Kajian Kamis Malam di Usbu’ Ta’aruf

0
315

Kajian Kamis Malam di Usbu’ Ta’aruf

Sebab-Sebab Kerasnya Hati

Penulis: Mila Sari

Memiliki hati yang keras akan menyulitkan kita untuk menerima kebenaran, sulit untuk ikhlas dan juga sulit untuk berlapang dada. Sedangkan siapa saja yang Allah Swt kehendaki untuk menerima kebenaran adalah mereka yang beruntung sebab mendapat sebuah nikmat yang tak terhingga besarnya, yaitu Allah Swt mudahkan untuk taat kepada-Nya.

Alhamdulillah Usbu’ Ta’aruf di IBS (Islamic Boarding School) Insantama berjalan lancar hingga malam ini (Kamis, 15 Juli 2021) meski aktifitas masih dilaksanakan via daring, namun hal ini tidak menyurutkan semangat para santri IBS untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Di kajian Kamis malam ini, tema yang diangkat adalah tema yang sangat luar biasa dan yang kita butuhkan semua, yaitu “Sebab-Sebab Kerasnya Hati”. Materi malam ini diisi langsung oleh Buya Muhibuddin selaku Mudir ‘Aam IBS Insantama.

Dalam pemaparannya, beliau kembali mengingatkan kepada para anandas dan kita semua untuk tetap menyucikan hati dengan terus menjalankan ketaatan kepada Allah Swt semampu yang kita bisa. Beliau juga menjelaskan bahwa hati manusia itu digolongkan dalam beberapa kondisi:

1. Hati yang sehat yang akan menumbuhkan dan menguatkan iman. Iman adalah pembenaran dengan hati dan melakukan dengan perbuatan. Hati yang sehat laksana pohon yang sehat yang menghasilkan buah yang banyak, buah yang manis dan daun yang rindang. Beliau juga menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang membinakan, yaitu kebatilan yang mengotori hati, hati yang cenderung mengikuti hawa nafsu dan hati yang ujub terhadap dirinya sendiri, sedangkan orang yang memiliki hati yang sehat akan selamat dari kedengkian dan segala macam penyakit hati

2. Hati yang sakit, yaitu kondisi hatinya orang-orang yang fasik yang tidak pernah merasakan ketenangan, selalu was-was dan merasa khawatir. Merekalah orang-orang yang berpaling dari kebenaran, padahal sebelumnya telah banyak datang bukti-bukti kebenaran kepada mereka.

3. Hati yang mati, keras seperti batu. Ini tidak bisa ditembus dengan nasihat dan bukti-bukti kebenaran sehingga tergolong kepada orang yang ingkar.

Adapun penyebab matinya hati, antara lain sebagai berikut:

1. Banyaknya melakukan aktifitas maksiat. Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka akan terdapat dalam hatinya itu noda hitam. Namun bila ia bertaubat dan meninggalkan aktifitas dosa tadi maka hatinya akan bersih kembali dan bila ia berbuat dosa lagi, maka hatinya kembali dikotori oleh noktah-noktah hingga mengotori semua hatinya.

Membersihkan hati yang sudah terkontaminasi dengan noda atau noktah-noktah hitam oleh kemaksiatan dan dosa yang sudah dilakukan tadi dapat dilakukan dengan cara taubat, zikir, membaca Al-Qur’an dan melaksanakan kebajikan-kebajikan lainnya. Bila sudah terlanjur berbuat dosa dan maksiat maka segeralah bertaubat dan kembali pada Allah Swt, jangan sampai berlama-lama berada dalam perbuatan dosa sebab itu hanya akan menjauhkan diri dari keberkahan, ampunan, kasih sayang dan ridha Allah Swt.

2. Banyak bicara yang sia-sia, tidak penting dan tidak mendatangkan peningkatan ketaatan pada Allah Swt. Sikap seorang muslim adalah meninggalkan segala yang tiada berguna termasuk bicara yang tidak ada unsur zikirnya pada Allah Swt, sebab bicara yang tidak ada unsur zikirnya pada Allah Swt akan menyebabkan kerasnya hati. Dan orang-orang yang paling jauh dari Allah Swt adalah orang-orang yang hatinya keras.

Dalam Islam, siapapun yang ingin selamat di hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Sebab semua yang kita ucapkan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di Yaumil akhir. Antara lisan nyambung ke hati dan hati erat kaitannya dengan iman. Tidak lurus iman seseorang hingga lurus hatinya, dan tidak lurus hati seseorang kecuali benar ucapannya.

3. Banyak tertawa dan bercanda
“Jika engkau mengetahui apa yang aku ketahui tentang akhirat, maka kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” (Al-Hadits)

4. Banyak makan dan banyak tidur sehingga malas ibadah dan juga malas beraktifitas, sedangkan beraktifitas itu mendatangkan keberkahan.

5. Banyak istirahat dan tidak memanfaatkan waktu dengan baik padahal dalam kondisi yang sehat dan bisa melakukan banyak kebaikan tapi tidak memilih untuk melakukan kebaikan

Semoga dengan terus menjaga semangat menimba ilmu, para santri IBS Insantama dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi pribadi yang berkepribadian Islam, cerdas dengan Islam, cinta ilmu, berprestasi dan kelak dapat berkontribusi bagi agama Islam yang mulia ini.

Wallahu ‘alam bishsawab.[]