Selalu saja Bikin Ketawa, Lima Keunikan di Pembukaan HKS

0
398

“… kalau ditanya (apa) yang paling menarik, ana memilih keseruan guru-guru semua, kekompakan, kerjasama guru semua sehingga pembukaan acara HKS menggelora dan membara!”, Bu Indah, Guru SDIT Insantama Cabang Bandar Lampung yang sedang magang di Bogor.

Setidaknya ada lima hal unik pada pembukaan kegiatan Hari Kreativitas Siswa (HKS) pada 24-25 Januari 2023:

1. Laporan Upacara Berpantun
Lazimnya kalimat laporan adalah: “Lapor, pasukan kelas satu siap…”. Namun kali ini laporan diutarakan oleh pemimpin pasukan dengan gaya pantun.

Insantama pusat berada di Bogor
Murid-muridnya sangat sigap
Ana di sini bermaksud melapor
Kelas Rendah Ikhwan sudah siap

Begitulah laporan Pak Yayat (Guru Qiraati) yang menjadi pemimpin pasukan kelas I, II dan III Ikhwan (putra) kepada pemimpin upacara. Dan setiap pemimpin pasukan melaporkan dengan ungkapan pantun yang berbeda. Pemimpin upacara-pun tak mau kalah, ia membalas laporan dengan pantun pula.

Para guru, orang tua bahkan anak-anak yang hadir di lapangan itu nyengir manis melihat adegan itu. Upacaranya serius tapi berasa santai.

2. Atraksi Pasukan Suaratama
Di adegan ini, tujuh person guru berbaret merah ala Kopassus (AD) berjingkrak tegap powerfull masuk ke tengah lapangan. Diiringi dentuman musik energik, membuat beberapa siswa spontan memanggil guru kelas yang memerankannya. “Pak Sambaaas…!”, seru salah satu siswa melihat gurunya terdepan dalam memimpin brigade.

Mereka berbaris dan mengajak peserta upacara menyanyikan lagu Semangat HKS. Lagu yang merupakan cover dari Mars Komando Latihan Pertempuran TNI ini digubah cukup cakep oleh tim guru. Suasana makin bergelora bercampur gelak tawa karena gemas melihat gaya guru bertingkah.

3. Pangeran HKS dan Bhist Hitam
Baru kali ini ada pembina upacara, yang merupakan struktur tertinggi dalam upacara, disematkan Bhist Hitam dan Peci Bulu Merah-Putih oleh Pangeran HKS (Pak Hamas). Tokoh yang ujug-ujug muncul di hadapan pembina (Pak Asra, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan) dan menyematkan baju kebesaran sebagai tanda HKS resmi dibuka. Ternyata ada kedudukan yang lebih tinggi setelah pembina upacara.

Kali ini sang pangeran benar-benar mengenakan ‘pakaian kebesaran’ kepada pembina hingga peserta upacara jamak mengetahui gamis hitam itu memang kedodoran, terurai di podium. Namun pakaian ini justru makin membuat pembina uparaca lebih berapi menyampaikan orasi nasihat HKS ke seluruh peserta.

4. Lampion di Siang Bolong
Sudah beberapa kali kegiatan kesiswaan di SDIT Insantama disemarakkan oleh kehadiran lampion (bola udara yang diterbangkan oleh api yang terdapat di bagian dalam). Biasanya lampion digunakan di kegiatan malam hari, sehingga nyala api dalam rongga lampion begitu indah saat balon mulai terbang. Terlebih jika balonnya banyak.

Namun kali ini kehadiran lampion merah dan putih menjadi penyemarak HKS yang dilaksanakan di waktu Dhuha. Meski nyala api kecil itu terkalahkan oleh silaunya matahari, namun warna merah dan putih yang mulai membumbung tinggi di udara menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak.

5. Doa yang Menghanyutkan
Senyum dan gelak tawa berangsur terganti dengan syahdu tatkala Gus Yusuf (Guru Kelas III yang juga jebolan salah satu pesantren di Tasikmalaya) melantunkan doa penutup. Bersarung hitam dan berkemeja putih Gus Yusuf melangkah ke tengah arena. Mengawali doa dengan An-Nashr.

Doa yang terpanjat dari relung hati berbaur iringan instrument menundukkan hati dan menegakkan tengadah tangan, larut dalam untaian:

Ya Rahman Ya Rahiim,
Terima kasih atas kebahagiaan hari ini. Kami berkumpul dalam kasih dan sayang-Mu. Dalam sehat jiwa-raga bersama Insantama.

Ya Ghaffur,
Ampuni kami saat mengeluh dan lupa bersyukur. Pada nikmat yang tak pernah bisa kami ukur. Pada cucuran anugerah yang tak henti kami terima. Dalam keimanan dan ketakwaaan di mana kami ditempa.

Ya Manan Ya Karim,
Ridhai aktivitas HKS yang akan kami jalani. Berlomba melatih kemampuan dan saling menyemangati. Bukan sekadar untuk jadi pemenang di hari ini. Tapi menjadi pemenang di kehidupan mendatang.

Ya Raafi Wahai yang Maha Meninggikan,
Tinggikan akhlak kami dalam lomba yang kami jalani. Tak sombong jika menang, takkan marah jika kalah. Karena kami adalah juara dalam meraih ridha-Mu.

Ya Mushawwir,
Jadikan diri kami setangguh pasukan Al-Fatih Penakluk Konstantinopel. Sehebat pasukan Shalahuddin Al Ayyubi Perebut Al Quds. Sekuat Thariq bin Ziyad Kunci Pembebas Andalusia.

Ya Fattah,
Jadikan setiap Langkah kami berprestasi. Dalam bidang-bidang yang kami minati. Meraih juara dalam setiap pilihan kami. Mencapai kemenangan tertinggi dalam iman kami…

Tetesan air mata mengalir dari sudut mata yang tak lagi kuasa membendung massa. Hingga khidmat terpecah dengan suara lugu sang bocah (kelas III) kepada gurunya, “Bapak itu ada yang nangis..”, sambil salah satu siswa menunjuk temannya yang sedang menghapus air mata.

Selamat berlomba Wahai Para Juara
Sebelum lomba kalian sebenarnya sudah jadi juara
Kapan? Pada saat Antum berani mendaftarkan diri di HKS ini.[]