Pesantren Wisuda
SMPIT INSANTAMA
Valuable Advice #1
“The Final Touch” untuk Generasi Baper
Penulis: Irfah Zaidah
“Karakter siswa Insantama itu bersyakhshiyah Islamiyah, faham tsaqafah Islam, dan memiliki keterampilan ilmu kehidupan” demikian penegasan ustadz M. Ismail Yusanto selaku ketua Yayasan Insantama Cendekia (YIC) yang disampaikan secara online melalui zoom dihadapan siswa kelas 9 Angkatan 12 “ZAVIARIZ” di acara Pesantren Wisuda hari pertama.
Jadi tentu saja, sosok siswa SIT Insantama jauh dari sikap sekuler. Yaitu sikap yang muncul dari pemahaman bahwa agama hanya cukup dibahas dan diimplementasikan sebatas di dalam “benteng-benteng” rumah ibadah sehingga terpisah dari segala urusan duniawi semisal sain-teknologi, pangkat, jabatan, profesi dan bisnis.
Karakter siswa Insantama adalah sosok yang faham betul tentang jati dirinya: dari mana dia berasal ?, untuk apa dia diciptakan ? dan kemana dia setelah meninggal dunia ?
Ustadz Ismail mengingatkan para calon wisudawan dan wisudawati, jangan pernah melupakan 2 misi utama manusia di dunia setelah lulus nanti apa pun peran, profesi, pangkat, dan jabatan yang kelak diraih di masa depan.
Dua misi utama manusia yang wajib difahami dan dipraktikkan oleh siswa dan alumni Insantama adalah sebagaimana firman Allah SWT:
1. Sebagai Abdullah, yaitu sosok seorang muslim yang hidup menghambakan dirinya kepada Allah SWT dalam bentuk ketaatan terhadap syari’ah secara kaffah.
Surat Adz-Dzariyat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
2. Sebagai Khalifatullah Fil Ardh (Pengatur/Pemimpin di muka bumi milik Allah SWT)
Surat Al-Baqarah Ayat 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Kedua misi tersebut wajib dijalankan secara Ihsanul a’mali, yang dalam hal ini membutuhkan 2 syarat: ikhlas (hanya mencari ridha Allah SWT) dan shawab (ittiba’ ila uswah hasanah Rasulullah Muhammad SAW).
Surat Al-Ahzab Ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dari uraian di atas, maka sosok siswa dan alumni Insantama adalah generasi pemimpin yang mampu melakukan pemetaan prioritas perbuatan, amal mana yang merupakan obligation (keharusan/wajib), amal mana yang option (pilihan).
Tentu saja amal yang wajib tidak bisa ditawar untuk dilaksanakan bagi seorang muslim termasuk wajib menjadikan dakwah sebagai poros hidup seorang muslim. DAKWAH BUKAN SEKEDAR SAMBILAN. Sehingga apapun potensi dan karunia Allah SWT yang dimiliki dikerahkan untuk dakwah: Keluarga, waktu, fikiran/ide, harta, jabatan, pangkat, ilmu, bahkan jiwa-raganya.
Sedangkan amal yang didorong oleh passion harus tetap dilaksanakan dalam koridor ketaatan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya. Disertai kesungguhan dan ketekunan serta didukung skill ilmu kehidupan yang mumpuni.
Dengan demikian generasi pemimpin angkatan 12 “Zaviariz” akan menjadi generasi pemimpin yang shalih dan sekaligus men-shalihkan. Generasi BAPER (Pembawa Perubahan) ke arah yang lebih baik hingga terwujud Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin yang hakiki. Generasi pemimpin yang tak sekedar sukses di dunia tetapi sekaligus akhirat.
Alhamdulillah acara bersama ustadz Ismail ini, berlangsung di Insantama pada Ahad 13/06/21 dari jam 14.30-16.00 WIB. Dihadiri oleh 56 siswa yang mengikuti PesWis secara offline dan 123 siswa secara online, dihadiri pula oleh semua guru baik offline maupun online.
Pesantren Wisuda (PesWis) kali ini masih dalam situasi pandemi COVID-19 sehingga peserta, guru serta kru PesWis yang hadir di lokasi (offline) harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat, bahkan pada pagi hari 56 siswa, guru serta kru sebelum acara ini di-swab antigen sebelum siangnya menghadiri acara ini.
Jelang akhir acara dibuka sesi pertanyaan oleh pak Ageng selaku host, Harits dari kelas 9B dan Rahil dari kelas 9F mengajukan pertanyaan dan langsung mendapatkan jawaban dari ustadz Ismail.
Waaah, beruntung Harits dan Rahil sudahlah mendapat tambahan ilmu, mendapat special reward berupa hadiah dari panitia plus hadiah dari ustadz Ismail berupa Al Qur’an dari Mesir juga.
Congratulation to Harits and Rahil. Alhamdulillah. Mabruk !
Acara Pesantren Wisuda ini merupakan FINAL TOUCH, mengingatkan para calon wisudawan dan wisudawati kemana arah masa depan “ZAVIARIZ” itu akan dibangun: “BUILDING THE FUTURE” sebagaimana judul yang diangkat oleh ustadz M. Ismail Yusanto kali ini.[]