Hari Pertama Sekolah: Napak Tilas LMT-2 antara Sabar dan Rindu yang Membuncah

-

Hari Pertama Sekolah: Napak Tilas LMT-2 antara Sabar dan Rindu yang Membuncah

Penulis : Cut Putri Cory

Mengawali semester genap setelah libur yang cukup panjang, hari ini, Senin (11/1/2021) seluruh siswa SMPIT Insantama mengikuti agenda Napak Tilas LMT-2 secara virtual via zoom meeting.

Seluruh peserta memulai dengan tilawah sebelum Pak Ageng Budiansyah membuka forum dan menyapa peserta.

“LMT-2 ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan kesiswaan yang harus antum jalani. Kepanjangan dari LMT itu Leadership and Management Training,” ujar Pak Arif menjelaskan rangkaian kegiatan kesiswaan di antaranya LMT-1 yang fokus pada pembentukan mimpi besar, LMT-2 untuk memutus rantai gajah bermaksud mengubah mindset dengan menghilangkan segala pemikiran mustahil yang ada di dalam benak. “Kita berjalan lebih kurang 50km, LMT-2 ini taklukkan Bogor,” tambahnya.

Hadir juga sebagai pemateri, Pak Dodong, ketua pelaksana Napak Tilas LMT-2 ini. Beliau membagi pengalamannya selama mengajar di STM (Sekolah Teknik Menengah) sebelum masuk ke Insantama, menurut beliau memang mentalitas para siswa yang terdidik menghadapi kesulitan demi kesulitan mampu mengalahkan hambatan fisik.

Pak Dodong kemudian mengajak siswa untuk banyak bermunajat kepada Allah agar LMT-2 pada Maret 2021 nanti bisa dilakukan secara offline, “Qadarullah, seperti yang antum pelajari, kita saat ini sedang beradaptasi dengan masa pandemi. Supaya antum tetap semangat untuk merefresh kembali, sekaligus momen pengenalan untuk siswa kelas 7, maka hari ini kita adakan napak tilas.”

Peserta lalu diperlihatkan foto-foto transformasi LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) menjadi LMT. Pak Arif mengisah hal paling berkesan dalam momen LMT-2, “Hal yang paling saya ingat adalah kegigihan teman-teman antum, walaupun kaki lecet tapi terus berjalan dengan teman-teman di kanan kirinya dan senantiasa saling membantu. Itu adalah team leading yang luar biasa,” tukas Pak Arifurrahman kepada seluruh siswa SMPIT Insantama.

Pak Arif lalu menjelaskan bahwa Fosis juga terlibat sebagai pendukung yang luar biasa, hal itu kemudian direspons baik oleh Bu Efi Hendriyati, perwakilan Fosis yang kemudian memapar aktivitas dari orang tua siswa yang selalu mendukung kegiatan sekolah, salah satunya kegiatan kesiswaan di antaranya LMT-2. “Saya sempat kaget, ini kegiatan jalan kaki. Kenapa sih harus jalan kaki? Kan bisa naik angkot atau bawa mobil dan motor. Tapi dengan kegiatan ini saya jadi tahu apa tujuannya. Fosis selalu men-support, bekerjasama dengan sekolah dalam membantu kesehatan, dan menyediakan minuman segar dan sehat ( jus) dari Fosis,” ujar Bu Efi yang tak luput mengisah saat turut serta berjalan kaki dalam momen LMT-2 sebelumnya, “Lelahnya, capeknya itu bisa dirasakan, tapi kita tetap jalan.”

Pak Arifurrahman yang juga merupakan Wakasek Kesiswaan ini juga katakan, “Pesan dari kita semua untuk antum walaupun kita semua melaksanakan LMT-2 dalam kondisi online, tetap semangat dan tetap meningkatkan taqarrub kita kepada Allah agar wabah ini segera pergi dari Indonesia dan dunia.”

Pak Dodong pun menyampaikan pesannya, dikatakan, “Kami harapkan ananda setelah kegiatan ini semakin semangat dan mempersiapkan diri. Mudah-mudahan pandemi segera berakhir dan kita bisa melaksanakan LMT-2 Taklukkan Bogor.”

Alif dan Faqih dari kelas 8 turut hadir memotivasi teman-temannya dengan menjelaskan pengalaman saat mengikut kegiatan LMT-2. Kemudian para siswa disuguhkan penayangan video simulasi LMT-2 yang sudah direkam sebelumya.

Tak berhenti sampai di situ, peserta juga dimotivasi lagi untuk siap menjalani proses pendidikan di SMPIT Insantama oleh Pak Karebet, Direktur Kesiswaan SIT Insantama. Dalam videonya, Pak Karebet membakar semangat para siswa untuk bersemangat melewati jalan penuh rintangan sebagaimana seorang offroader.

Agenda Napak Tilas LMT-2 yang dipandu Pak Ageng Budiansyah berakhir dengan pesan dari Alif dan Faqih. Alif mengatakan bahwa Insantama mendidik para siswanya untuk menjadi insan yang utama, itu kemudian dilengkapi oleh Faqih, “Pahit dan sakit dalam perjuangan itu sementara, kalau kita menyerah, rasa sakit itu akan kita rasakan selamanya.”

Meski ada kerinduan dengan sekolah tercinta, bertemu para guru dan bercengkrama dengan teman-teman, kita bersabar menjalani ini semua. Qaddarallah, wa maasya’a fa’al. Semoga pandemi segera usai, dan Allah memberi keberkahan pada hadirnya para generasi calon pemimpin masa depan ini.[]