MENJADI PRIBADI JUARA, BERADAB MULIA DAN PEMIMPIN UMAT

0
426

Reportase SATU INSANTAMA

MENJADI PRIBADI JUARA, BERADAB MULIA DAN PEMIMPIN UMAT

Penulis: Irfah Zaidah

Di tengah pandemi, SATU INSANTAMA kali ini dibuka secara online oleh host Tengku Arkan (kelas 9), dilanjutkan tilawah bersama siswa yang dipimpin oleh Ismail Ibrahim (kelas 9). Tampil pula duo host yakni Pak Fajar dan Pak Dodong di studio mini Insantama. Serangkai pantun disampaikan untuk menyegarkan suasana pada pembukaan. “Nahkoda kapal namanya pak Ma’ruf – Tak kenal maka ta’aruf”. Cakep!, sahut hadirin dari siswa dan guru.

Dalam kesempatan ini, Bapak Hasan selaku Kepala Sekolah memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara ini. Kepala sekolah berharap siswa baru hendaknya bersyukur kepada Allah SWT, karena dari sekian banyak siswa, anandas telah dipilih oleh Allah SWT untuk bersekolah di SMPIT INSANTAMA. Kegiatan SATU INSANTAMA dengan tema MENJADI PRIBADI JUARA, BERADAB MULIA, DAN PEMIMPIN UMAT inipun resmi dibuka.

Banyak acara yang disajikan, diantaranya pengenalan guru dan staff, pembagian kelas dan berbagai game. Acara mengalir dengan fun and enjoyable, diselingi joke-joke segar dan game yang membuat penasaran. Acara yang dipandu oleh Bapak Triana inipun berlangsung meriah ketika berlangsung senam dalam kata dan gerak.
“Senam Hidup Sehat Bersemangat”
“Saya senang hidup sehat bersemangat”… prok..prok … prok 2x
“Saya senang, saya hidup … saya senang saya sehat”
“Saya senang hidup sehat bersemangat” prok … prok … prok

Acara pamungkas di hari pertama ini adalah Ngobras “Ngobrol Bareng Wali Kelas”. Ibu Waddah selaku walas 7E menyampaikan “introduction in English”. Siswa pun senang dan antusias mendapatkan tantangan, pengalaman baru dan teman baru di SMPIT INSANTAMA.

Hikmah yang dapat dipetik dari acara ini adalah di hadapan Allah SWT tidak ada kemuliaan dan keutamaan kecuali akan diraih oleh muslim bertakwa melalui amal shalih. Islam tidak membedakan manusia melalui kasta, rupa dan harta. Bukankah Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إلِىَ صُوَرِكُمْ وَلاَ إِلىَ أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada fisik dan kekayaan kalian. Akan tetapi melihat hati dan amalan kalian
(HR. Muslim no. 2564).[]