Meneladani Cara Berdagang Rasulullah

0
1196

Insantama Market Day 2019 : Meneladani Cara Berdagang Rasulullah

Insantama kembali mengadakan Insantama Market Day (IMD), pada Rabu (06/11/2019). Kali ini gelaran tersebut mengangkat tema “Meneladani Cara Berdagang Rasulullah SAW”.

Ketua Pelaksana IMD, Bapak Diki mengatakan dalam acara tersebut anak-anak yang menjadi pedagang akan mempelajari cara berdagang sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, seperti berlaku adil dan jujur dalam berdagang.

“Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa dalam berjualan harus adil, tidak boleh mengurangi timbangan, jujur, tidak boleh memonopoli jual beli. Di IMD ini tidak boleh memperjualbelikan makanan yang haram, bahkan yang ber MSG saja kami larang,” ungkapnya.

Apa yang diajarkan di IMD ini menurut Pak Diki akan berdampak pada anak-anak ketika berada di luar lingkungan sekolah. Para siswa diharapakan bisa memilih dengan baik saat membeli dan berdagang di luar, seperti makanan yang halal dan thoyyib.

“Ini juga akan berdampak pada anak-anak ketika mereka membeli sesuatu di luar, mereka akan memastikan dulu barang-barang yang mereka beli itu halal atau tidak, thoyyib atau tidak. Pembelajaran ini sungguh bermanfaat nantinya,” tegas Pak Diki.

Disamping bisa mengerti cara bertransaksi, anak-anak juga dilatih jiwa kewirausahaan sejak dini. “Selama ini kan di Insantama tidak boleh jajan, tidak boleh bawa uang. Oleh karena itu, kami melaksanakan Insantama Market Day agar anak-anak mengerti juga bagaimana cara bertransaksi, berjual beli yang syar’iy. Untuk itulah kami adakan ini untuk melatih jiwa kewirausahaan sejak dini, jangan sampai anak-anak takut untuk berjualan.” ungkap Pak Diki.

Pak Diki menambahkan, gelaran Insantama Market Day ini adalah hajatan besar yang dilakukan Insantama dua kali dalam setahun. Dari awal IMD digelar hingga sekarang, antusiasme para siswa terus berkembang.

“Jadi, kita lihat antusiasme anak-anak dari kelas 3 hingga 6 SD ketika boleh berjualan. Antusiasme anak-anak memang luar biasa. Kalau dulu standnya sedikit, sekarang tendanya saja sudah tidak cukup. Pengunjungnya saja mencapai seribu dari kalangan siswa SD, SMP dan SMA, ditambah orang tua dan pengunjung lainnya,” pungkasnya. (Fatih S)