Akhlak Para Juara

0
182

O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) adalah ajang kompetensi siswa antar sekolah dalam bakat olahraga. Pada tahun ini, SDIT Insantama perdana mengirimkan siswa-siswinya untuk mengikuti even tersebut.

Hal itu pun terkesan mendadak, di tengah kesibukan para guru yang sedang mempersiapkan PAT. Namun, dengan mengucap basmallah kepala sekolah dan tim menejemen memilih beberapa siswa untuk ikut dalam even tersebut. Kepala sekolah pun menunjuk guru yang akan melatih siswa-siswi yang akan mengikuti lomba. Ustaz Imam, pelatih taekwondo, pelatih tapak suci dan pelatih catur yang mengambil dari luar, mereka yang mendapat tugas untuk melatih.

Adapun siswa-siswi yang mengikuti O2SN adalah, lomba bulu tangkis Nail Adwa Muqoffa (kelas 3), lomba atletik: Muhamad Azam Hilal (kelas 4) dan Siti Nazwa Priyatna (kelas 3), lomba beladiri: Alfian Aliyy Purnomo dan Desma Wilmaniar Ros (kelas 4), lomba tapak suci, Muhamad Naqib Adilah (kelas 3), lomba renang Dwicky Fatian Rahardjo (kelas 2) dan Tsaqif Sulthan Fatahillah ikut lomba catur. Semuanya sangat semangat untuk berlatih, walau perdana mereka ikut.

Pelaksanaan O2SN dilakukan pada Rabu, tanggal 31 Mei 2023. Diawali upacara pembukaan lomba, dihadiri para kepala sekolah dan guru yang mewakili setiap sekolah. Berbeda dengan SDIT Insantama, yang belum ada kelas 6, bahkan sebagian besar yang mengikuti lomba kelas 3. Sedangkan dari sekolah lain, terlihat dari posturnya banyak siswa dari kelas 5 dan 6.

“Seru banget ustazah, Ana dapet pengalaman. Dapet temen baru juga di sana,” seru Adwa, saat berkumpul dengan salah satu guru yang memberi hadiah, karena perjuangan mereka.

“Pas selesai lomba Ana nangis, karena kaget sebelumnya, Ana gak pernah berantem. Tapi seru sih.” Naqib bercerita penuh semangat, sambil mengenang dapat serangan dari lawan saat lomba.

“Deg-degan. Sampe di tengah-tengah lomba Ana minta izin buat pipis.” Alfian tidak mau kalah untuk bercerita pengalaman pertamanya.

“Waktu tanding Ana kurang power. Makanya kalah. Karena Ana takut nyakitin lawan, enggak tega.” Desma pun angkat bicara, menambah seru suasana.

“Di tempat lomba Ana banyak ngucap istigfar, karena banyak yang buka aurat”.

MasyaAllah dari komentar anak-anak tergambar kalau mereka anak yang baik, berakhlak baik, tidak mau menyakiti orang, terbiasa tidak melihat aurat.

Walau hanya membawa satu piala, juara 3 catur, tetapi mereka sudah memperlihatkan usaha terbaik. Hal itu menjadi pengalaman berharga bagi mereka bisa mengikuti lomba. Mereka para juara dapat menunjukkan keberanian, mengalahkan rasa takut, malu, dan malas. Terlebih saat mereka berlatih, siswa lain pulang, beristirahat, atau main, sedangkan mereka masih di sekolah untuk berlatih.
Mereka para juara, mengedepankan usaha, tawakal akan hasil, dan tetap mengedepankan akhlak mulia. Semoga kelak mereka menjadi anak yang shalih.[]