Pala dan Makna Di Balik Kata “Kerja Keras”

0
529

Lokasi PERMATA tahun ini adalah Villa Edwin di desa Kabandungan kecamatan Tamansari. Di lokasi ini banyak ditemui pohon pala. Pala, siapa orang Bogor yang tidak mengenalnya. Es pala dan manisan pala merupakan salah satu kudapan khas Bogor. Tapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa pala pernah menjadi rempah termahal dan pemicu pelayaran dunia serta lahirnya peta. Satu gram pala dihargai dua gram emas dan memicu pencarian bangsa Eropa akan muasalnya. Henry Hudson meregang nyawa di padang es Greenland. Christopher Columbus tersesat di Atlantik barat dan bertemu benua baru. Pelaut-pelaut Portugis akhirnya berhasil datang ke Kepulauan Rempah berkat mempelajari kitab Ibn Majid, seorang navigator Arab. Demi pala, Belanda dan Inggris bahkan terlibat tukar guling tanah termahal di dunia ketika menukar Pulau Rhun di Bandaneira milik Inggris dengan Nieuw Amsterdam, koloni Belanda di tepi sungai Hudson yang hari ini dikenal sebagai distrik Manhattan New York.

Pala adalah perlambang “kerja keras”. Bayangkan, demi pala, pelaut-pelaut Eropa dengan kapal layar kayu, tanpa peta yang memadai, berlayar di lautan asing dengan cuaca yang ganas. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya mati akibat tenggelam, dimangsa binatang buas, terlibat peperangan dengan warga lokal, atau terserang penyakit tropika. Hari ini (16/05/23), ananda belajar memahami kosakata “kerja keras” dalam Uji Kompetensi Kepanduan.

Uji Kompetensi Kepanduan adalah ujian kompetensi dasar-dasar kepanduan yang selama setahun telah dipelajari oleh ananda. Ujian ini berlangsung selama sehari dan terdiri dari enam pos ujian. Pos pertama ananda harus memecahkan sandi. Cukup rumit dan sulit ananda menyelesaikan tantangan pertama ini. Pos kedua adalah Kompetensi Baris-berbaris. Ini adalah kompetensi dasar kepanduan yang melatih kedisiplinan dan fokus. Tidak sedikit ananda karena pecah konsentrasi sehingga salah dalam melaksanakan aba-aba dari amir kelompok.

Pos uji kompetensi ketiga adalah tali-temali. Kompetensi ini salah satu kompetensi penting dalam kepanduan. Ketrampilan tali-temali diperlukan ketika melakukan kegiatan-kegiatan di alam terbuka, seperti berkemah, pendakian, dsb. Setelah pos ketiga dilanjutkan dengan pos uji kompetensi keempat, yaitu P3K. Kompetensi P3K wajib dikuasai agar ananda mampu melakukan pertolongan dalam kondisi darurat. Usai melalui empat pos pertama, ananda kemudian dipersilahkan untuk ishoma terlebih dahulu.

Usai ishoma, ananda melanjutkan untuk melanjutkan UKK di pos lima hingga delapan. Pos kelima ananda diuji membaca kompas. Kompas adalah alat navigasi sederhana yang sangat penting ketika kita bertualang di hutan, gunung, atau samudra. Adapun tiga pos terakhir ini, lebih menonjolkan pada ujian mental ananda. Pos enam dengan halang rintang, pos tujuh dan delapan dengan uji organoleptik. Di tiga pos ini ananda melalui ujian melewati halangan berlumpur, mengidentifikasi tanaman dengan organ penciuman, serta keberanian menangkap binatang-binatang sawah seperti belut dan ketam sungai.

Usai menaklukkan keenam pos UKK, ananda diajak untuk bergembira dengan kegiatan lomba memindahkan air dengan ember bocor. Tertawa bersama dalam kegiatan fisik tentu memicu ledakan hormon endorfin sang pemicu kebahagiaan. Maka usai bersih diri dan dilanjutkan sholat maghrib dan isya berjamaah serta makan malam, ananda melewati tidurnya dengan sungging senyum bahagia.[]