Training Retorika Dakwah: “Pentingnya Dakwah Komunikasi Visual di Era Digital”
Penulis: Mila Sari
Meski proses belajar dan mengajar masih daring akibat pandemi yang belum jua usai, namun agenda kebordingan tetap berjalan di IBS (Islamic Boarding School) Insantama. Dan alhamdulillah pada hari ini, Ahad (28 Maret 2021) training bulanan untuk semua santri boarding kembali dilaksanakan. Training yang dilaksanakan secara serentak saat ini adalah training retorika dakwah, nidzam ijtima’i dan fiqh zakat. Training dilaksanakan mulai pukul 08. 00 wib hingga 10 00 WIB.
Khusus angkatan pertama, yaitu kelas VII SMP dan kelas X SMA baik akhwat dan ikhwan, semuanya mengikuti training retorika dakwah sesuai dengan rancangan panitia. Training kali ini mengangkat tema yang sangat menarik, yaitu “Pentingnya Dakwah Komunikasi Visual di Era Digital.” Materi disampaikan langsung oleh pakar di bidangnya, yaitu ustadz Husain Assadi dan hostnya oleh ustadz Hafidz Akbar.
Tema ini dianggap penting mengingat pandemi yang masih saja berlangsung, menghalangi kita untuk berinteraksi langsung dan berkomunikasi secara bebas dengan masyarakat secara langsung sehingga membatasi ruang lingkup dan gerak dakwah.
Selain itu, dakwah visual dengan memanfaatkan seluruh jejaring sosial merupakan tuntutan zaman yang kita mesti mampu untuk beradaptasi dengannya, bila tidak maka kita akan tergerus dan tertinggal oleh zaman. Karena objek dakwah sekarang lebih mudah digaet di “dunia maya” di samping di “dunia nyata” juga.
Generasi sekarang menjadikan dunia maya sebagai medan yang hampir seluruh aktifitas mereka dilakukan disana. Tak ayal, dunia di genggaman. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, handphone yang dilihat. Bahkan akan menjadi tidak tenang bila handphonenya kehabisan baterai atau tidak bisa terhubung ke internet. Sehingga hal ini menjadi sebuah kebutuhan yang juga mesti dipenuhi.
Dalam pemaparannya, ustadz Husain menjelaskan bahwa dakwah visual itu merupakan bentuk dakwah yang menarik. Kita bisa memulainya dari hal yang kita sukai apakah lewat poster, meme, tulisan, gambar, dan apapun yang bisa menarik objek dakwah. Pastinya sesuatu yang kita sukai juga, sehingga dari konten-konten yang menarik itulah nantinya akan mendatangkan follower yang banyak sampai target dakwah kita tercapai.
Namun meski demikian, kita butuh referensi untuk memperluas wawasan. Butuh membangun relasi dengan siapapun yang kita anggap berpotensi memuluskan jalan dakwah kita. Sehingga reaktualisasi yang kita ciptakan menjadi kian sempurna, meski untuk itu kita butuh rekreasi dalam rangka menyegarkan pikiran dan mengundang ide-ide brilliant untuk konten dakwah kita. Baru setelah semuanya dilakukan, kita bisa melakukan refleksi dan evaluasi untuk perbaikan strategi dakwah selanjutnya.
Dengan adanya training ini, semoga kita semua umumnya dan santri angkatan satu khususnya, dapat menciptakan ide-ide kreatif untuk konten dakwah media sesuai dengan hoby, bakat dan potensi yang dimiliki sehingga dakwah Islam semakin tersiar dan menjangkau objek yang lebih luas lagi menembus batas waktu di media maya.[]