Generasi Shalih wal Mushlih, Generasi Peduli

0
253

Tak sekadar menempa siswa menjadi pribadi yang shalih, namun sekaligus menempa siswa menjadi pribadi yang mushlih (mengajak orang lain menjadi shalih), itu salah satu misi penggemblengan peserta LMT-3 (Leadership and Management Training-3) yang diperuntukkan bagi siswa kelas 8 SMPIT Insantama. Dilaksanakan dengan berkemah selama 3 hari 2 malam, 5-7 Oktober 2022. Mengambil tempat di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.

Menempa diri untuk menjadi pribadi yang shalih wal mushlih, ini seiring dengan wejangan bapak M. Adhi Maretnas (Dirlak SIT Insantama) saat acara pelepasan rombongan LMT-3, bahwa seorang muslim sejati itu selalu menempa dirinya untuk menjadi penuntun yang selalu memberi teladan yang baik, sekaligus mampu menjadi pemimpin yaitu selalu mengajak kepada kebenaran dan kebaikan yang diridhai Allah Swt. Oleh karena itu selama LMT-3 berlangsung, para peserta harus selalu menjaga sikap dan tutur kata.

Peserta yang mampu menunjukkan sikap terbaik dan layak menjadi teladan, sudah disediakan reward serta akan dinobatkan menjadi ‘Kelompok atau Peserta Ter… Ter… Ter…’ diantaranya; Terdisiplin, Terjujur, Terberani, Terbersih, Terpeduli, Tergercep dan lain-lain. Sebaliknya jika ada peserta yang melontarkan kata-kata yang terkategori forbiden words dan sikap yang tidak mengedepankan adab Islam, tentu nantinya ada punishment yang bersifat ta’dib atau edukatif.

Sebagai bukti bahwa para peserta sedang berproses menjadi pemimpin, maka harus ditempa kemampuannya dalam amar makruf nahi munkar. Oleh karena itu, dalam kesehariannya peserta LMT-3 selalu diasah untuk bersikap saling peduli dalam mengajak kebaikan sekaligus mencegah kemungkaran. Selain itu, para peserta dilatih untuk memberikan kuliah tujuh menit (kultum), yaitu memberikan taushiyah setiap bakda shalat wajib 5 waktu. Uniknya, rumah panggung dari kayu dan beranaktanggakan bambu “disulap” menjadi mushala tempat shalat dan kultum sekaligus base camp akhwat.

Pada senja hari, matahari pun mulai tenggelam dalam “dekapan” malam, beautiful night pun terpancar. Dari ketinggian rumah panggung nampak View gemerlap kerlap-kerlip lampu kota dari kejauhan, terlihat sangat indah.

Sambil menikmati beautiful night di hari pertama LMT-3, mencoba flash back ke penyampaian kultum bakda shalat dzuhur oleh Khayra Dymita, ananda menyampaikan kultum tentang ‘Bekerja keras, Allah Swt hapuskan dosa’. Dengan suara bass-nya Khayira menjelaskan di hadapan teman-temannya “Dalam salah satu hadits riwayat Thabrani, dinyatakan bahwa “Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya”. Teman-teman, kita wajib memilih pekerjaan yang syar’i sekaligus kita harus bekerja keras demi menunaikan amanah kita dengan sungguh-sungguh”. pungkasnya.

Tampil pula dalam kultum bakda shalat asar, maghrib dan isya yaitu Hana, Kenes dan Asyla. Hana menyampaikan kultum tentang ‘Keutamaan bersosialisasi yang syar’i’. Selanjutnya Kenes menyampaikan ‘Keutamaan sikap sabar’. Serta Asyla menyampaikan tentang ‘Fastabiqul khayrat’. Setiap penyampaian kultum, jama’ah pun wajib menyimak dengan baik. Apabila ada yang tidak fokus, maka akan dilakukan evaluasi bahkan teguran oleh miss Tachy “Nak, tadi kultumnya membahas tentang apa ?”. Kalimat tanya untuk recheck apakah peserta menyimak atau tidak terkait kultum yang telah disampaikan. “Membahas fastabiqul khayrat berlomba dalam kebaikan miss” seru para peserta akhwat.

Gerimis pun turun, seiring closing acara evaluasi bakda isya’. Makan malam dengan soto ayam Lamongan yang hangat pun siap tersaji, hasil masakan para peserta sendiri.

Semoga semua ilmu dan pengalaman yang telah diterima oleh para peserta LMT-3 angkatan Jaisyan ini barakah, hingga terlahir generasi shalih wal mushlih. Bukan generasi egois, namun sebaliknya generasi yang peduli akan keshalihan diri dan peduli untuk men-shalihkan orang lain.[]