Santri IBS Insantama Bogor; Meneladani Jiwa Berkorban Lillah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS

0
285

Dalam rangka mengedukasi para santri IBS (Islamic Boarding School) Insantama Bogor, terkait ibadah hari raya umat Islam yang agung, yaitu Idul Adha, maka diadakan training udhiyyah. Training ini lebih jauh membahas tentang syariat hewan qurban hingga penyembelihannya.

Tepatnya Ahad, 14 Mei di MPI (Masjid Pendidikan Insantama) lantai dua, training ini dilaksanakan dan diisi langsung oleh pakar yang ahli di bidangnya, yaitu Buya Muhibuddin. Training ini berlangsung dari pukul 08.30 sampai 10.30 WIB. Saat materi telah selesai, para santri segera menuju tempat penyembelihan hewan qurban, yang disana sudah tersedia satu ekor kambing dan delapan ekor ayam.

Pada kesempatan ini, Buya Muhibuddin menjelaskan bahwa, “Hari raya Idul Adha adalah hari raya penyembelihan hewan qurban yang dilakukan pada waktu dhuha dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kisah penyembelihan hewan qurban ini anak-anak, dalam Islam bermula dari kisah Qabil dan Habil dan kisah penyembelihan nabi Ismail as oleh ayahandanya Ibrahim as yang kemudian diganti dengan seekor kibas, yaitu sejenis hewan seperti domba atau biri-biri.”

“Anak-anakku sekalian, daging dan kulit qurban tidak boleh dijual tapi diperuntukkan bagi fakir miskin atau dijual kemudian uangnya untuk fakir miskin.” Jelas beliau kemudian.

“Menyembelih hewan qurban, tidak boleh asal sembelih saja, tapi harus memperhatikan adab-adab penyembelihan. Harus dengan cara yang baik, alat yang tajam dan menyembelih dengan menyebut nama Allah Swt.” Terang beliau.

Saat penyembelihan berlangsung, tidak hanya Buya dan para ustadz saja yang melakukan penyembelihan, tapi juga para santri. Baik ikhwan maupun akhwat, dilatih untuk menyembelih hewan qurban. Buya Muhibuddin mengajarkan para santri untuk berani menyembelih hewan qurban, tentunya dengan cara yang telah disyariatkan oleh Allah Swt dalam Islam.

“Anak-anak perhatikan, kalau kambing dan sapi boleh saja akhwat (baca;santri putri) tidak bisa, tapi kalau ayam harus bisa. Bayangkan besok para istri saat ingin memasak ayam tapi tidak ada ayah atau suaminya di rumah, jadi dia harus bisa.” Terang Buya pada semua peserta yang hadir di tempat penyembelihan hewan qurban.

Semoga dengan diadakannya training dan praktik penyembelihan hewan qurban ini, menjadikan para santri semakin paham tentang urgensi qurban dan mengetahui pula tata cara penyembelihan hewan qurban yang telah disyari’atian oleh Islam. Sehingga hal ini akan bermanfaat dalam kehidupan para santri yang tidak hanya dalam kehidupan pribadi tapi juga di tengah-tengah masyarakat kelak.[]