Liqo’ Syawal 1444 H SIT Insantama Bogor; Terapkan Rumus Persaudaraan, Agar Tak Muflis

0
413

“Kita wajib menjaga hablum minannas itu, sama baiknya dengan hablum minallah”.
(Ir. M. Ismail Yusanto, MM, Ketua Yayasan Insantama Cendekia Bogor)

“Jangan sampai staf dan karyawan bersikap tidak amanah, atau pun menyalahgunakan profesi dan tugasnya demi keuntungan pribadi”. Ustadz Ismail mengingatkan 320 staf dan karyawan Insantama plus keluarganya, bertempat di Auditorium Insantama yang sudah dihias cantik dengan balon-balon dan pernak-pernik bernuansa lebaran dengan dominasi warna hiasan hijau, gold dan hitam. Rona bahagia di tengah suasana ceria pun terpancar dari wajah-wajah sivitas Insantama beserta keluarga Selasa, 2 Mei 2023. Alhamdulillah acara berlangsung lancar dari jam 08.00-12.00.

Waktu terus bergulir, Ustadz Ismail pun mewanti-wanti, bahwa tidak ada manusia yang sempurna, manusia tempatnya salah dan lupa. Terkadang antar staf atau karyawan terjadi salah paham dan tak luput dari salah dan khilaf, namun janganlah disikapi dengan saling melanggar kehormatan yang berujung pada terjadinya pertikaian bahkan perpecahan yang berdampak buruk pada soliditas kinerja.

Lebih jauh, Ustadz Ismail menyitir sabda Rasulullah Saw: “Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?”. Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda”. Sabda Nabi: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku datang dihari kiamat membawa salat, puasa dan zakat. Dia datang pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka (HR. Muslim).

Dari hadits di atas, ada tiga tipe orang yang bangkrut di akhirat kelak sehingga amal baiknya tidak cukup untuk menutupi keburukannya.

“Rugi dan bangkrut di dunia, sepanjang Allah Swt masih karuniakan waktu, umur dan kesempatan, maka insyaa Allah manusia masih dapat mengupayakan keuntungan dan kejayaan itu kembali. Yang ngeri itu, rugi dan bangkrut di akhirat”. Ustadz Ismail pun memungkasi tausiyah.

Semoga kita semua terhindar dari berbuat dzalim, berupa pelanggaran terhadap darah, harta dan kehormatan orang atau pihak lain, agar hidup berkah di dunia dan tidak muflis di akhirat kelak. Aamiin.[]