First Impression, Ketaatan Kolektif di Masjid Pendidikan Insantama

0
809

First Impression, Ketaatan Kolektif di Masjid Pendidikan Insantama

Penulis: Cut Putri Cory

Meski saya mengajar di SMPIT INSANTAMA, saya belum pernah menjejak Maghrib, Isya, dan Shubuh di Masjid Pendidikan Insantama. Tapi saya akhirnya Allah izinkan untuk menapak kaki dan bersujud di sajadahnya yang megah.

Jelang Shubuh, setelah mengambil hikmah dari beberapa rakaat di rumah, saya berjalan kaki ditemani bulan sabit ke Masjid ini. Meski matahari masih sembunyi di balik gulita langit, tapi luar biasa Masjid ini begitu ramai dan terang benderang dengan aktivitas ketaatan. Saya sampai lupa bahwa ini belum pagi, di luar masih gelap.

Saya membaur dengan seluruh santriwati dalam Shubuh yang khidmat, posisi barisan akhwat ada di atas, lantai 3. Sedangkan ikhwan ada di lantai 2. Seolah menyimbol betapa Islam memuliakan perempuan yang dinilai tinggi karena ketaatannya kepada syariah Allah.

Esoknya saya ketagihan untuk datang ke Masjid ini. Entah kenapa magnet itu begitu kuat menarik saya untuk kembali menjejak di sana. Kali ini di waktu Maghrib, Sabtu (4/12/2021).

Apa yang tak biasa adalah pemandangan setelah shalat berjamaah, riuh bergemuruh lantunan Kalamullah di setiap sudut Masjid, menerangi lampu-lampunya yang indah dan menambah sejuk suasananya. Mereka membentuk lingkaran, ditemani seorang ustadzah dan setor menyetor hafalan Qur’an.

Saya hanya berucap mengagungkan Allah, sungguh para intelektual peradaban calon pemimpin masa depan ini tengah berada dalam nikmat Allah yang begitu besar. Masyaa Allah. Dan apa yang membuat saya kembali merasa istimewa berada di tengah-tengah mereka adalah tentang keistimewaan Maghrib berikutnya.

“Malam ini acara yang sangat penting, Santri Award, terus kami adakan agar antum terlihat potensinya. Hari ini di dunia antum berprestasi, kemudian di akhirat Allah berikan pahalaNya untuk antum. Jangan sampai hilang semangat berlomba, jangan sampai hilang kreativitas. Berlomba-lomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat,” ujar Ustadz Sanudin membuka agenda Santri Award, Ahad (5/12/2021), di Masjid Pendidikan Insantama Bogor.

Speechless. Ternyata mereka sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan ridha Allah. Masyaa Allah. Berprestasi di dunia dan akhirat, fastabiqul khairat. Dalam forum yang membuat semua wajah santriwati terlihat antusias ini, para santri akhwat dan ikhwan terpilih memenangkan kategori: teladan tahajjud, teladan shalat berjamaah, teladan shaum sunnah, teladan tahfizh, teladan taklim. Pun ada kategori untuk masing-masing kelompok kamar.

Itulah petualangan saya beberapa hari di Masjid Pendidikan Insantama. Memanglah layak tempat bersujud para intelektual ini disebut Masjid Pendidikan, karena dia menjadi saksi bagi lingkungan taat produktif yang diupayakan oleh sekolah ini.

Sebagai guru yang mengampu mata pelajaran IPS, saya memahami bahwa lingkungan berperan kuat membentuk mentalitas. Kondisi interaksi antarmanusia dan kebiasaan demi kebiasaan yang mendominasi menjadikan setiap individu “terkondisi” untuk mengikuti. Inilah yang disebut ketaatan kolektif yang berpengaruh kepada ketaatan individu.

Saya mengapresiasi seluruh ustadz dan ustadzah boarding. Allah saksi, dan bangunan yang mereka sebut Masjid Pendidikan Insantama ini pun kelak menjadi saksi, bahwa merekalah para pewaris Rasulullah yang menjadi bagian dari pembentuk ketaatan kolektif itu. Masyaa Allah.[]