama dan pindah sekolah ke SD negeri satu-satunya yg ada di site. Bagaikan bumi dan langit proses belajar mengajar di sana dengan di Insantama. Kami merasakan banyak hal yg mengecewakan baik dari pihak guru-guru yg tidak kooperatif bahkan cenderung arogan, maupun dari suasana belajar dan pergaulan yg tidak kondusif, jauh dari norma-norma Islam. Akhirnya kami hanya bertahan 1 semester di sana, demi menyelamatkan visi misi pendidikan buat anak-anak, kami kembali ke Bogor dengan meminta keridhoan Abi untuk tinggal sendiri lagi di sana.

Proses kembali ke Insantama ternyata berlangsung alot, karena kuota di kelas 4 sudah full. Saya benar-benar tidak bisa pindah ke lain hati hehe, dan terus memohon agar Salma bisa diterima kembali di Insantama. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, akhirnya Pak Nono sebagai KepSek saat itu menerima Salma kembali di kelas 4, mungkin karena iba juga melihat kegigihan saya yg datang ke sekolah dengan memakai kruk karena sedang sakit. Hehehe…

Proses belajar di Insantama dijalani Salma dengan ceria dan semangat, hingga akhirnya bisa lulus SD dengan NEM yg memuaskan dan sudah hafal Al Qur’an 1 juz, syakhsiyah Islamnya pun sudah terbentuk sesuai usianya, paham kewajiban menutup aurat, menjaga interaksi dengan lawan jenis, sholat, shaum sudah tidak perlu disuruh lagi, membuat kami sangat bersyukur. Oleh karenanya, selepas SD, kami putuskan untuk lanjut di SMPIT Insantama. Disusul kemudian kami daftarkan juga adik satu-satunya Salma, yaitu Alia, di SD, dengan harapan yg sama.

Proses belajar Alia di SD pun alhamdulillah berjalan baik tanpa banyak hambatan, mungkin karena ada kakaknya sebagai panutan. Alhamdulillah Alia pun lulus SD dengan hasil memuaskan, bahkan menonjol nilainya di mata pelajaran PAI, qiroati dan tahfidz, Kalau ditanya apa cita-citanya, jawabnya ingin jadi ustadzah… aamiin (mohon diaamiinkan juga ya bapak ibu… Aamiin Allahumma aamiin…). Masya Allah… peta jalannya mulai Allah tunjukkan, sejak kelas 8, atas permintaan para tetangga, selepas maghrib Alia mengajar tahsin metode Qiroati untuk anak-anak tetangga yg masih imut-imut. Alia juga mengikuti pembinaan untuk menjadi pengemban dakwah syariah Islam Kaffah, semoga selalu istiqomah Nak.

Alhamdulillah proses belajar di Insantama Salma tuntaskan selama 12 tahun. Insyaa Allah adiknya pun akan melanjutkan pendidikan di SMAIT Insantama. Di kelas 12 Salma bersama sahabatnya Dinda, terpilih menjadi Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tingkat Nasional, juga menjuarai berbagai lomba lainnya. Terbukti, Hasil tidak akan pernah mengkhianati proses, maka nikmati saja prosesnya.
Alhamdulillah, saya sebagai ibu sangat menikmati peran membersamai anak dalam proses belajarnya. Walaupun di tengah prosesnya, pasti ada ujian dan cobaan, kami hanya perlu bersabar dan tetap berikhtiar, selebihnya Allah yg menyelesaikan. Saya selalu berusaha memaksimalkan sinergi dengan sekolah agar sinkron pendidikan anak di rumah dan di sekolah. Saya upayakan juga untuk aktif mengawal kegiatan anandas dengan terlibat dalam kepengurusan FOSIS. Alhamdulillah FOSIS memfasilitasi para orang tua untuk menambah tsaqofah Islam dan Ilmu Parenting dengan diadakannya kajian-kajian rutin. Masyaa Allah…saya pun jadi ikut terbimbing di Insantama… Anaknya sekolah, Ortunya juga sekolah… Allahu Akbar!

Biidznillah, tepat pilihan kami memilih Insantama sebagai mitra dalam mendidik anak-anak kami. Jazakumullah khairan katsiran buat para guru, asatidz, ibu asuh, muadibah dan segenap karyawan SIT Insantama yg sudah membersamai proses pendidikan anak-anak kami. Semoga menjadi pemberat timbangan amal sholih di yaumil hisab kelak. Aamiin..

Ikut berpantun juga ah… masak kalah sama anak-anak juga…

Bunga memang mawar bunga memang melati

Percayalah Insantama itu selalu di hati

 

Pesan Cinta dari Allah Swt :

  1. Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
  2. Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.