Suka Cita dan Tangis Haru di Panggung Perpisahan Haflatul Wada’ Zaviariz dan Alhazen

0
822

Suka Cita dan Tangis Haru di Panggung Perpisahan Haflatul Wada’ Zaviariz dan Alhazen

Penulis: Mila Sari

Setiap pertemuan akan sampai pada ujungnya. Namun perpisahan yang paling indah adalah perpisahan yang dapat meninggalkan kesan indah pula dalam setiap hati insan yang pernah kita temui meski berbagai proses telah mewarnai setiap perjumpaan itu. Dan semoga setelah perpisahan, akan ada pertemuan yang lebih indah dan lebih bermakna di tempat dan kondisi yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Alhamdulillah, panggung perpisahan Haflatul Wada’ IBS (Islamic Boarding School) Insantama saat ini kembali digelar, tepanya pada Selasa/22 Juni 2021 sebakda ashar waktu Jakarta dan sekitarnya.

Hampir sama dengan tahun sebelumnya, Haflatul Wada’ kali ini kembali diselenggarakan via zoom meeting, namun ada juga on the spot bertempat di aula SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) Insantama. Meski begitu, acara pelepasan santri tahun ini, angkatan Zaviariz dan Al-hazen berlangsung haru dan penuh khidmat. Terlebih saat diputar video perpisahan dari para muaddib dan muaddibah untuk para anandas dan video kaleidoskop yang memperlihatkan aktifitas para anandas dari awal masuk boarding hingga berakhirnya seluruh aktifitas kebordingan, tidak sedikit air mata haru dari para anandas, orang tua, muaddib dan muaddibah serta seluruh hadirin tak dapat terbendung lagi.

Tak lupa pula, Ustadz M. Ismail Yusanto selaku ketua yayasan YIC (Yayasan Insantama Cendekia) pusat dalam nasehatnya, berpesan pada para anandas yang diwisuda agar tetap berupaya menjadi muslim yang sejati. Karena menjadi muslim sejati bukanlah sebuah pilihan tapi keharusan yang mesti kita lakukan sebagai seorang mukmin yang beriman. Beliau juga kembali mengingatkan tentang peran penting dan fungsi IBS Insantama, di antaranya sebagai berikut:

1. Untuk memperkuat tsaqafah dan aqidah Islam
2. Sarana membumikan tilawah dan tahfidz agar interaksi kita semakin dekat dengan Al-Qur’an
3. Living Islam, sebagai sarana untuk menjalani hidup sesuai dengan ketentuan Islam setiap waktunya, agar senantiasa terikat dengan hukum Syara’
4. Long life education, pendidikan sepanjang masa sebagai manusia pembelajar
5. Memahamkan pada kita semua bahwa kebiasaan itu lahir dari proses pembiasaan yang ada dalam bi’ah shalihah yang selama ini dijalani di boarding
6. Mengajarkan hidup berjama’ah untuk terlatih menjadi pemimpin ansharullah karena hakikat menolong Allah Swt adalah menolong agama Allah Swt sebagai bentuk memperjuangkan agama Allah Swt oleh muslim yang sejati

Buya Muhibudin selaku mudir ‘am IBS Insantama juga berpesan lewat sebuah hadits yang beliau bacakan:

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

Artinya: “Setiap hamba akan dibangkitkan (di hari kiamat) sesuai dengan (kondisi) ia dulu telah mati.” (HR. Imam Ahmad dan Muslim)

Penjelasannya: setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi terakhir kematiannya.

Di samping itu, beliau juga berpesan kepada para anandas dan hadirin semua untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt dengan melakukan hal sebagai berikut:

1. Menaati Allah Swt dan senantiasa bersyukur pada-Nya dengan tidak meng-kufuri segala nikmat tersebut dengan perbuatan maksiat
2. Menunjukkan nikmat tersebut dengan rasa bahagia dan perasaan senang
3. Senantiasa menjaga kualitas ibadah, mengingat-Nya dengan keta’atan dan meninggalkan kemaksiatan.

Semoga setelah perpisahan ini, para anandas bisa tetap menjadi pribadi yang terbaik dengan bekal syakhshiyah dan tsaqafah Islam yang telah terbentuk. Menjadi pribadi yang unggul dengan identitas muslim yang melekat pada dirinya dan tetap memprioritaskan Allah Swt dalam setiap pilihan yang akan diambil untuk dijalani dalam kehidupan ini. Sebab itulah kunci sukses para anandas di dunia ini hingga di akhirat kelak. Melewati setiap anak tangga kehidupan dengan senantiasa berharap kepada ridha Allah Swt semata.

Dengan ini, tunai sudah amanah kami di boarding bagi para anandas, baik angkatan Alhazen maupun Zaviariz, namun bukan berarti berpisah pula segalanya. Nama-nama para anandas akan senantiasa mewarnai do’a-do’a kami. Para anandas akan selalu ada di hati kami. Berkabarlah nak atas setiap anak tangga yang sukses kalian jalani dan jangan ragu menanyakan setiap hal atau meminta pendapat pada kami bila sekiranya ada hal yang antum ragukan di luar sana. Kalian akan tetap menjadi bagian dari kami, kini dan selamanya.[]