Dynamic Session PesWis SMPIT Insantama; Wejangan Pamungkas Stake Holder Insantama

0
370

Dynamic Session PesWis SMPIT Insantama; Wejangan Pamungkas Stake Holder Insantama

Penulis: Irfah Zaidah

“Nasihat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki. Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia. Engkau juga merasa sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermuamalah (bersikap baik) dengan mereka sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.” (Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 2:400)

Aura berlimpah berkah dan nasrullah (pertolongan Allah Swt) sangat kental terasa di acara Pesantren Wisuda (PesWis) Angkatan Ghazior ini. Betapa tidak berbagai kemudahan yang memuluskan acara ini, membuat lapang hati para guru, lega, dan rasa syukur hanya tertuju kepada kemahabesaran Allah Swt. Salah satu halnya adalah kehadiran secara rombongan 12 bapak-bapak dan ibu-ibu YIC (Yayasan Insantama Cendekia), semuanya memberikan wejangan berharga pada hari kedua (Selasa, 31/05/22 di siang yang cerah namun sejuk 13.00-15.00 WIB) kepada ‘Ghazior’ yang tak lama lagi akan menjadi alumni ke 13.

Ustadz M. Arif Yunus hadir memberikan wejangan yang pertama di acara yang diberi brand ‘Dynamic Session’ dengan kemasan talk show tersebut;

Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قال الله عز وجل : و عزتي لا أجمع لعبدي أمنين و لا خوفين , إن هو أمنني في الدنيا أخفته يوم أجمع فيه عبادي , و إن هو خافني في الدنيا أمنته يوم أجمع فيه عبادي

“Allah Ta’ala berfirman: “Demi kemuliaanKu, aku tidak akan mengumpulkan untuk hambaKu dua rasa aman dan dua rasa takut. Siapa yang merasa aman terhadap diriKu di dunia ini, maka Aku akan jadikan ketakutan nanti pada hari kiamat. Dan jika ia merasa takut kepada Ku di dunia ini, maka Aku akan berikan keamanan untuknya pada hari Aku kumpulkan hamba-hambaKu pada hari kiamat.”” (HR. Abu Nu’aim)

Usai menyitir hadits di atas, Ustadz Arif pun menguraikan wejangan;
“Mumpung antum masih muda, harus berhati-hati dalam bersikap. Taat-lah kepada Allah Swt. Ingat nak, jangan berpikir karena usia masih muda maka antum merasa usia masih panjang. Pergunakan masa muda dengan sebaik-baiknya. Arti seorang sahabat adalah saling menasihati dalam ketaatan. Angkatan Ghazior adalah generasi penakluk untuk menegakkan peradaban yang hebat di masa depan”. “Allahu Akbar !”, pekik takbir ‘Ghazior’ pun bergema di Aula HPGW (Hutan Pendidikan Gunung Walat) kecamatan Cibadak, kabupaten Sukabumi itu.

Yang menarik pada sesi ini, Ustadz M.Rahmat Kurnia selaku Dirdik YIC mengajak semua yang hadir untuk memanjatkan pujian kepada Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw;

“Hasbi robby jalaLlah
Ma fi qalby ghayruLlah
‘Alal hadi shallaLlah
La ilaha illaLlah”. Ustadz Rahmat memandu semua yang hadir untuk melantunkan puji-pujian yang sekaligus doa berisi afirmasi positif seorang muslim, sebuah pengukuhan tauhidullah; Cukup bagiku Allah Yang Maha Tinggi – Tidak ada yang lain di hatiku kecuali Allah Swt – Atas petunjuk Rasulullah Saw – (Kita bertauhidullah) Tiada Ilah selain Allah. Nyeeeessss ! Suasana hati semua yang hadir pun terasa adem, tenang, tenteram, bahagia berpadu haru. Gayung bersambut, Ibu Dedeh Wahidah isteri beliau pun memberikan wejangan tentang resep sukses dunia wal akhirat dengan mengupas QS. Al Ashr; Jika manusia tak mau merugi dunia wal akhirat lakukan 3 hal: Beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Ibu Dedeh menjelaskan dengan lembut, beliau salah satu Bunda Asuh sekaligus RnD (Research and Development) YIC.

Hadir pula dalam kesempatan yang monumental dan special bagi ‘Ghazior’ ini Ibu-ibu RnD lainnya; Ibu Mustaqimah, mengingatkan tentang wajibnya bersyukur atas normalnya kembali KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Bentuk rasa syukur itu harus dibuktikan dengan tak henti belajar. Beliaupun berpantun “Bunga Mawar Bunga Melati – Terus Belajar Jangan Berhenti !” . “Cakeeeeep !” , sahut ‘Ghazior’ serentak bersemangat dan ceria. Tak kalah antusias Ibu Zulia Ilmawati selaku Ketua RnD YIC pun tak lupa memberi ucapan selamat kepada ‘Ghazior’; “Selamat kepada Angkatan Ghazior yang telah ‘menikmati’ proses selama belajar di Insantama. ‘Ghazior’ jadilah generasi yang pantang putus asa sesuai filosofis nama angkatan antum. Jagalah nama baik sekolah, guru-guru, terutama jagalah citra antum sebagai muslim dimana pun berada. Bunga Mawar Bunga Melati – Insantama tetap di Hati !”. Tepuk tangan pun bergema ke sudut-sudut ruangan, tanda bersetuju.

Selanjutnya, Ibu Retno Jayanti pun memberikan wejangan; Anak-anak dipilihkan sekolah terbaik SMPIT Insantama, itu sebagai bukti bahwa setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik kepada putra-putrinya. Pada sesi ini, Ibu Retno pun berharap dan berdoa “Semoga antum mampu membuktikan apa yang menjadi harapan orang tua antum semua; Menjadi anak-anak yang shalih-shalihah, Generasi Pemimpin Ansharullah”. Disambut pekik takbir Pak Ageng selaku host acara, dan diikuti serentak oleh hadirin. Pada kesempatan ini pula ananda Ghania Nursulwana tampil ke depan untuk curhat dan mendapat pelukan dari Ibu Retno, begitu mengharukan. Ananda, mendapat hadiah sajadah istimewa dari Ibu Retno.

Tak ketinggalan Ibu Dewi Diana Sopiah pun memberikan wejangan ‘sufistik’, beliau memantik dengan sebuah pertanyaan “Anak-anak, untuk sukses kita butuh …. ? Siapa yang bisa menjawab yuk cung !”. Dengan sigap Rizka ‘Ghazior’ akhwat menjawab “Allah !”. Masyaa Allah, jawaban Rizka ternyata tepat. Selanjutnya Ibu Dewi memberikan ‘oleh-oleh’ kepada ‘Ghazior’ Rumus 3T agar sukses dan diridhai Allah Swt dalam menjalani perjuangan hidup ini; T pertama, selalu minta diTemani Allah. T kedua, Titip pikiran agar diberi Taufik oleh Allah. T ketiga, Tawakkaltu ‘alaLlah.

Ibu Ratna Dumilah turut memberi wejangan; “Kita ini sama di hadapan Allah Swt. Dan kita harus saling mendoakan kebaikan. Masa depan antum insyaa Allah masih panjang, antum masih butuh tuntunan. Teruslah untuk mengingat bahwa menuntut ilmu itu ibadah yang hukumnya fardhu. Oleh karena itu “Buah semangka buah kedondong, semangaaat dong !”

Tiba pada giliran Ustadz Mashudi selaku Dirmanas, memberi wejangan yang kompak dengan isteri beliau Ibu Eni Retno M; Ilmu harus selaras dengan amal. Al ‘ilmu lil ‘amal, seperti pohon yang berbuah pasti membawa manfaat. Janganlah ilmu itu ‘mandeg’ hanya sebatas teori belaka, tanpa diamalkan. Inilah yang dinamakan kesia-siaan. Ilmu tanpa amal, ini bahaya karena nanti harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Wejangan pun terus bergulir berlimpah berkah untuk ‘Ghazior’ yang tetap semangat menyimak. Tak mau ketinggalan fastabiqul khayraat, Ustadz M. Adhi Maretnas Harapan selaku Dirlak memberi wejangan bahwa kepemimpinan dan peradaban di masa depan ditentukan oleh peran dan perjuangan para pemuda, termasuk ‘Ghazior’. Ibu Noor Hendrawati, isteri beliau pun mendukung wejangan Ustadz Adhi “Oleh karena itu jadilah antum generasi pemimpin yang selalu bertaqwa kepada Allah Swt dimana pun antum berada ‘Ittaqillah haytsuma kunta !””.

Jelang akhir acara, dibuka ‘Question and Answer’, Alifah pun bertanya tentang semakin maraknya ‘Islami Phobia’ apa upaya generasi muda ?. Ustadz M. Ismail Yusanto berkenan menjawab pertanyaan tersebut. Sekaligus sebagai closing sesi ini, Ustadz M. Ismail Yusanto selaku ketua YIC memberikan pesan yang mendalam dan sangat kebapakan “Pada hakikatnya, antum adalah anak-anak kami”. Beliau melanjutkan wejangan bahwa ‘Ghazior’ punya masa depan gemilang, jangan terjebak pada masa depan suram yaitu hidup tidak taat kepada aturan Allah SWT, hidup yang tidak berorientasi ridha Allah Swt, hidup tidak mementingkan akhirat. Last minutes, Ustadz Ismail mengingat wiseword;

“Tidak perlu lah engkau ikut tenggelam, untuk tahu laut itu dalam !”
(Buya Hamka)

Sebuah wejangan pamungkas yang mewanti-wanti agar generasi muda yang hidup di masa kini tidak terjebak pada suatu perilaku yang ‘berbuah’ celaka, suram dan merugikan di masa depan (dunia wal akhirat).[]