KAWAH CANDRADIMUKA ITU BERNAMA INSANTAMA

0
636

KAWAH CANDRADIMUKA ITU BERNAMA INSANTAMA

Oleh: Dwi Kurniawati (Ketua FOSIS SMPIT Insantama) dan Cut Putri Cory

Perkenalkan, Kami, saya Dwi Kurniawati dan suami Abdul Hamid, orang tua dari Rachma Syaufina Hamid (Alumni Angkatan Grafity 2016), Dina Syauqina Hamid (Alumni Angkatan Bizartium 2019), Rizqa Zakiyuna Hamid (8E) dan Daima Dzikrina Hamid (6A).

Mengenal Insantama, adalah sebuah garis hidup yang sangat saya syukuri. Suatu fase yang membawa kami, saya dan keluarga ke arah yang lebih baik.

Tahun 2007, Rachma, putri sulung kami terdaftar sebagai siswi SDIT Insantama angkatan 7. Masya Allah…
Alhamdulillah kami sudah ditunjukkan Allah tempat ini. Putri kami dicintai, disayangi oleh guru-guru dengan sepenuh hati. Kami saksikan sendiri bagaimana interaksi beliau-beliau dengan putri kami. Rasa syukur tiada terhingga membuncah dalam hati. Putri kami jadi pribadi yg santun, rajin shalat, rajin mengaji. Putri kami juga menjadi pribadi yang sederhana dan mandiri di bawah bimbingan beliau-beliau ini. Kami syukuri itu semua. Alhamdulillah wa syukurillah.

Rasa puas dalam hati, menjadi alasan kami untuk menitipkan putri-putri kami selanjutnya. Setelah SD, kami memutuskan untuk menitipkan kembali putri-putri kami di SMPIT Insantama. Bukan hal akademis yang kami cari. Tapi keselamatan akhlak yang menjadi prioritas kami. Keyakinan kami, ketika kita menjadikan akhirat sebagai tujuan, insya Allah dunia ada dalam genggaman. Insya Allah nilai akademis bisa mengikuti. Dan lagi-lagi, kami bersyukur telah memilih tempat yang tepat. Jargon Sekolah Calon Pemimpin membuat putri-putri kami ditempa jiwa dan raganya menjadi pribadi yang lebih baik.

Alhamdulillah, Allah memberi kesempatan pada saya ikut bergabung di FOSIS, Forum Silaturahmi Orang Tua Siswa. Sekolah selalu melibatkan FOSIS dalam setiap kegiatan pembinaan di Insantama. Sehingga saya bisa ikut menyaksikan secara langsung proses pembinaan siswa. Bagaimana sulitnya siswa mendirikan tiang bendera dari rotan saat Permata, bagaimana susahnya siswa mewawancarai responden saat LMT3, bagaimana beratnya medan yg harus ditempuh siswa ketika LMT2. Kesulitan-kesulitan yang akan melahirkan pribadi-pribadi tangguh dan pantang menyerah.

Hal lain yang sangat berkesan di benak kami, adalah sikap independen guru-guru di SMPIT Insantama. Pernah saya ingin memberikan sedikit makanan kepada salah seorang guru, karena sehari sebelumnya beliau kehabisan ketika di IMD (Insantama Market Day). Tetapi masya Allah beliau tidak bersedia menerima karena merasa tidak berhak. Padahal saya tidak bermaksud apapun. Masya Allah. Dan kejadian seperti ini tidak hanya sekali. Selain itu totalitas guru dalam mendidik ananda juga tidak diragukan lagi. Bahkan beliau-beliau bersedia meluangkan waktu memberi pelajaran tambahan di luar jam belajar tanpa imbalan dari kami. Masyaa Allah. Ketegasan dan sikap independen guru-guru di SMPIT Insantama memang layak dijadikan teladan.

Sepuluh tahun lebih mengenal Insantama, bukan hanya kelebihan yang kami temui. Tak jarang kami menemui kekurangan di sana sini. Tapi Insantama selalu membuka diri untuk setiap perbaikan dan penyempurnaan. Hal inilah yang membuat kami merasa nyaman di sini.

Sebagai penutup, kami mengajak kepada sesama orang tua siswa, mari kita “TITIP” putra-putri kita, kita ikuti aturan sekolah dan mari kita nikmati prosesnya. Karena dengan menikmati prosesnya, kita akan bersyukur dengan apa yang dicapai putra-putri kita.

Kami juga mengajak Anandas semua. Nak, ayo ikuti segala peraturan di sekolah, ikuti semua proses pembinaannya karena kalian akan merasakan manfaatnya nanti ketika kalian sudah tidak di Insantama lagi.[]

#SMPIT.Insantama
#Sekolah.Calon.Pemimpin