Liqo Syawal Mengingatkan Kembali pada Kesucian

0
1100

Liqo Syawal Mengingatkan Kembali pada Kesucian

Penulis: Sonny Lazuardi

Kertas yang dahulu penuh coretan itu kini dihapus menjadi lembaran baru nan bersih. Keceriaan mewarnai hati di kala manusia “bersih” kembali kepada fitrahnya. Sehingga mudah menjadi manusia taat. Setelah sebulan lamanya berpuasa di bulan Ramadhan, saatnya kembali pada kesucian kepada Allah maupun sesama. Kepada manusia dengan saling bermaaf-maafan.

Pada hamparan rumput hijau nan luas kami segenap civitas academica SMAIT Insantama berkumpul di Kebun Raya Bogor pada kegiatan Liqo Syawal 1443 H Rabu, 11/5/2022.

“Bersama dalam Ukhuwah, Istiqomah dalam Ketaatan.” Itulah tema yang diusung dalam kegiatan tersebut. Di dalamnya selain untuk saling bermaafan adapula tausiyah untuk mengingatkan, sharing pengalaman siswa dan guru untuk keakraban, tukar kado untuk berkasih sayang, game untuk keseruan, foto bersama untuk kehangatan dan sebagainya. Kesyahduan lantunan ayat Suci Al-Qur’an terdengar dengan langgam qiroati yang begitu indahnya di bawah pohon besar dibacakan oleh Ananda Nandang (XII-2) dan Nabil (X-2).

Kepsek, bapak SM.Pertiwiguno (pak Uno) memberikan sambutannya  mengatakan, “Pastikan bahwa sudut pandang kita tepat dengan keimanan kita kepada Allah.” Bersyukurlah kepada Allah, dalam musibah saja kita dapat bersyukur sekalipun hal yang dianggap buruk, namun itulah yang terbaik. Bila Allah bukakan tabirnya maka ada hal baik memang untuk kita. Demikian hikmah tausiyah.

Adapun tausiyah Ustadz Tatang Mukhtar mengingatkan, selama Ramadhan kita ditempa puasa dan berbagai ibadah untuk menjadi taat dan bersih diri kembali pada fitrah (Idul Fitri). Juga, silah ukhuwah bagaimana hubungan antar sesama muslim, diperhatikan. Terlebih bila ada hubungan darah (silaturahim), bila memutuskannya akan dilaknat Allah, naudzubillah!

Dengan halal bi halal, saling memaafkan berjabat tangan maka kesalahan terhadap sesama akan terhapuskan, menjadi manusia yang ber-Idul Fitri seusai ibadah shaum Ramadhan.

Menukil dari Anas bin Malik ra, Ust Tatang berpesan:
“Seorang mukmin itu memiliki 5 hari raya, yaitu (1) setiap hari yang dilalui oleh seorang mukmin sementara ia tercatat tidak berdosa pada hari tersebut, maka itu adalah hari raya baginya.
(2) hari ketika seorang mukmin wafat meninggalkan dunia dengan membawa iman, maka itu adalah hari raya baginya.
(3) hari ketika seorang mukmin melewati jembatan shirath dan selamat dari huru hara hari kiamat, maka itu adalah hari raya baginya.
(4) hari ketika seseorang mukmin memasuki surga, maka itu adalah hari raya baginya.
(5) hari ketika seorang mukmin melihat Tuhannya, maka itu adalah hari raya baginya.

Berlanjut sharing pengalaman bagi peserta ketika libur dan berlebaran. Siswa dan guru tampil ke depan bercerita hal yang dialami, dengan doorprize coklat Silverqueen yang diberi secara langsung. Hmm… Lezatos! Tak ketinggalan kegiatan saling memberi hadiah alias tukar kado dilakukan. Kegiatan yang menyenangkan bagi peserta Liqo Syawal. Mereka dapat berbagi dengan aturan yang sudah ditentukan. Kemudian langsung dibuka ditempat. Bila mendapat barang yang disukai, semakin menyenangkan.

Kealfaan manusia dengan sesamanya dapat dihapus dengan meminta maaf dan bersalam-salaman. Selama masih ada kesempatan bermaafan maka ini momen yang tak boleh terlewatkan, sebagai inti kegiatan Liqo Syawal. Seluruh peserta saling bermaafan, berbaris dengan rapi bersalaman siswa dengan guru.

Di akhiri dengan game dan foto bersama sebagai pelengkap suasana seru yang menyenangkan sebelum peserta Liqo Syawal menikmati kegiatan bebas di Kebun Raya ini.

Semoga kegiatan Liqo Syawal atau Halal bi halal ini menjadikan kami kembali pada “kesucian” baik kepada Allah maupun sesama, ibarat bayi yang terlahir dari orang tuanya. Aamiin.[]