Mengenal Panahan Insantama (Sejak November 2018 hingga Juni 2022)

0
354

Mengenal Panahan Insantama
(Sejak November 2018 hingga Juni 2022)

Penulis: Eko Agung Cahyono

Klub panahan Insantama awalnya merupakan inisiasi dari Direktur Pelaksana (Dirlak) SIT Insantama, Bapak Muhammad Adhi Maretnas, pada sebuah pertemuan santai yang terdiri dari beberapa tim manajemen SIT Insantama dan kepala sekolah.

Saat itu Pak Dirlak, panggilan Bapak Adhi Maretnas, menugaskan Eko Agung Cahyono (akrab dipanggil Agung) untuk merancang terbentuknya klub panahan yang akan menjadi wadah bagi para siswa mengekspresikan dirinya di olah raga ini. Pak Dirlak menunjuk Agung karena pengalamannya sebagai atlet panahan saat masih sebagai mahasiswa IPB. Ia juga peraih medali perak nomor beregu pada Kejuaraan Panahan Indoor Nasional antar Mahasiswa di tahun 1999.

Pak Dirlak meminta agar kegiatan panahan dimulai dari jenjang SMAIT terlabih dahulu. Dan meminta Kepala SMAIT Insantama, Sri Mego Pertiwiguno (Pak Uno), agar turut membantu memfasilitasinya. Pak Uno memutuskan panahan menjadi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) baru di SMA.

Sebelum ada inisiasi itu, kegiatan panahan di Insantama awalnya adalah aktivitas siswa yang tergabung dalam kegiatan kepanduan SMPIT Insantama. Saat itu R. Triana, S.P sebagai pembina kegiatan kepanduan/pramuka memasukkan kegiatan memanah yang harus diikuti oleh setiap siswa. Dengan peralatan sangat sederhana, memanah tetap mengasyikkan bagi mereka.

Pada November 2018, dimulailah latihan panahan bagi para guru. Dengan harapan mencetak para pelatih yang berikutnya akan membimbing ekskul panahan dengan melatih siswa. Ada sepuluh guru yang mulai giat berlatih minimal dua kali dalam sepekan.

Saat itu pelatih para guru adalah Widodo Sumarsono, seorang pelatih senior yang sudah puluhan tahun melalang buwana di dunia panahan. Tak hanya ekspert sebagai pelatih, namun juga seorang seniman panahan yang sangat kreatif dan inovatif, melampaui usia senja yang disandangnya.

Belum genap dua bulan sejak awal latihan, Mbah Dodo (panggilan akrab Widodo Sumarsono) telah menantang anak latihnya untuk ikut turnamen, dengan syarat harus mencapai skor minimal 300 poin (dari total 360 poin). Maka terjunlah dua guru untuk mengikuti turnamen pertama yang diselenggarakan oleh Perpani (Persatuan Panahan Indonesia) Cabang Kota Depok pada 23 Desember 2018.

Pada 8 Februari 2019, Kepala Sekolah SMAIT Insantama didampingi Eko Agung Cahyono menghadap Ketua Perpani Bogor, Rizal Barnadi, untuk mendaftarkan diri sebagai klub panahan di bawah pembinaan Perpani.

Tak lama berselang dari itu, latihan panahan bagi siswa mulai dibuka. Saat itu proses pembelajaran memasuki semester genap di tahun ajaran 2018/2019. Dan tak kurang dari 24 siswa yang mendaftarkan diri mengikuti ekskul panahan. Sehingga pada awalnya anggota klub panahan berjumlah 34 orang yang terdiri dari unsur guru dan siswa SMAIT Insantama.

Di bawah bimbingan Mbah Dodo sebagai pelatih utama dan beberapa guru sebagai asisten pelatih, anggota klub begitu rajin berlatih. Didulung pula bantuan Kepala SMAIT Insantama yang luar biasa sehingga klub memiliki peralatan dan perlengkapan yang cukup memadai dalam tempo kurang dari satu semester, baik peralatan panah maupun lapangan.

Terbentuklah pengurus klub pada periode pertama yang terdiri dari Pak Uno (pembina), Pak Badri ketua klub), Bu Yuni (bendahara), Pak Adit (sekretaris), Mbah Dodo (pelatih), Coach Agung, Coach Tri, Coach Yuni dan Coach Windi (asisten pelatih).

Yang membuat para pengurus semakin melaju mengelola klub juga tidak terlepas dari seratus persen dukungan dua direktur SIT Insantama sekaligus, Direktur Pelaksana dan Direktur Manajemen Aset sehingga para archer memiliki dua lapangan berlatih, Gedung Olah Raga (GOR) Ukhuwah untuk outdoor dan auditorium untuk indoor.

Setidaknya ada lima kejuaraan panahan yang diikuti oleh para archer yang tergabung di Klub Panahan Insantama (Panatama) pada tahun pertama berdirinya klub panahan. Diantaranya Kejuaraan D’Kandang Perpani Kota Depok (Desember 2018), Legacy Tournament Depok (Mei 2019), Bogor Open Archery Champion 3th-President’s Rolling Cup (Juli 2019), National Indoor Archery Competition-IPB (September 2019) dan Tauhid Archery Champion (Desember 2019).

Pada kejuaraan terakhir inilah, lima siswa SMAIT Insantama menjajal kemampuan mereka bertanding dengan puluhan atlet dari berbagai klub se-Jabodetabek. Dan Alhamdulillah berhasil menjuarai kategori umum sebagai Juara 1 dan 2, atas nama Ananda Fatiha (kelas XI) dan Sofi (kelas X). Satu guru, satu ilmu bertemu di aduan final.

Keanggotaan klub semakin diperluas dengan pembukaan jadwal latihan baru bagi delapan guru SMPIT dan SDIT yang juga dipersiapkan menjadi pelatih di unit masing-masing. Mereka mulai menarik busur pada Oktober 2019.

Selama dua tahun kegiatan klub berhenti karena pandemi. Namun semangat para archer tak pernah mati. Selama vacum dari latihan itu, para guru berbenah untuk konsolidasi dan pembaruan organisasi. Meski duka tak bisa dihindari karena guru panahan kami Mbah Dodo telah berpulang ke Rahmatullah pada 1 November 2021. Betapa bangga kami bisa menimba ilmu, meneguk pengalaman dari Sang Maestro yang begitu rendah hati dan tulus memberi.

Kini di bawah pimpinan Coach Triana, Klub Panatama semakin tertata dan rapi. Proses penerimaan anggota klub baru, pembentukan penanggung jawab ekskul panahan di tiap unit, latihan rutin bagi siswa dan guru dengan jadwal terpisah, hingga kompetisi internal antar anggota klub menjadi program yang terus dikawal.

Pada awal Juni 2022 Pak Uno mengirim dua perwakilan klub untuk mengikuti Pelatihan bagi Pelatih yang difasilitasi oleh Ketua Bidang Pelatihan Perpani Kota Bogor dengan nara sumber dari Pengurus Perpani Propinsi Jawa Barat. Begitu lega, Panatama telah memiliki dua pelatih bersertifikat. Alhamdulillah.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

اللهْوُ في ثلاثٍ : تأديبُ فرَسِكَ ، و رمْيُكَ بِقوسِكِ ، و مُلاعَبَتُكَ أهلَكَ

“Lahwun (yang bermanfaat) itu ada tiga: engkau menjinakkan kudamu, engkau menembak panahmu, engkau bermain-main dengan keluargamu”
(HR. Ishaq bin Ibrahim Al Qurrab [wafat 429H] dalam Fadhail Ar Ramyi no.13 dari sahabat Abud Darda’, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 5498 ).[]