READATHON DAN “BUDAYA” LITERASI DI SMPIT INSANTAMA

0
767

READATHON DAN “BUDAYA” LITERASI DI SMPIT INSANTAMA

SMPIT INSANTAMA memiliki kredo Sekolah Calon Pemimpin, maka untuk mengimplementasikan kredo tersebut tentulah diciptakan “Budaya” yang kondusif sehingga nantinya kredo tersebut tak sebatas jargon di atas kertas saja tetapi mampu untuk diwujudkan.

Calon pemimpin sudah semestinya cerdas, berwawasan luas, bijaksana, peduli umat dan cinta ilmu. Maka untuk mewujudkan semua itu, SMPIT INSANTAMA menciptakan “Budaya” gemar membaca yang nanti ditindaklanjuti dengan mempraktikkan hal-hal baik dari apa-apa yang telah dibaca.
Untuk menciptakan “Budaya” literasi yang include di dalamnya ada program gemar membaca dan piawai menulis tersebut SMPIT INSANTAMA memiliki kelompok ekstra kurikuler GEMA (Gerakan Membaca Insantama) dan agenda Readathon yaitu kegiatan literasi dengan cara seluruh civitas academica SMPIT INSANTAMA berkumpul menjadi satu, kemudian disediakan waktu 15′ hening, saat itulah setiap siswa dan juga setiap guru membaca buku favoritnya secara serentak dan setelah itu beberapa guru dan siswa terpilih harus mereview apa yang dibaca tadi di depan semua yang hadir.

Alhamdulillah, agenda READATHON sudah berjalan rutin di SMPIT INSANTAMA jauh sebelum terjadinya pandemi COVID-19. Dan di masa pandemi COVID-19 ini pun agenda READATHON masih tetap diselenggarakan secara online, yaitu 3 hari bakda PTS GANJIL Rabu, 23 September 2020.

Kalau kita memperhatikan sejarah pemimpin dan tokoh-tokoh dunia, maka akan kita dapati bahwa sejak dahulu ada 1 hal yang sama pada kebiasaan mereka yaitu kebiasaan gemar membaca.

Bahkan sejumlah tokoh dunia masih mengikuti “Aturan Lima Jam”. Aturan ini dipopulerkan oleh Benjamin Franklin (salah satu tokoh USA dan scientist) yakni dengan menyisihkan setidaknya waktu satu jam dalam sehari atau lima jam per minggu untuk membaca buku.

Hasil penelitian sebuah badan PBB, UNESCO, melaporkan mahasiswa di negara maju rata-rata membaca 8 (delapan) jam sehari. Sedangkan di Negara berkembang seperti Indonesia, hanya 2 (dua) jam sehari. Kebiasaan ini kemudian menunjukkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Nah, hal ini tentu akan berdampak kepada kualitas pemimpin di suatu negara. Jadi ada keterkaitan antara kualitas pemimpin dengan tingkat minat baca.

Terlebih lagi bagi seorang muslim, aktifitas membaca adalah salah satu aktifitas yang hukumnya wajib bahkan perintah membaca merupakan wahyu yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini tentu bukan tanpa maksud, justru seorang muslim yakin bahwa penempatan perintah wajibnya “Iqra’ ” (Bacalah !) ini di urutan pertama menunjukkan betapa sangat pentingnya aktifitas membaca. Kita ingat kembali firman Allah SWT:

{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ} [العلق: 1-5]

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS:Al-‘Alaq ayat: 1-5).

Perintah membaca ini merupakan perintah yang paling berharga, membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia untuk mendapatkan ilmu yang sangat berguna bagi kesuksesan dan keselamatan dirinya mulai dari dunia hingga akhirat.

Dalam hal ini, maka hubungan antara aktifitas membaca dengan memperoleh ilmu telah tercakup dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ini, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)

Maka, gemar membaca adalah salah satu jalan yang membuat manusia mudah memperoleh ilmu dan manusia seperti inilah yang dimudahkan jalan menuju surga. In syaa Allah, aamiin ….

Untuk mewujudkan target READATHON agar tepat sasaran, maka para wali kelas dan guru melakukan langkah pemastian kepada siswa terlebih dahulu, bahwa buku-buku yang menjadi kegemaran untuk dibaca adalah buku-buku yang tidak merusak aqidah Islam, buku-buku yang sesuai tuntunan syari’ah Islam. Jika untuk pelajar, maka guru dan orang tua siswa harus bersinergi dalam membimbing siswa agar buku-buku yang dibaca oleh siswa tidak berisi pornografi, sadisme atau kekerasan, takhayul, bid’ah, khurafat dan hal-hal lain yang berbahaya bagi siswa.

Selain itu, tidak ada alasan bagi seorang muslim terlebih bagi siswa SMPIT INSANTAMA “Sang Calon Pemimpin Masa Depan” untuk malas membaca buku-buku yang bermanfaat. Karena dalam aktifitas membaca itu, secara garis besarnya ada 7 manfaat bagi manusia:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan

2. Menambah daya ingat dan konsentrasi

3. Meningkatkan jumlah kosakata. Dengan gemar membaca, seseorang mendapat kosa kata baru, istilah baru, dll

4. Meningkatkan kemauan berpikir analitis

5. Meningkatkan empati, dan melatih kepekaan perasaan

6. Menurunkan stres hingga 60%

7. Terhindar dari penyakit Alzheimer

Selain memiliki minat baca yang tinggi, “Sang Calon Pemimpin Masa Depan” juga harus memiliki kemampuan menulis untuk menuangkan ide, gagasan dan visi-misi kepemimpinannya. Oleh karena itulah, dalam acara READATHON ONLINE tersebut juga di-launching acara Writethon Challenge yaitu tantangan 1 siswa mengirimkan minimal 1 tulisan karya original mereka sendiri, dengan tema “Ini Kisahku”.

“Menulis memperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak.”

Penulis: Irfah Zaidah