Bersyukurlah!

0
765

Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Kedua Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping

Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin

Hari Kedua puluh enam,

(Alhamdulillah Ramadhan 4 Cm lagi…)

  1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.

Surat dari Alumni

Bersyukurlah!

Muhammad Imaduddin Siddiq
Alumni Pendidikan Profesi Setara S2 Universitas Pajajaran Bandung,
Alumni S1 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,
Alumni Angkatan Pertama SDIT, SMPIT dan SMAIT Insantama
Alumni LKMA Goes to Malaysia, 2012

================================================================

Thursday, May 9, 2013
Lima Siswa Indonesia Dikirim ke Amerika

Rabu, 8 Mei 2013

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Lima siswa Indonesia akan dikirim ke ajang Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2013 di Arizona Amerika 12-17 Mei. Mereka diseleksi secara ketat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Intel Indonesia. Kelima siswa berprestasi itu adalah Jopvita Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari, Rosinta Handinata (SMA Tarsisius), Hani Devinta Sari (SMA Negeri 63 Jakarta), dan Muhammad Imaduddin Siddiq (SMAIT Insantama Bogor).

Dalam ajang tetrsebut mereka akan dibagi dalam tiga kelompok, yg masing-masing mempresentasikan proyek penelitian mereka berjudul “Having Fun Learning about Coral, Magic Test Paper: Formaldehyde Tes Kit Derived from Natural Bluie Pigment of Clitoria ternatea Flower Extract” dan “Utilization of Eggshell Weste as Ant Repellent for Bio-plastic Food Packaging.”

Deva Rachman, Director of Public Affairs Intel Indonesia mengatakan, kelima siswa berprestasi tersebut akan berada di Amerika Serikat untuk berkompetisi dan menunjukkan inovasi ilmiah mereka bersama 1.500 pelajar lain dari seluruh dunia. “Ini adalah inisiatif sangat baik. Saya sangat senang melihat anak-anak muda ini memperoleh kesempatan untuk memperlihatkan kemampuan mereka di bidang inovasi dan sains di tingkat internasional,” kata Dubes AS untuk Indonesia Scot Marciel.

Wamendikbud Musliar Kasim mendorong para siswa tersebut meraih prestasi gemilang di tingkat dunia. “Asal ada kemauan pasti akan berhasil baik,” katanya seraya mengharapkan Indonesia juga bisa setara dengan negara-negara lain di dunia.

Untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan, Pemerintah menyediakan program beasiswa mulai dari tingkat SD sampapi perguruan tinggi. “Nanti tidak ada lagi anak-anak berprestasi yg tidak bersekolah. Semua harus bersekolah,” katanya.

=================================================================

Efek Samping Pembinaan Menyeluruh, Mewakili Indonesia ke Amerika

Perjalanan dalam bidang Kegiatan Ilmiah memang bukan serta merta kemauan diri sendiri. Hal, ini tak lepas dari dorongan dan bantuan orang di sekitar saya. Terkhusus, guru. Berkat beliaulah, pertama kali menawarkan hal ini kepada saya, saat itu beliau menawarkan acara LKPS semacam lomba karya tulis yg diadakan oleh Kelompok KIR Jaksel (KIRJAS). Awalnya memang saya tidak berminat, namun karena dorongan beliau dan keinginan saya tuk melihat dunia luar, perkembangan temen-temen di sekolah lain, akhirnya saya bersama keempat teman lainnya menyanggupi tuk mengikutinya dan alhamdulillah akhirnya tim kami mendapatkan juara 3 dalam lomba tersebut.

Pengalaman pertama kali ini sangat menegangkan buat saya dan teman-teman yg terlibat. Kenapa? Panjang ceritanya, karena ini ternyata dijadikan ‘pertaruhan’ buat angkatan saya, angkatan pertama di SMA waktu itu.  Maklum angkatan pertama, semua serba sederhana, kegiatan pembinaan kesiswaan juga mengikuti proses kami sendiri. Sampai-sampai ada yg menyebut kami adalah angkatan percobaan… hehehe.

Singkat cerita, waktu itu memang ada cukup banyak dari kami yg tidak pede. Ada banyak pertanyaan menghunjam di kepala kami? Bagaimana nasib kami kelak setelah lulus? Bisakah kami kuliah seperti yg lain? Bisakah kami kuliah di kampus-kampus favorit di negeri ini? Dan sederet lagi pertanyaan ‘gak jelas’ dari kami. Pokoknya serba maklumlah. Akhirnya itu tadi Guru mendekati kami untuk ikut lomba karya tulis level Jabodetabek sebagai ujicoba. Nah usut punya usut, ternyata ini juga nyambung dengan strategi dari yayasan, khususnya di Direktorat Kesiswaan , bagaimana caranya agar siswa SMA angkatan ini muncul kepedeannya. Salah satu cara instannya adalah dengan mengalahkan SMA paling favorit di kota hujan ini. Kalau mengalahkan secara keseluruhan jelas tidak mungkin, karena kita baru terbit sementara mereka sudah malang melintang puluhan tahun, maka satu-satunya cara mengalahkan mereka ya di ajang kompetisi… dan kita, kami, guru dan yayasan bersepakat bulat bahwa kita akan kalahkan mereka di ajang lomba karya tulis itu. Guru dan yayasan sangat pede waktu itu, karena kita punya guru yg mumpuni dan militan di bidang itu, kita juga punya yayasan yg terus mendorong untuk berprestasi, dan kita juga punya anak-anak yg siap ‘berkorban’ menjadi ‘klc’ percobaan.  Hehehe.  Kloplah!

Akhirnya, kita kirim dua tim, satu tim ikhwan satu lagi tim akhwat. Alhamdulillah keduanya masuk final. Persiapan pun semakin dimatangkan. Workshop dan simulasi lomba pun digelar. Semua yakin kita bisa tembus di juara 1 sd. 3. Bahkan Direktur Kesiswaan (Dirsis) saat itu menyatakan keyakinannya bahwa kami akan menyabet juara 1 dua-duanya, setelah mengikuti rangkaian simulasi. Apalagi setelah kami semua membandingkan tema tulisan yg diangkat dibandingkan dengan finalis lainnya. Beliau menyebut bahwa tema yg dibawa oleh tim saya dan tim akhwat punya filosofi kuat dan unik. Diferensiasi dg finalis yg lain jg sangat kuat.  Tentu semua dengan izin dan pertolongan Allah swt.

Saat lomba pun usai, hasilnya tim saya meraih juara 3 dan tim akhwat the best speaker.  Apapun ulasannya, kami semua sujud syukur. Dan sesampainya di sekolah, kami langsung diberondong pertanyaan oleh Pak Dirsis. Katanya, “Apapun hasilnya, di mata sekolah, kalian tetap juara 1! Nah yg penting sekarang, dimana posisi  SMA negeri favorit yg menjadi benchmark kami itu?” Setelah dicek, ternyata sekolah itu ada jauh di bawah kami. Sontak, beliau langsung menyatakan, “mulai saat ini kalian tidak punya lagi alasan tidak pede, karena kalian sudah mengungguli sekolah nomor satu di kota ini! Ayo sumangat!”  Wah, semangat kami pun kembali membuncah. Semua semangat !

Waktu pun terus berlanjut, tak disangka, saya akhirnya diamanahi sebagai Ketua ekskul Peneliti Muda Kelompok Ilmiah Remaja (PEMIKIR; KIR yg ada di SMAIT Insantama) tuk periode pertama. Ya, mungkin dalam benak saya, tidak ada yg mau lagi, jadi terpaksa saya yg terpilih. Kegiatan demi kegiatan coba saya jalani dan setelah mendapat amanah tersebut, saya semakin lebih nyaman dan senang menjalani sebuah siklus baru dalam hidup saya. Ya saya merasa, Insantama mulai masuk jalur prestasi ilmiah. Karenanya, yayasan terus mendorong agar kemampuan ilmiah yg sudah dimiliki ini diteruskan hingga level nasional! Sebuah tantangan sekaligus dorongan buat saya dan juga teman-teman.

Momen Bersejarah, Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI Ke-44
Pertengahan Februari 2012 saya mendapatkan informasi lomba LKIR LIPI Ke-44 dari salah satu pengurus OSIS. Karena memang lomba ini sejalan dengan ekskul yg saya ikuti, akhirnya berdiskusilah dengan pembina PEMIKIR dan akhirnya diputuskan tuk mengikuti lomba skala nasional tersebut. Setelah itu ekskul kami mempersiapkan lomba ini dengan serius, lagi-lagi kami bersyukur dengan hadirnya pembina kami yg terus men-support kami. Sebelas  proposal tuk LKIR LIPI pun dikirim. Saya single fighters alias tanpa teman dalam tim saya. Alasannya cukup simpel, biar gak repot tuk diskusinya, karena suara cuma satu ya saya sendiri. Akhir Juni 2012, pengumuman proposal terbimbing pun diumumkan. Awalnya saya memang gak terlalu yakin dengan hasilnya, namun alhamdulillah akhirnya dari PEMIKIR lolos 3 tim, dan saya salah satunya, yaitu di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT). Sebuah pencapaian yg luar biasa saat itu. Karena yg lolos dari Kota Bogor juga terbilang sedikit.

Lolosnya terbimbingnya proposal saya di LKIR LIPI Ke-44 ini, berakibat pada terpangkasnya waktu libur kenaikan kelas, kala itu. Libur selama 2 minggu harus saya habiskan di dalam Laboratorium Surfactant and Bioenergi Research Center  (SBRC) LPPM IPB. Namun akhirnya dengan hal itu, saya semakin enjoy dan senang menggeluti hal tersebut, saya bisa belajar banyak dari kakak peneliti di sana, kakak mahasiswa IPB yg sedang mengerjakan skripsinya dan lain sebagainya. Lalu saya sedikit lebih tau beberapa peralatan Lab, cara pengunaannya dan lain sebagainya. Walau, memang perjalanan penelitian Bioplastik Anti Semut ini mengalami beberapa kendala, tetapi dengan hal itu membuat saya semakin yakin tuk terus mencoba.

Akhirnya, setelah penelitian ini rampung, kemudian hasil dikirim, dan alhamdulillah,  dari 3 tim, 2 tim lolos ke tahap finalis, termasuk saya menjadi salah satunya. Akhirnya, setelah 3 hari berjibaku di tahapan final, presentasi-gelar poster, dan alhamdulillah lagi-lagi ketika pengumuman pemenang LKIR LIPI ke-44 saya mendapatkan Juara III bidang Imu Pengetahuan Teknik (IPT). Tentu hal itu di luar prediksi saya sebenarnya. Sujud syukur lagi. Keluarga besar Insantama merespon hasil ini. Hasil yg sangat membahagiakan kami semua untuk umur sekolah yg masih sangat belia ini.

Selesai? Belum.

Awal September 2012 seluruh pemenang LKIR dikumpulkan kembali, dan ternyata akan ada persiapan lanjutan sekaligus proses seleksi tuk membentuk Indonesian Team di ISEF 2013 yg akan dilaksanakan di Phoenix, USA Mei 2013 mendatang. Setelah melalui proses penyempurnaan, tak disangka, saya terpilih tuk mengikuti ISEF 2013 di Phoenix USA, Mei 2013. Sungguh, sama sekali tidak menyangka akan hal itu, tentu ini adalah berkat rizki dan amanah Allah yg diberikan pada saya.

Prestasi demi prestasi pun terus ditorehkan oleh angkatan demi angkatan. Ajang nasional hingga internasional. Finalis LKIR LIPI juga sudah menjadi tradisi ilmiah. Bahkan dari lomba Kirjas se-Jabodetabek itu, muncul ajang bergensi nasional SMENTION.  Sekolah terus berbenah, yayasan terus mendukung.  Alhamdulillah wa syukurillah.

Itulah sekelumit dari sedikit yg sudah saya dapatkan. Bila melihat proses pembinaan wajib yg diberikan, mulai dari LDK 1, LDK 2, LKMM, dan LKMA. Maka, saya simpulkan hal di atas adalah sedikit hasil dan dampak secara langsung yg saya rasakan dari perkembangan saya. Ternyata, berkat pembinaan yg saya dapatkan di bangku SMA juga memberikan banyak manfaat di dunia perkuliahan. Kecintaan saya terhadap ilmu pengetahuan, penelitian, berorganisasi, serta yg terpenting adalah kesadaran akan kewajiban berdakwah menjadi modal penting yg saya dapatkan. Terima kasih guru-guru, segenap yayasan, dan seluruh pihak yg berkontribusi akan perkembangan diri dan kualitas diri. Semoga kebaikan selalu tercurah kepada mereka semua. Aamiin.

Nah, adik-adikku sekalian…

Bersyukurlah kita ada di sekolah yg memberikan seluruh kemampuan terbaiknya pada kita. Terbatasnya sarana ekspresi luar ruang, seperti lapangan bukan penghalang bagi kita untuk berprestasi. Karena faktanya, deretan prestasi akademik dan non akademik level nasional bahkan internasional dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun sudah membuktikannya, alhamdulillah.

Bersyukurlah kita memiliki alumni yg bermental pejuang dan pemimpin sejati. Masuk ke perguruan tinggi negeri yg disebut favorit pun juga sudah terbukti. Bahkan sudah banyak yg berhasil menembus kuliah di berbagai belahan dunia, ada  Mesir (30 alumni), Arab Saudi, Turki, Jerman, Jepang, Malaysia, Australia. Tak hanya kuliah, tapi tetap dan terus menjadi sosok-sosok yg berpengaruh dalam kebaikan, mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru di dalam dan luar negeri. Alhamdulillah.

Bersyukurlah kita pun memiliki kakak-kakak kelas yg bermental pejuang dan mandiri, mampu menaklukkan berbagai negara dalam agenda LKMA. Malaysia (2012), Malaysia dan Singapura (2013), Australia (2014), Jepang (2015), Belanda dan Jerman (2016), Turki (2017), New Zealand (2018), Mesir dan UEA (2109), dan menyusul Korea (2020/2021) dan seterusnya insya Allah. Alhamdulillah.

Bersyukurlah kita memiliki adik-adik kelas yg meski masih berseragam putih biru tapi telah mampu membantu problem solving masyarakat dengan metode analisis SWOT sederhana di desa-desa yg belum maju di sekitar Bogor dalam program LMT 3. Juga kakak-kakak kelas yg meski masih berseragam putih abu-abu tapi sudah mampu membantu problem solving masyarakat dengan metode analisis SWOT yg lebih rumit di desa-desa yg belum maju di Provinsi Jawa Barat, seperti di pedalaman Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya dalam program LKMM. Mereka telah menjelma menjadi konsultan remaja bagi pembangunan desa. Alhamdulillah.

Bersyukurlah kita memiliki adik-adik kelas yg meski masih berseragam putih merah tapi sudah mampu melakukan perjalanan penuh kemandirian dan unjuk prestasi di ITB dan UPI tanpa kehilangan sosok keceriaan sebagai anak-anak. Bahkan mengaduk-ngaduk perasaan jamaah saat mengisi kultum bada subuh di Masjid Salman ITB. Sesuatu banget. Alhamdulillah.

Bersyukurlah kita punya Umi Abi yg terus mendoakan, mendukung dan melakukan apa saja yg terbaik demi keberhasilan kalian di dunia dan akhirat. Mereka hanya inginkan satu hal, kalian menjadi anak sholih dan sholihah. Mengapa? Karena tidak akan pernah ada pemimpin sejati yg cakap, berakhlak, amanah dan menjadi teladan bagi yg lain kecuali ia adalah anak sholih dan sholihah bagi Umi dan Abinya.  Alhamdulillah.

Bersyukurlah atas semua hal yg ada pada kita dulu, sekarang dan nanti. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah…

Dan… bersyukurlah, saat ini kita semua berkumpul di rumah bersama Umi dan Abi, kakak dan adik didukung penuh sekolah dan boarding untuk tetap meneruskan belajar di rumah. Belajar bersama Umi dan Abi.

Teruslah semangat meraih prestasi.

Alhamdulillah
Luar Biasa
Allahu Akbar
Yess

 

Pesan Cinta dari Allah Swt :

  1. Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
  2. Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.