Yaumil Muhasabah; Resep Hidup Betah dan Tidak Bosan dalam Ketaatan

-

Alhamdulillah waktu demi waktu terus saja dijalani oleh santri IBS (Islamic Boarding School) Insantama dengan penuh berkah. Para santri selalu mendapatkan bekal ilmu yang sangat berguna untuk kesuksesannya kelak. Termasuk untuk sukses menjalani ketaatan yang harus senantiasa ada dalam diri.

Malam ini (Minggu, 02/02/20) Ust. Muhibbuddin, S.H.I dalam agenda Yaumil Muhasabah berpesan kepada para ananda untuk senantiasa bersyukur. Beliau menjelaskan bahwa, ketaatan merupakan suatu bentuk kesyukuran, sedangkan kemaksiatan merupakan suatu bentuk keingkaran dan kufur akan nikmat yang telah Allah Swt anugrahkan kepada makhluk-Nya. Allah Swt telah kabarkan kepada kita lewat firman-Nya yang mulia dan juga lewat lisan kekasih-Nya baginda Rasulullah Saw. Diantaranya pesan-pesan itu termuat dengan tegas dalam qs. Ar-Rum ayat 41 yang artinya :

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah Swt merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat tersebut dengan jelas dan tegas, menerangkan kepada kita bahwa setiap kerusakan dan efek yang ditimbulkan dari kerusakan itu, tidak lain karena ulah manusia itu sendiri. Sehingga alam pun enggan untuk bersahabat dengan kita.

Di dalam ayat yang lain, disebutkan pula :

Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Mukmin: 31)

وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

“Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menzalimi hamba-hambaNya.” (QS. Fushshilat: 46)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun.” (QS. Yunus: 44) itu

pula dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw telah bersabda :

“Jika zina dan tiba telah menyebar di suatu kampung, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah Swt atas diri mereka sendiri.” (HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

Dalam dalil-dalil tersebut, jelas bahwa Allah Swt tidak menginginkan kezaliman kepada manusia, tapi manusia itu sendiri yang mengundang datangnya kezaliman pada dirinya.

Sungguh kita tidak ingin bila bencana menimpa karena apa yang sudah kita lakukan, maka Buya Muhibbuddin, S.H.I kembali mengingatkan kepada kita semua agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, di samping ini merupakan suatu bentuk kesyukuran atas apa yang sudah Allah Swt anugrahkan keiada kita.

Beliau juga berpesan untuk senantiasa banyak berdo’a, sebab hukum asalnya do’a itu diijabah oleh Allah Swt. Hanya saja kita tidak mengetahui kapan do’a-do’a itu dikabulkan, bisa jadi saat ini juga dan bisa jadi pula ditangguhkan. Yang penting kewajiban kita adalah taat. Memastikan bahwa setiap makanan, minuman, perbuatan, pakaian dan apapun yang melekat pada diri kita adalah sesuatu yang halal.

Itulah resep hidup betah dan tidak betah dalam ketaatan yang didapatkan para santri pada kesempatan kali ini, yaitu senantiasa dalam kesyukuran dan menghindari segala bentuk kemaksiatan dalam diri. Semoga para anandas dan kita semua termasuk menjadi golongan orang-orang yang senantiasa terpaut hatinya akan Iman, Islam dan taqwa hingga murka dan azab Allah Swt tidak kita dapatkan.

Wallahu a’lam bishshawab