Kajian Kamis Malam (KKM); Charger Iman, Kiat Sukses Istiqamah dalam Taqwa

0
2340

Kajian Kamis Malam (KKM); Charger Iman, Kiat Sukses Istiqamah dalam Taqwa

Oleh: Mila Sari

Berbuat sesuatu yang benar dan tepatlah kalian dan amal yang paling dicintai Allah SWT adalah amalan yang terus menerus meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

Hadits yang indah dan syarat makna di atas, agaknya sudah populer bahkan di kalangan remaja yang senantiasa mencari jalan untuk hijrah secara total.

Alhamdulillah, pada malam ini (Kamis, 04/02/2021) kembali diadakan salah satu program rutin boarding, yaitu “Kajian Kamis Malam” (KKM) dengan tema Istiqamah

Meski para santri belum bisa mengikuti kegiatan belajar di boarding dan di sekolah karena pandemi yang belum usai, namun mereka masih bisa menjalaninya dengan baik dari rumah-rumah mereka. Ya, lagi-lagi para santri masih mengikuti kegiatan belajar virtual via zoom meeting. Program boarding mesti tetap berjalan demi penguatan keimanan, ruh jama’i, aktifitas menuntut ilmu dan silah ukhuwah sesama santri serta para ustadz/ah.

Seperti biasa, kajian Kamis malam diisi langsung oleh ustadz MR. Kurnia. Tema yang diangkat pada malam kali ini adalah Istiqamah. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan kisah salah seorang sahabat RA yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan apa yang dicintai oleh Allah SWT. Maka Rasul SAW memberitahukan, bahwa amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT ialah amalan yang senantiasa dilakukan secara terus menerus meski hanya sedikit. Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Berimanlah kamu, lalu istiqamahlah.”

Maka dari sini, hal yang perlu kita ambil ibrahnya adalah cara para sahabat RA dalam menuntut ilmu, semangat menimba tsaqafah sebanyak-banyaknya, semangat taat dan semangat bertanya pada Rasulullah SAW.

Beliau juga menjelaskan bahwa, istiqamah berakar dari kata qama yang berarti berdiri tegak. Artinya, agar kita senantiasa bersikap terus menerus atau selalu berada di jalan yang lurus dan penuh ketaatan. Ketaatan itu terbagi dalam beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:

1. Ketaatan dalam perkara hati, yaitu adanya perasaan takut kepada Allah SWT dan senantiasa merasa diawasi oleh-Nya kapanpun, dimanapun dan bagaimanpun kondisinya.

2. Istiqamah dalam lisan, artinya senantiasa menjaga perkataan agar setiap apa yang diucapkan adalah kebaikan dalam rangka mencari ridha Allah SWT. Yang keluar dari lisannya berupa nasehat, zikir, dakwah, firman Allah SWT, hadits Rasulullah SAW dan kebaikan-kebaikan lainnya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain yang mendengarkan

3. Istiqamah dalam perbuatan, maksudnya senantiasa berbuat baik meskipun hal itu sulit baginya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fushshilaat: 30)

Muslim yang sejati adalah mereka yang menjadikan akidah sebagai landasan berfikir dan halal haram sebagai standard dalam berbuat. Adapun motivasi tertinggi adalah motivasi ruhiyyah, menjadikan Allah SWT sebagai yang utama, yang dengannya akan beroleh ampunan atas setiap dosa, ridha atas setiap apa yang kita lakukan dan surga sebagai reward yang penuh kenikmatan.

Adapun bila nafsu terus saja berupaya menghalangi dengan berbagai godaannya, maka yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pahami karakternya, bila ajakan kepada keburukan maka abaikan
2. Jangan tergoda dengan hawa nafsu dengan cara tingkatkan taqarrub ilallah
3. Senantiasa gunakan waktu yang kita miliki secara produktif dengan hal-hal yang bermanfaat, karena di antara keIslaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.

Adapun cara agar senantiasa istiqamah adalah dengan tetap berupaya untuk tetap bisa menjalankan, tetap semangat dan tidak putus aja. Ustadz MR. Kurnia menerangkan keadaan ini seperti seseorang yang sedang belajar menaiki sepeda. Di awal tentu merasa gamang, kuatir bahkan sering kali jatuh. Tapi karena keinginan kuat yang ada dalam diri untuk bisa menaikinya, maka kita akan tetap semangat belajar sepeda hingga kita bisa dan terbiasa, bahkan menjadi mahir.

Istiqamah memang sulit tapi itu adalah amalan yang dicintai oleh Allah SWT dan yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dunia dan akhirat. Semoga dengan adanya kajian Kamis malam ini, para ananda makin shalih shalihah, makin meningkat taqarrub ilallahnya dan makin cendrung dalam ketaatan. Tetap semangat dalam kebaikan, apapun kondisinya dan dimanapun berada.

Wallahu ‘alam bish shawab