Relakan di Insantama Dibina dengan Islam

0
516

Relakan di Insantama Dibina dengan Islam

Penulis: Sonny Lazuardi

Hari kedua Parentama. Ahad, 11/07/2021

Alhamdulillah parentama 2021 memasuki hari kedua. Acara lanjutan ini dihadiri orang tua yang sejak pagi sudah hadir sebelum jam 08.00 WIB, menanti di zoom. Semangat!

Seperti biasa pak Ikbar selaku MC membuka acara. Diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda Syuha.

Hadir kembali Ustadz M. Rahmat Kurnia, mengingatkan: mendidik anak adalah kewajiban. Bila tidak, akan berdosa. Sama seperti shalat dan berbakti pada orang tua.Tak boleh abai.

Landasan pendidikan harus dengan Islam. Pahami Islam, dada akan lapang. Penuh hidayah berada dalam cahaya. Sehingga mendapatkan kebaikan, mampu mendidik anak menjadi shalih/ah generasi calon pemimpin.

Perlu diingat, dasar mendidik anak yaitu keshalihan dan keridhaan orang tuanya. Sebab orang tua menjadi contoh. Anak mengikuti orang tua. Ketika orang tua tidak ridha, maka anak akan susah. Sekalipun anak susah diatur, mintalah pertolongan Allah. Hati harus tetap menjaga keridhaan. Ridha Allah ketika orang tuanya pun ridha.

Tantangan bagi bapak porsinya lebih besar dalam mendidik: karena harus mendidik anak dan ibunya anak. Peran sentralnya ada pada bapak.

Sosok ayah dan ibu diharapkan dapat menginspirasi anaknya. Mampu membangkitkan energi, menularkannya, dan melestarikan.

Peran orang tua diharapkan mampu menata anaknya, masalah: pikiran (aqliyah), hati/rasa (nafsiyah) dan perilaku (amal), menjadi perhatian orang tua dalam mendidik.

Ada 3 amalan orang tua dalam keseharian untuk mendidik: istiqamah, istikharah, dan istighfar. Yang sulit bukan mendidik anak melainkan mendidik diri sendiri untuk sabar mendidik anak.

Pelaksanaan belajar tatap muka membutuhkan situasi yang aman. Masa pandemi masih terus menjalar, perlu ikhtiar untuk terhindar wabah, dan kewaspadaan untuk kesehatan bersama.

Namun, siaga tetap perlu. Bila situasi mulai membaik, dan dinyatakan BDS dapat dijalankan, maka tetap harus siap. Sementara sekarang ini guru dan orang tua agar tidak stres, komunikasi agar terjalin-termasuk dengan ananda, dibuat have fun. Dan yang tak kalah pentingnya adalah mendoakannya.

Ustadz M. Ismail Yusanto kembali hadir.
Memperkenalkan “Metode Tes” upaya memperbaiki interaksi bersama al-Qu’ran dengan cara membacanya, 10 menit per-dua jam sekali. Bila 10 menit mampu membaca 5 halaman dimana 1 halaman 15 baris, dan 1 barisnya 30, maka dalam 10 menit akan mendapatkan 2.250 kebaikan dari huruf yang dibacanya. Sementara bila seseorang ikhlas membaca Al-Qur’an, setiap kebaikannya dikali sepuluh, menjadi 22.500 kebaikan. Subhanallah!

Metode Tes sudah memiliki rumusan tilawah, tinggal diamalkan. Baik untuk membaca atau menghafalnya. Insantama menggunakan metode TES, yang baik untuk hafalan.

Disambung materi berikutnya, bersama Ustadz. Ir. M. Adhi Maretnas Harapan, beliau Direktur Pelaksana SIT Insantama. Menyampaikan: komunikasi yang efektif. Bertujuan untuk menjaga hubungan baik antar personal dalam keluarga, seperti orang tua dan anak.

Ciptakan suasana yang menguntungkan, gunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. Kemudian pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan, termasuk menggugah kepentingannya, dan memberikannya penghargaan.

Gunakan pendekatan yang Islami, pahami dunia anak. Diantaranya anak memiliki perkembangan menurut usianya. Sebelum menangani masalah anak, terlebih dahulu selesaikan masalah orang tua.

Selanjutnya pandangan Insantama tentang IT, yang tak kalah pentingnya terutama masa BDR anak. Tentang mengoptimalkan teknologi digital untuk pembelajaran. Bersama Ustadz. Ir. M. Arif Yunus, beliau ahli media dan IT Insantama.

Menurutnya teknologi digital adalah kebudayaan dan terus berkembang. Insantama mengembangkan teknologi digital sebagai kebutuhan kekinian.

Ayah bunda menyediakan sarana belajar di rumah. Jadilah sahabat anak di dunia sosial media. Gunakan perangkat dan media digital dengan tepat. Sepakati aturan anak dan ayah-bunda. Beri contoh cara online, imbangi dengan interaksi di dunia nyata. Ingatkan adab belajar dan penugasan. Mampu memotivasi belajar anak.

Kemudian tibalah pembicara selanjutnya Ustadz M. Karebet Widjayakusuma, MA. Beliau Pembina Kesiswaan (Direktur Kesiswaan) Insantama, menyampaikan berbagai pembinaan kegiatan siswa Insantama. Dimulai kelas X hingga kelas XII.

Anandas harus mampu memberi pengaruh baik dengan bicara dan perbuatannya.
Insantama sebagai laboratorium mini diharapkan menjadikan anandas berkarakter tangguh dengan jiwa kepemimpinannya (kepemimpinan transformasional) yang ansharullah.

Dengan landasan Islam yang membentuk kepribadiannya. Membentuk Biah Shalihah, dan bertsaqofah Islam.

Di Insantama pastikan ananda memang mau sekolah di sini. Ikhlas, ridha menyerahkan ananda pada kami. Husnudzan pada kami. Dan bantu kami dengan doa dan satu frekwensi.

Di akhir kegiatan, penyerahan secara simbolis ananda kepada Insantama oleh orang tua. Diterima oleh Ustadz Muhibuddin selaku Mudir ‘Aam boarding (IBS Insantama). Anandas resmi menjadi siswa dan santri Insantama. Sekaligus ditutup dengan doa.

Anandas siap dibina menjadi pribadi tangguh yang shalih/ah, calon pemimpin masa depan umat yang ansharullah. Insya Allah! La Hawla wa la Quwwata Illa Billah.[]