Pesantren Wisuda ALHAZEN (ANGKATAN IX SMAIT Insantama): Sentuhan Akhir dan Kerinduan yang Terobati

0
398

Pesantren Wisuda ALHAZEN (ANGKATAN IX SMAIT Insantama): Sentuhan Akhir dan Kerinduan yang Terobati

Penulis: Uun Sundari

Lama tak bertemu. Akhirnya kerinduan hati terobati. Sekalipun pada sentuhan akhir, tak mengapa. Datang dari berbagai daerah, bahkan dari ujung pulau negeri ini.

Tak biasa kegiatan Pesantren Wisuda (Peswis) 2021. Sangat Istimewa! Menghadirkan siswa kelas XII Alhazen-Angkatan IX SMAIT Insantama melengkapi kelulusan. Menyatukan kembali jiwa, hati, dan pikiran yang terserak.

Senin, 31 Mei 2021, Resort Saung Dolken menjadi saksi. Bangunan kayu yang unik namun tetap kekinian. Berada di tengah kota namun bernuansa desa, lokasi yang asri dan indah, seakan mewakili indahnya persahabatan yang telah bertahun terjalin. Siswa kelas XII kembali menikmati kebersamaan dalam persahabatan secara nyata. Setelah lebih dari 1 tahun stay at home alias BDR, kali ini mereka dipertemukan. Dengan cara hybrid yaitu offline bertemu langsung, maupun online virtual zoom.

Untuk offline, ada rangkaian syarat yang harus dipenuhi sebagai upaya untuk berkumpul secara aman selama kegiatan; izin orang tua, bersedia tes swab dengan hasil negatif dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Setelah dinyatakan aman, berangkat secara bertahap menuju lokasi.

Acara dipandu oleh pak Sonny dan pak Andi. Duo MC yang tak asing bagi Alhazen. Di awali pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh anandas Albaradi dan saritilawah oleh ananda Hummam. Membacakan surat Al-Hujurat 9-10 makna ukhuwwah-pun semakin meresap kuat dalam relung jiwa.

Tujuan Peswis adalah pembekalan menghadapi kehidupan selanjutnya selepas dari Insantama. Perlu sentuhan akhir yang mencerahkan dan menggugah melalui rangkaian materi yang berbobot dari pembicara yang hebat.

“Overcoming the Challenges”, materi perdana yang disampaikan oleh Ustadz Dr. M. Rimun Wibowo. Beliau memberikan panduan mengatasi berbagai tantangan dari mulai masalah finansial, sosial, intelektual, fisik, spiritual, hingga masalah emosional. Bagaimana seseorang mampu mengaitkan antara waktu dan aktivitasnya. Di antaranya ada 5 perkara: Sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, muda sebelum tua, hidup sebelum mati. Inilah ajaran Islam yang sudah di sampaikan Rasulullah jauh-jauh hari.

Dilanjutkan dengan pembekalan ke 2 oleh Ustadz Dr. M. Rahmat Kurnia. Namun sebelumnya coffee break terlebih dahulu. Para peserta menikmati jamuan snack lezat yang disiapkan panitia, sambil istirahat santai sejenak. Alhazen pun saling bercengkerama dengan sesamanya melepas kerinduan dengan tetap memperhatikan prokes.

Ustadz Dr. Rahmat Kurnia menyampaikan “Personal Integrity dan Achievement”. Konsisten tak tergoyahkan menjunjung nilai-nilai keyakinan dan prinsip. Bahwa Insantama sekolah yang telah mengajarkannya. Berupa: akidah, pikir-amal-tujuan, kemudian evaluasi-introspeksi-solusi. Banyak hal yang didapatkan dan dirasakan Alhazen, hingga memunculkan pertanyaan di antara mereka bagaimana supaya bisa istiqamah.

Ustadz Rahmat langsung mengeksplor Alhazen secara individu, dengan cepat mengalir jawaban dari ananda: Niat karena Allah, selalu berpegang teguh kepada hukum syara, mencari lingkungan yang baik, yakin pada kemampuan diri, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa ananda sudah memiliki jawaban, tinggal membuktikan dalam kehidupan.

Setiap sesi materi selalu didahului video perjalanan Alhazen di Insantama. Mengingat perjuangan mulai menginjakkan kaki di Insantama hingga di ujung kelulusan. Bagaimana mereka berupaya mewujudkan mimpi besarnya dengan segala proses yang kadang kala berpeluh keringat dan uraian air mata. Kelak, bayangan itu akan membekas kuat dalam kehidupan.[]