Bahagia Membersamai Siswa

0
504

Setiap orang mempunyai kelebihan yang dapat diandalkan, tak terkecuali individu guru. Kelebihan ini dapat dimanfaatkan kepada sesama sehingga menjadi kebahagiaan bersama. Seperti halnya guru membersamai siswa.

Ada 9 kecerdasan pada manusia menurut teori multiple intelegensi (Howard Gardner): intrapersonal, spatial, naturalist, musical, logical mathematical, existential, interpersonal, bodily kinesthetic, dan linguistic, disampaikan dalam sebuah pembahasan bersama ibu Putri Ria Angelina, M.Pd.Kons, konselor Bimbingan dan Konseling yang konsen di bidang pendidikan, ketika memberikan pelatihan guru dan muaddib/ah di SMAIT Insantama, Senin, 26/9/2022.

Beliau juga mengatakan, “Di dalam diri ada semua hanya yang menonjol ada dua atau tiga.”

Peserta diminta menyebutkan kelebihan dan kekurangan diri. Bahkan kekurangan diri dapat menjadi kekuatan kreativitas. Bila terdesak dapat muncul, dan memberi kebaikan. “Kreativitas muncul dalam keadaan terdesak,” ujar bu Putri.

Persepsi diri atas ketidakmampuan harus dihindari terlebih dahulu, ada banyak persepsi menyikapi realita. Setiap orang bisa berbeda. Sebagaimana orang melihat gambar multi bentuk, ada yang mengatakan gambar bentuk A, B ataupun C, bu Putri menyampai dengan visualisasi gambar unik di hadapan peserta.

Beliau menjelaskan, ketika menghadapi anak di sekolah, serupa halnya dengan menghadapi anak kandung di rumah. Terkadang bukan anaknya yang bermasalah tetapi guru/orang tuanya yang bermasalah. Guru atau orang tua pun perlu konseling mengenai permasalahan dirinya, hingga komunikasi yang harmonis dapat terbentuk dalam membersamai anak.

Bagaimana respon kita selaku guru akan berpengaruh terhadap komunikasi dengan siswa. Anak akan terbuka atau tidak, tergantung cara berkomunikasi gurunya. Pendidik dan juga orang tua harus memahaminya, tutur beliau.

Sambung beliau, menjadi pendengar yang baik pun adalah hal utama. Ada waktunya bicara, ada pula mendengarkan. Terkadang curhatan anak hanya ingin didengarkan, tanpa harus berpanjang lebar guru berbicara dengannya. Mendengarkan adalah skill orang dewasa, dan tidak memotong pembicaraan pun sesuatu yang harus diperhatikan. Menurut bu Putri, “Mengobrol pada mereka tanpa mereka tahu sedang dikuliti. Kepo harus tetap elegan.”

Selain penjelasan materi, kami diberikan pelatihan berupa proyek kasus, yang dikerjakan secara berkelompok. Pengandaian bila siswa mempunyai kasus, tentang bagaimana pemecahannya. Bu Putri memberikan panduannya terlebih dahulu. Kemudian  diskusi kelompok dan masing-masing kelompok mempresentasikannya.

Ada banyak pembelajaran dari pelatihan yang diberikan bu Putri. Membukakan cakrawala berpikir kami. Berharap dari pelatihan tersebut terserap kemudian diterapkan dalam keseharian ketika membersamai siswa. Menjadi guru bahagia.[]