Pengalaman Baru Kelas Tujuh Di INSANTAMA

0
1378

Pengalaman Baru
Kelas Tujuh Di INSANTAMA

Penulis: Nadindra Aliyah Putri Savuwan

Jum’at 6 juli 2018 adalah hari pertama ana masuk ke Boarding SMPIT Insantama Bogor. Dan tentu saat itu belum terjadi wabah COVID-19, jadi kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan secara offline bahkan dalam bentuk kegiatan outing dan visiting.

Kesan pertama ana ketika melihat boarding Insantama itu benar-benar bagus dan nyaman.

Di hari pertama ana boarding itu bertemu dengan beberapa muaddibah (pembina boarding) yang sangat ramah. Ana juga bertemu teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia.

Setelah seminggu tinggal di asrama, ana sudah mulai membiasakan diri untuk mengikuti jadwal dan kegiatan yang padat.

Selain itu, ana juga sudah mengikuti Masa Ta’aruf Siswa Insantama di sekolah, atau yang dikenal dengan SATU Insantama. Kegiatan ini benar-benar unik dan berbeda dari sekolah lainnya. Ana diajarkan tentang adab dalam agama islam, seperti adab terhadap guru, adab terhadap ilmu, dan adab terhadap kerabat.

Tidak hanya itu, di awal masa pembelajaran juga diadakan kegiatan Leadership Management Training 1 (LMT 1). Dalam kegiatan ini kami dilatih untuk menentukan apa mimpi besar yang harus kami raih di masa depan. Banyak nasihat dari ibu-ibu Forum Silaturahim Orang Tua Siswa (FOSIS) SMPIT INSANTAMA dan tausiyah singkat dari beberapa ustadz. Ada pula bimbingan dari Pak Ageng yang menyampaikan presentasinya mengenai mimpi besar.

Beberapa minggu kemudian ada lagi kegiatan yang tak kalah serunya dengan LMT 1 tadi, yaitu Leadership Management Training 2 (LMT 2). Kali ini kita akan melakukan perjalanan mengelilingi Kota Bogor untuk memutuskan rantai gajah, yaitu istilah untuk sesuatu rintangan yang rasanya tidak mungkin untuk dilewati. Dimulai dari sekolah kami tercinta, menuju Kebun Raya Bogor, melalui jalan yang berliku-liku dan akhirnya kembali lagi ke sekolah. Dan di LMT 1 ini para peserta hanya membawa bekal 2 buah pisang, air campur madu, 2 telur rebus, dan 2 gula merah, dan ternyata khasiatnya sangat luar biasa untuk menambah tenaga kami.

Dengan mengandalkan kekuatan fisik masing-masing dan tentunya disertai dengan doa dan semangat yang besar, akhirnya kami berhasil menempuh jarak sekitar 60 km dengan berjalan kaki. Ketika sampai di sekolah kami disambut dengan meriah oleh kakak kelas dan guru-guru yang membuat kami semua lupa dengan rasa lelah yang kami rasakan.

Di akhir tahun 2018 ana bersama teman satu angkatan ana berkunjung ke BMKG Kota Bogor. Disana ana banyak belajar tentang alat-alat untuk mengukur cuaca, langkah-langkah dalam menggunakan alat-alat tersebut, juga istilah-istilah di dalam BMKG. Karena lokasinya terbuka, dan kebetulan cuaca sangat cerah, kami cukup kepanasan dan gerah selama belajar. Tapi itu tidak mengurangi semangat belajar kami.
Tidak terasa, ana sudah satu semester bersekolah di SMPIT Insantama Bogor.

Di awal semester genap ada kegiatan Perkemahan Duta Insantama (PERMATA) selama 3 hari 2 malam. Dalam kegiatan ini, kami dilatih management packing dan self management. Pada kegiatan ini ana terpilih menjadi ketua kelompok. Ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi ana. Kami berangkat ke lokasi naik mobil jemputan milik sekolah. Selama perjalanan ana mengajak teman kelompok ana untuk membuat yel-yel. Setelah sampai di lokasi, kami harus bergotong-royong mengangkut sarung yang berisi perlengkapan untuk berkemah, tapi itu tidak membuat kami mengeluh. Justru menjadi pengalaman baru bagi kami. Pada sesi jelajah medan, kami di beri tantangan saat menjelajahi area di sekitar lokasi perkemahan. Dan ketika sampai di pos empat dan lima, kami diwajibkan untuk merayap di lumpur dan terjun ke kolam. Kami juga diwajibkan untuk menangkap belut dan kodok di dalam ember. Banyak dari kami yang menjerit geli. Di hari kedua kami harus menyelesaikan tantangan mendirikan tiang bendera dari rotan. Dengan kekompakan dan kesabaran, akhirnya tiang bendera itu berhasil berdiri dengan tegak.

Malam harinya adalah jadwal akhwat jurit malam. Kami dibangunkan jam setengah 3 malam untuk melaksanakan shalat tahajud. Setelah itu kami dipersilahkan untuk berjalan terpisah dan mengikuti petunjuk yang ada. Ketika ana melewati orang-orangan sawah, tiba-tiba ada yang menyentuh kaki ana dari belakang. Tentu saja ana kaget dan merinding, tapi ana tidak peduli dan langsung melanjutkan perjalanan. Selanjutnya adalah sesi muhasabah diri.

Itulah kisahku setahun bersekolah di SMPIT Insantama, yaitu kelas 7 Alhamdulillah ….

*Penulis adalah siswa kelas 9
SMPIT INSANTAMA BOGOR

Editor: Irfah Zaidah