Kreatifitas dan Inovasi Guru, ‘Pengusir’ Kantuk Siswa di KBM Siang
Penulis: Irfah Zaidah
“The Mediocre teacher tells. The Good teacher explains. The Superior teacher demonstrates. The Great teacher inspires.” -Guru yang biasa-biasa saja hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu mendemonstrasikan/mempertunjukkan. Sementara guru yang hebat bisa memberikan inspirasi-.
(William Arthur Ward, Penulis & Motivator Dunia)
Kreativitas dan inovasi dalam KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) guru tentu sangat membantu dalam penyampaian materi pelajaran kepada para siswa sehingga mereka merasa excited, merasa ada tantangan, merasa ada yang baru, menarik, fokus, konsentrasi, interaktif, fast responsif dan tidak jenuh atau merasa pelajarannya membosankan.
Kita pun pernah kan berada pada posisi sebagai siswa yang diajar, tentu kita akan merasa lebih fresh saat guru kita kreatif dan inovatif saat mengajar sehingga menyebabkan pembelajaran menyenangkan bagi para siswa.
Semenjak diterapkannya PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) di SMPIT INSANTAMA, adanya pembelajaran jam siang yang biasanya kami sebut sebagai ‘Jam mapel ke 3 (13.00-13.40) dan ke 4 (13.40-15.00)’ memacu para guru SMPIT INSANTAMA untuk berkreasi dan berinovasi agar siswa bisa ‘Melek’ dengan fresh dan menimbulkan kesan menyenangkan, sehingga siswa tak gampang melupakan pelajaran yang telah diajarkan oleh guru dan merindukan untuk belajar kembali.
‘Melek’ di sini memiliki 2 target: Kreatifitas dan inovasi guru membuat siswa ‘Melek’ dalam arti siswa bertambah ilmu, pengetahuan serta pengalamannya. Dan ‘Melek’ dalam arti lain yaitu siswa tidak mengantuk bahkan tertidur saat pembelajaran siang.
Harus ada “pengusir” kantuk belajar sesi siang. Caranya adalah satu sisi; guru berupaya untuk tampil se-atraktif dan se-demonstratif mungkin, sehingga bisa ‘yaltafitu nadhar’ -menjadi pusat perhatian siswa-. Di sisi yang lain, siswa dibuat aktif dan berfokus pada eksplore potensi diri agar muncul kompetensi. Bonusnya, siswa bisa tetap fresh, bugar karena terus bergerak dan fokus, konsentrasi bisa terus terjaga sehingga siswa tidak mengantuk.
Ketika sesi siang tiba, gurupun siap beraksi. Ibu Santi, guru pengajar matematika. Pelajaran yang biasanya dianggap ‘horor’ oleh kebanyakan siswa, mampu disajikan dengan enjoy dan rileks oleh beliau, caranya dengan mengawali atau menyelingi KBM dengan aneka games dan ice breaking. Demikian pula dengan Ibu Lisna, sosok lembut, pengajar mata pelajaran IPA. Sebuah pelajaran yang bisa membuat ‘bored’ siswa. Tetapi dengan ‘sentuhan’ Bu Lisna, belajar IPA tidak membosankan apalagi mengantuk. Karena bi’idznillah Bu Lisna bisa mengeksplore curiosity (rasa ingin tahu) siswa. Sehingga untuk mengantuk pun siswa mana sempat, yang ada adalah terdorong rasa penasaran untuk ‘menyingkap tabir misteri fenomena alam’ melalui belajar IPA yang menyenangkan, semisal ‘Meneliti Kandungan Asam-Basa’, ‘Efek Rumah Kaca’, ‘Mengamati Ekosistem’ dan lain-lain.
Beda lagi dengan kreatifitas dan inovasi dari Pak Fajar, yang memang ‘berani’ untuk tampil beda. Beliau berupaya agar para siswa nyaman belajar Bahasa Indonesia, yakni mata pelajaran yang beliau ampu. Beliau, tak jarang menyajikan pembelajaran dengan tampil atraktif dan demonstratif. Terkadang tampil membawa ukulele sambil berdendang, terkadang pula tampil sebagai Barista -istilah barista digunakan untuk menyebut orang yang menyiapkan kopi, plus memiliki keahlian tingkat tinggi untuk meracik kopi-kopi yang melibatkan berbagai campuran dan ditambahkan sentuhan Art pada kopi Latte dan Espresso-. Wah, pastinya para siswa pun jadi ‘Melek’ terpesona dengan kreatifitas Sang Guru dan juga efek dari icip-icip kopinya.
Insyaa Allah, masih banyak guru yang kreatif dan inovatif lainnya di SMPIT INSANTAMA lengkap dengan keunikan masing-masing. Never Ending Innovation. []