Berfikir Kritis, Cerdaskan Ummat

0
898

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim disebutkan, “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya” (no. 4523; no. 2668).

“Dari hadits tersebut, diambil hikmah bahwa, debat yang dilakukan tidak sembarang debat. Bukan hanya saling beradu argumen kosong dengan cara kasar. Debat harus dapat membuahkan solusi dengan penyampaian ide yang berdasarkan fakta bukan kebohongan. Itulah esensi pelatihan debat yang harus bisa diambil oleh setiap siswa SMAIT Insantama,” kata Cicih Yuningsih, M.Pd.

Ibu guru yang juga mengajar Bahasa Indonesia menambahkan, “Debat tidak bisa dipisahkan dari berbicara. Berbicara merupakan salah satu urgensi dalam penyampaian opini. Apalagi pada zaman sekarang, pemikiran banyak dibentuk dari ide yang disampaikan secara langsung. Maka berdasarkan hal tersebut perlu kiranya memberikan dasar-dasar berbicara dalam rangka memperteguh kemampuan berdebat.”

Cicih Yuningsing, M.Pd., sebagai penanggung jawab kegiatan menyampaikan bahwa, pelatihan debat memiliki tujuan, pertama, untuk melatih kemampuan siswa dalam mempertahankan argumen. Kedua, melatih kemampuan siswa dalam merespon kritikan orang lain dengan memperhatikan adab-adab berbicara. Ketiga mengasah berpikir kritis siswa. Keempat mensyiarkan cara berdebat yang sesuai dengan aturan dan ajaran Islam.
Kelima, mengenalkan siswa pada salah satu urgensi penyampaian argumen melalui debat.

“Kegiatan pada hari Ahad (26/1/2020). Diikuti oleh seluruh kelas X ditambah siswa kelas XI dan XII, yang belum pernah mengikuti pelatihan. Dengan jumlah keseluruhan peserta 141 orang.” Kata Bu Cici biasa beliau dipanggil.

Dengan didampingi alumni, siswa-siswi Insantama secara bergantian mempraktekkan cara berdebat. Dari rangkaian kegiatan ini, terpilihlah enam orang siswa dan siswi. Keenam siswa-siswi akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan serta bimbingan dalam berdebat. Siswa yang terpilih untuk tim debat; Thoriq Edriva Hammadi, Fauzan Adhim Suparno, dan Yuda Ardiansyah. Siswi yang terpilih; Siti Rizkiyo, Cinta Anantalia Putri, dan Naqiya Nurul Izzah. Inilah tim yang akan terus dilatih untuk mewakili sekolah dalam setiap perlombaan.

“Adek-adek, harus terus dilatih, sehingga diharapkan mampu mengatur limit perdebatan. Lebih digiatkan untuk banyak menggali informasi agar memiliki dasar dan pengetahuan yang kuat dalam mempertahankan argumen, mengenali mosi yang diangkat secara baik,” komentar Annisa Nurul Mardhiyah Alumni SMAIT Insantama angkatan tiga.

“Kedepan diharapkan adek-adek yang terpilih ini bisa lebih dikuatkan lagi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan sehingga bisa mengharumkan nama Insantama.” Ungkap Faqih, alumni angkatan lima yang sekarang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Alhamdulillah, diberikan kesempatan menimba ilmu cara berdebat yang baik, benar dan efektif. Latihan ini sangat bermanfaat terutama meningkatkan kepercayaan diri, menambah keilmuan serta mengembangkan wawasan. Manfaatnya tidak hanya untuk pribadi tapi juga sebagai sarana dalam berdakwah, sehingga tidak mudah dijadikan objek penipuan atau pembohongan,” tutur Nandang Faturahman yang ikut sebagai peserta debat kali ini.