PesWis SMPIT Insantama; The Finishing Touch

0
245

PesWis SMPIT Insantama; The Finishing Touch

Penulis: Irfah Zaidah

“Betapa pun gemilangnya kesuksesan masa depan seseorang di dunia, tetaplah dunia itu hanya sementara, sedangkan akhirat itu selamanya. Oleh karena itu, jangan pernah korbankan masa depan akhirat hanya untuk dunia yang sementara saja”.
(Ustadz Ir. M. Ismail Yusanto, M.M ketua Yayasan Insantama Cendekia)

“Antum bersekolah hingga belasan tahun 16 tahun… 17 tahun atau berapa tahun pun itu, demi apa nak ?”. Tanya Ustadz Ismail memecah keheningan, sebagai prolog pada sesi ‘Islamic Booster’ PesWis (Pesantren Wisuda) Angkatan Ghazior, di hari kedua Selasa 31/05/22.
“Demi masa depan”. Sahut ‘Ghazior’.
Ustadz Ismail merespon “Tentu masa depan yang cerah kan ya ?, bukan ‘MaDeSu’ Masa Depan Suram, bukan lho ya !”. Demikianlah cara Ustadz Ismail ‘bikin on’ para peserta PesWis. Saat prolog, peserta diajak ‘mikir’ agar ‘melek’, fokus, konsentrasi dan interaktif. Sebuah ‘trik’ yang jitu dari beliau, sosok pembicara nasional bahkan internasional. Terbukti para peserta PesWis pun jadi ‘melek’ dan tetap ‘on’ meskipun berada pada zona waktu qaylullah ‘bobo’ siang 11.00-12.00 WIB. Angin pun berhembus lembut, semilirnya menyejukkan suasana, berpadu dengan keceriaan para peserta PesWis bertempat di Aula HPGW (Hutan Pendidikan Gunung Walat) kecamatan Cibadak, kabupaten Sukabumi.

“Antum semua insyaa Allah akan lulus dari SMPIT Insantama, kemudian melanjutkan belajar pada jenjang yang lebih atas. Perhatikan langkah-langkah berikut ini, agar antum sukses dunia akhirat dimana pun antum melanjutkan sekolah. Jaga dan istiqamah-lah terhadap langkah-langkah ini agar tidak mengalami MaDeSu: Pertama; Jaga aqidah antum: Aqidah Islam (tauhidullah). Kedua; Jadilah manusia yang mandiri, termasuk memiliki kesadaran tentang kemandirian dalam melaksanakan syariat. Misal; untuk ikhwan, shalat subuhnya jangan menunggu dibangunkan oleh orang tua, keluarga atau orang lain. Antum harus mandiri dan berinisiatif menjaga waktu-waktu shalat. Dan untuk akhwat, berjilbab-lah sempurna dimana pun antum nantinya meneruskan sekolah setelah dari SMPIT Insantama ini. Istiqamahlah dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban.
Ketiga; Jadilah hamba-hamba Allah Swt yang memiliki sikap tanggung jawab; ‘Taat mendapat surga, Tidak taat tempatnya di neraka’. Gigihlah untuk taat agar antum meraih surga !”.

Ustadz Ismail mengajak para peserta PesWis berkontemplasi, tentang perbedaan muslim dan kafir: (1). Aqidahnya, (2). Pola pikirnya, (3). Tingkah laku/perbuatannya, (4). Cara berpakaiannya, (5). Cara bergaulnya, (6). Cara memecahkan seluruh problematika hidupnya.

Ustadz Ismail memperkuat penjelasan beliau dengan dalil-dalil berikut ini, para peserta PesWis pun semakin tersentuh;
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Apalah artinya dunia ini bagiku?! Apa urusanku dengan dunia?! Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya.
(HR. Ahmad)

Allah Swt berfirman;

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ

Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. Al Hasyr: 20)

PesWis merupakan ‘The Finishing Touch’ sentuhan terakhir, dilakukan layaknya moment ‘menempelkan tanda QC (Quallity Control)’. Pengertian secara umum, Quality Control (QC) adalah proses pengecekan dan pengujian yang dilakukan untuk mengukur serta memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh suatu instansi atau perusahaan.

“PesWis ini penting, sebagai bentuk tanggung jawab manajemen sekolah dan guru-guru antum menghantarkan proses belajar antum hingga ke garis finish. Sebagai langkah untuk memastikan antum memang layak untuk menjadi Generasi Pemimpin Ansharullah”. Tegas Ustadz Ismail, dengan afirmasi yang optimis dan penuh semangat.

“Ghazior !” seru Ustadz Ismail di hadapan para peserta PesWis yang duduk infishal (terpisah) antara ‘Ghazior’ ikhwan dan akhwat.

‘Ghazior’ pun merespon dengan menyuarakan yel-yel khas Ghazior, disertai gerakan-gerakan yang energic dan penuh arti;
“We are the golden heroes ! Awesome, Zavious, Religious ! We rise ! We thrive ! Forever will fight ! Allahu Akbar !”

Ustadz Ismail menegaskan kembali “Dunia sementara, akhirat abadi selamanya !”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR. Muslim no. 2868).[]