Bersyukur dengan Enam Siswa Baru, SDIT Insantama Tuban Terus Melaju

0
657

Bersyukur dengan Enam Siswa Baru,
SDIT Insantama Tuban Terus Melaju

Penulis: Eko Agung Cahyono

Tak dipungkiri, pandemi membuat penurunan pada jumlah penerimaan peserta didik baru. Terlebih, keadaan ini dirasakan oleh kebanyakan sekolah swasta, tentu memerlukan dana yang “lumayan”.

Tidak hanya di Bogor, sebagian besar sekolah cabang Insantama yang tersebar di 21 kota pun mengalami hal yang sama, meski ada beberapa cabang Insantama yang justru mengalami peningkatan jumlah siswa baru, seperti SDIT Insantama Cabang Malang, Pangkal Pinang dan Bandung.

Orang tua beralasan tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah berlabel “IT” (Islam Terpadu), karena pembelajarannya toh masih online. “Agak sayang Pak, maka saya sekolahkan di sekolah terdekat saja. Tapi nanti insya Allah jika sudah offline, mungkin kami pindahkan anak kami, boleh kan Pak?” papar salah satu orang tua siswa alumni SDIT INSANTAMA Bogor yang datang ke sekolah saat pengambilan ijazah.

Di antara deretan cabang yang jumlah siswa barunya menurun ialah SDIT Insantama Tuban. Sekolah yang baru berjalan di tahun ke-3 ini mendapatkan 6 siswa kelas 1, sedangkan tahun sebelumnya memperoleh 13 siswa yang saat ini naik ke kelas 2.

“Alhamdulillah Pak Agung, kami masih memperoleh 6 siswa. Itu pun kami tidak membuka pendaftaran resmi di kepanitiaan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Hal ini masih mending, karena ada juga sekolah di sekitar kita yang lebih sedikit dari itu”, kata Bu Ita, salah satu guru SDIT Insantama Tuban di sela diskusi online Program Sharing dan Layanan Konsultasi antar Pusat dan Cabang, Selasa, 21 September 2021.

“Dan setelah berjalan beberapa bulan pembelajaran ini, 6 orang tua siswa kelas satu tadi menyampaikan kepada kami bahwa di Insantama meskipun online jam belajarnya benar-benar diperhatikan”, lanjut bu Ita yang juga sebagai wali kelas 1.

Subhanallah, terkesan optimis cerita sang guru di Kota Wali ini, dengan segala keterbatasannya sebagai sekolah baru, yang belum lama beroperasi kemudian dihempas gelombang pandemi, ditambah belum diijinkan resmi untuk membuka pendaftaran peserta didik baru oleh dinas pendidikan setempat, namun tak melupakan rasa bersyukur.

Para guru Insantama tetap menjalankan amanah pendidikan, meski dikungkung kesulitan. Karena mereka yakin “Inna ma’al ‘usri yusran”.[]