Halal bi Halal SIT Insantama Bersama Ketua FOSIS dari Masa ke Masa: “Kami Percaya dengan Sistem Insantama”

0
828

Halal bi Halal SIT Insantama Bersama Ketua FOSIS dari Masa ke Masa: “Kami Percaya dengan Sistem Insantama”

Penulis: Eko Agung Cahyono

“Alhamdulillah menjelang 24 tahun SIT Insantama berkiprah untuk pendidikan di negeri tercinta. Suka-duka telah berlalu mendewasakan kami sehingga Insantama terus tumbuh dan berkembang seiring dengan kepercayaan masyarakat yang makin meningkat.
Itu semua tidak bisa lepas dari kerjasama dan sinergi dari setiap stake holder sekolah, termasuk di antaranya adalah Pengurus FOSIS. Untuk itu kami mengundang kehadiran Bapak/Ibu pada acara Halal bi Halal dan Silaturrahmi…”

Begitulah cuplikan undangan elektronik yang dishare kepada para Ketua FOSIS (Forum Silaturahmi Orang Tua Siswa) untuk menghadiri Acara ‘Halal bil Halal SIT Insantama Bersama Ketua FOSIS dari Masa ke Masa’.

Terdapat dua puluh empat Ketua FOSIS yang diundang, dari pengurus pertama saat sekolah mulai beroperasi hingga ketua yang saat ini masih menjabat, baik dari unit SDIT, SMPIT maupun SMAIT.

Meski awalnya ada beberapa nama ketua yang lupa tidak terdaftar, namun karena komunikasi terus dijaga oleh para kepala sekolah maka alhamdulillah tidak ada satupun nama Ketua Fosis yang terlewatkan untuk diundang, kecuali Ketua FOSIS pertama SDIT. Beliau adalah Bapak Ahmad, ayahanda dari Ananda Syukriya Angkatan ke-1.

Para tamu disambut sangat hangat oleh para kepala sekolah dan Mudir IBS. Adi Fadjar Nugroho (Kepala SDIT Insantama), Hasan M. Guro (Kepala SMPIT Insantama), SM Pertiwiguno (Kepala SMAIT Insantama) dan Muhibuddin (Mudir ‘Aam IBS) telah bersiap sejak pagi hari, kompak dengan dresscode batik Insantama-nya.

Tak hanya kepala sekolah yang sedang menjabat saat ini, namun juga kepala sekolah yang menjabat ‘pada masanya’. Nampak Nono Hartono (Kepala SDIT dan SMPIT Insantama pertama), Eko Agung Cahyono (Kepala SDIT Insantama ke-2) dan juga Imam Bukhairi (Kepala SMAIT pertama).

Turut juga menyambut para tamu yaitu Direktur Pelaksana SIT Insantama, Ir. Muhammad Adhi Maretnas Harapan. Dari sosok beliaulah inisiasi kegiatan ini muncul.

Kegiatan berlangsung pada Kamis, 26 Mei 2022, dari pukul 09.30 hingga 12.00 WIB. Bertempat di Aula Muhammad Naufal Syauqi, Gedung-2 SIT Insantama.

Acara yang dipandu oleh Eko Agung ini diawali dengan ta’aruf secara bergilir oleh setiap hadirin. Tak cukup mengenalkan nama dan tempat tinggal, namun sesi ini secara spontan digunakan oleh setiap ketua FOSIS mengenang saat mereka didaulat menjadi ketua di masanya.

Ternyata banyak pengakuan dari peserta bahwa proses menjadi Ketua FOSIS tidak lepas dari ‘jebakan dan intrik’. Otomatis tawa dan senyuman indah peserta lepas setelah mendengarkan setiap kisah. Formasi tempat duduk round table menjadikan makin mendukung acara keakraban ini.

“Selalu bersyukur dan tetap bersinergi”, inilah poin sambutan yang disampaikan oleh Direktur Pelaksana SIT Insantama. Perkembangan SIT Insantama dari awal tahun hingga kondisi saat ini menjadi materi pengantar diskusi.

Hingga masuk pada inti acara, Sharing dan Curah Gagasan, para peserta bersemangat untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya. Diantaranya Abdal Hakim, beliau adalah Ketua FOSIS terlama dan pernah menjadi ketua di unit SDIT dan SMPIT.

“Orang tua secara prinsip percaya dengan sistem pendidikan di Insantama. FOSIS mendukung kegiatan-kegiatan, walau ada diskusi yang mungkin alot. Selama sekolah masih mau menerima pendapat dari ortu, dan ortu masih sowan kepada sekolah, maka ini adalah pertanda kemajuan… Dan semoga budaya jujur di sini tidak luntur”, ungkap Hakim.

Penguatan kepada sekolah juga disampaikan oleh Firda Yuli Kusumadewi, “Banyak pertanyaan seputar biaya (yang mahal). Begitu mendengar info bahwa sekolah ini akan menjadi wakaf, ini membuat kami senang. Ada sumbangsih dari kami, walau mungkin sedikit. Permasalahannya, apakah keputusan wakaf ini sudah diinfokan secara luas?”

Masukan yang lebih tajam pun tak sungkan terlontar di forum ini, seperti yang disampaikan oleh Ivan Selairy, “Perlu ada evaluasi besar. Perlu keseimbangan antara syakhsiyyah, tsaqafah, dan ilmu kehidupan. Terutama SMA! SMA luar biasa padat. Berdasarkan hitung-hitungan, hari efektif hanya sekitar 55%. Sisanya rebutan antara kesiswaan, kurikulum, pesantren, dll…”

Dan masih banyak pendapat dan masukan dari para peserta. Semua masukan begitu dirasakan sebagai bentuk kecintaan para orang tua terhadap sekolah ini.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustadz Muhibuddin. Dan sebagai pelengkap forum keakraban, diteruskan dengan makan bersama serta pemberian souvenir oleh para kepala sekolah kepada ketua FOSIS.

“Diatas semua hal yang lain, satu hal yang aku temukan paling bermanfaat bagi seseorang di dunia dan akhirat adalah teman yang sesuai”. Sufyan Ats-Tsauri.[]