LMT – 4 Avenzore Journey to Pare: It’s Showtime

0
130

“Semuanya itu akan dimudahkan sesuai dengan tujuan dia diciptakan” al-Allamah Syaikh Said Mamduh

Hari baru datang. Disambut oleh anandas semua dengan lantunan tilawah. Anandas bangun pukul tiga dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan qiyamul lail yang disambung dengan dzikir dan tilawah.

Proses ini sangat penting, karena ilmu tidak hanya diraih dengan faktor teknis seperti belajar, menghafal rumus-rumus, atau meneliti. Tetapi ada faktor non teknis, karena kita semua sadar bahwa pemilik ilmu adalah Allah Azza Wa Jalla. Maka mendekat kepada Allah SWT adalah hal yang wajib dilakukan oleh siapapun yang meniti samudra ilmu.

Anandas terus melantunkan tilawah hingga adzan shubuh bergema. Shalat shubuh berjamaah ditegakkan dan ditutup dengan kultum berbahasa Inggris.

Hari ini adalah hari istimewa. Sebab diumumkan di awal kedatangan di Pare, bahwa pada Jumat ini (13/01), anandas sudah harus full berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik dengan teman, guru, lebih-lebih kepada tutor. Mahkamah Bahasa telah ditegakkan dan akan ada sanksi bagi yang ketahuan berkomunikasi dengan selain bahasa Inggris.

Hal ini mungkin dirasa memberatkan, tapi ini merupakan tradisi dalam pembelajaran bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare. Membiasakan peserta didik menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.

Tradisi yang lain adalah belajar di luar ruang, di alam terbuka. Anandas baik ikhwan maupun akhwat dipersilahkan memilih sepeda lalu bersepeda bersama tutor masing-masing. Sungguh mengasyikkan bersepeda keliling kampung di pagi hari. Menyaksikan aktifitas warga desa dan sesekali diiringi sapaan dan senyuman. Menghirup segar udara pagi pedesaan dan merasakan aroma rerumputan. Juga ditemani kicau beburungan mulai dari prenjak, kutilang, tekukur hingga suara berat burung bubut yang bertengger di rumpun bambu.

Anandas ikhwan berkumpul di halaman penggilingan padi untuk melakukan speak contest adapun anandas akhwat belajar speaking di The Meadow, sebuah hamparan lapangan rumput luas yang dihiasi pemandangan matahari terbit di sela Gunung Kelud.

Anandas belajar dengan riang dan ringan. Ini adalah sebentuk kecil pertolongan Allah SWT pada hamba yang mendekatiNya. Memudahkan ilmu meresap sebagaimana mudahnya oksigen terhirup dalam tubuh kita. []