Ananda, Bahagiakanlah Ayah Bunda Dengan Amal Sholihmu!

-

Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping

Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin

Hari Keduabelas,

  1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah.

Sepucuk Surat Dari Gurumu :
Ananda, Bahagiakanlah Ayah Bunda Dengan Amal Sholihmu !
Ustadz Iwan Januar (2018)

Apa kabar, ananda? Waktu telah mengantarkanmu sebagai pemuda. Engkau gagah dan jelita. Tubuhmu kokoh layaknya orang dewasa. Tak ada lagi tanda kanak-kanak dalam penampilanmu. Ayah Bundamu akan tersenyum saat membandingkanmu dengan saat belasan tahun silam. Kau masih sering berlari sekitar Ayah Bunda, terkadang minta dipangku atau bergelayutan di jubah lebar Bunda.

Engkau juga bukan lagi anak yg ringkih dan mudah terjatuh. Langkahmu sudah tegap. Pikiranmu semakin matang, dan jiwamu kian bergelora. Ada harapan untuk selalu merengkuh kesuksesan baru dalam hidupmu. Bukan lagi mainan baru yg kau idamkan, juga bukan sepatu keren yg jadi impian.

Engkau ingin sukses dalam pendidikan, dan gemilang dalam pekerjaan.

Kami tahu engkau, di balik gairah jiwamu untuk meraih kesuksesan engkau ingin membahagiakan Ayah Bundamu. Engkau akan sangat bahagia bila melihat Ayahmu tersenyum dan Bundamu meneteskan air mata bahagia merayakan indahnya duniamu yg baru. Seperti senangnya dirimu saat kau tahu mereka bahagia engkau sudah bisa mengendarai sepeda roda dua milikmu, atau mereka tertawa lepas saat engkau berani tampil di depan kelas membaca puisi di hadapan kawan-kawan dan gurumu.

Ya, engkau ingin berbahagia bersama orang tercintamu, yakni Ayah Bunda. Engkau ingin mereka hadir di saat hari wisudamu. Berfoto bersama di depan kampus impian dan kau share di instagrammu dengan ucapan penuh cinta pada mereka berdua. Agar semua kawanmu tahu betapa berterima kasihnya dirimu pada keduanya. Tak ada yg begitu membahagiakan kecuali bisa berbahagia bersama mereka.

Maka kau telepon Ayah Bundamu, kau beritahukan ketika engkau sudah mendapat pekerjaan. Dan hatimu berdentam mendengar ucapan syukur hamdalah dari lisan ibumu di ujung telepon sana. Engkau juga tahu mata Ayahmu berbinar bahagia ketika tahu kalau anak yg dulu sering bermain di pundaknya telah bisa hidup di atas kakinya sendiri, meski mungkin engkau tak melihatnya.

Lalu gaji pertamamu pun kau belikan sesuatu yg spesial untuk keduanya. Mungkin kerudung atau gamis baru untuk Bunda, atau jam tangan baru untuk Ayah agar mengganti jam tangannya yg usang. Kau pun ajak mereka makan bersama di tempat kalian dulu berkumpul. Bedanya dulu engkau hanya sebagai penikmat, kini engkau bisa jadikan Ayah Bunda sebagai penikmat. Engkaulah yg dengan bahagia bisa melakukan apa yg dulu Ayahmu lakukan.

Kendaraan baru pun hadir di rumahmu. Kau juga tahu, cita-cita pertama yg ingin kau lakukan adalah mengajak Ayah Bundamu naik kendaraan itu. Kau ingin membuat mereka bangga dan bahagia. Kau ajak mereka berdua bepergian ke tempat kalian dulu sering berjalan-jalan bersama, kini engkaulah yg membuat mereka bisa tertawa lepas, setelah sekian tahun mereka yg membuatmu bisa tertawa.

Ananda, kesuksesan dirimu adalah bagian dari kebahagiaan Ayah Bundamu. Hanya saja ketahuilah, seiring bertambah senjanya usia mereka, kebahagiaan mereka bukan lagi apa yg bisa kau dapat dari kedua tanganmu atau kerja cerdas otakmu. Begitu usia mereka semakin lanjut, mereka semakin paham bahwa kebahagiaan besar bagi kedua orang tua adalah ketika anak-anak mereka yg telah dewasa semakin taat kepada Rabbnya.

Engkau mungkin tak percaya, tapi itulah isi hati dan pikiran mereka. Ayah Bundamu telah mencicipi berbagai pahit juga manisnya dunia. Mereka tak bisa membantah kalau takkan selalu bisa bersama denganmu. Ada saat perpisahan yg sudah Allah takdirkan. Karenanya mereka sadar dan sesadar-sadarnya bila kebahagiaan yg paling mereka harapkan adalah melihat anak cucu mereka adalah generasi yg sholih-sholihah.

Mereka bahagia melihatmu lulus kuliah, tapi sungguh mereka jauuuuh lebih berbahagia ketika tahu dirimu adalah anak muda yg menghidupkan malam dengan ruku dan sujud di hadapan Rabbmu. Mereka sangat gembira bila tahu engkau adalah pelantun ayat-ayat Allah di setiap waktu. Mereka begitu bahagia saat tahu dirimu berpenampilan rapi menutup aurat, punya harga diri di hadapan lawan jenismu, dan malu untuk melanggar aturan Allah SWT.

Ananda muslimah yg salehah, bukan baju dari butik ternama yg bisa membuat senyum Ayah Bundamu merekah, tapi kerudung dan jilbab yg rapi yg selalu kau kenakan di luar rumah yg membuat mereka merasa tenang. Bukan parfum wangimu dari merk ternama yg membuat mereka bahagia, tapi rasa malumu di hadapan lelaki yg selalu terjaga itulah penyebabnya.

Ananda jejaka yg saleh, bukan kendaraan mewah yg membuat hati kedua orangtuamu bergemuruh riang, tapi pekerjaan halal yg kau peroleh adalah yg menyenangkan mereka. Juga bukan perempuan cantik bak ratu dunia pendamping hidupmu yg membuat mereka bahagia, tapi seorang perempuan salehah nan sederhana yg siap mendidik cucu-cucu mereka di jalan Allah, adalah menantu yg mereka idamkan.

Engkau boleh tak percaya kalau amal sholih adalah kado teristimewa bagi Ayah Bundamu di usia tuanya. Engkau mungkin silap mata, karena gairah mudamu untuk merengkuh dunia. Tapi, itulah isi hati kedua orangtuamu saat ini. Mereka resah bukan karena pekerjaanmu belum mapan, tapi mereka resah ketika kau bangun subuh kesiangan, dan jadwal shalat kau mundur-mundurkan.

Ayah Bundamu gelisah bukan karena kau belum punya mobil mewah, tapi karena dirimu belum menjadi sosok yg benar-benar terikat dengan syariah. Kau masih berpikir bagaimana cara mengajukan pinjaman dari ribanya lembaga keuangan, dan berjalan ke sana ke sini dengan lawan jenis tanpa merasa itu adalah kemungkaran. Ayah Bundamu gelisah dan tak tenang pikiran.

Ananda, kelak ketika usiamu seusia mereka itu pula yg engkau rasakan. Engkau akan merasa bahwa ijazahmu dan status pekerjaanmu bukan lagi kemewahan yg pantas dielu-elukan, tapi ketaatan dan kedekatan pada Allah-lah yg begitu diidamkan.

Berapa banyak orang tua berpulang ke hadirat Tuhannya sementara anaknya tak bisa menyolatkan. Bahkan ada sebagian anak mereka terpenjara dunia sehingga waktu menjenguk pun tak tersempatkan. Mengirim doa ke alam barzah pun mereka titipkan lewat orang, karena lidah mereka kelu dan cara berbakti pun sudah tak tahu.

Bahagiakanlah Ayah Bunda dengan amalan sholih. Buat mereka tersenyum dengan derap kakimu ke rumah Allah Penguasa Alam. Lantunkan ayat-ayatNya di sepanjang zaman, dan jadilah bagian dari penyeru kemuliaan Syariat Islam.

Kelak, ketika Ayah Bundamu menutup mata, mereka bisa tenang karena telah meninggalkan anak cucu mereka sebagai bagian dari hamba-hamba yg bertakwa. Sebagaimana doa yg sering mereka panjatkan:

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa.” (TQS. al-Furqan: 73)

Maukah ananda membahagiakan kedua Ayah Bunda? Jadilah hamba-hamba Allah yg taat, gemar beramal sholih, berdiri di barisan pejuang Islam, dan mohonkan kebaikan untuk keduanya, agar mereka mendapatkan rahmat di usia senjanya.

Sumber lengkap : Iwan Januar. Ananda, Bahagiakanlah Ayah Bunda Dengan Amal Sholihmu ! Lembar Dakwah Remaja Teman Surga, 2018.

 

Pesan Cinta dari Allah Swt :

  1. Kita mesti paham bagaimana mengarahkan dan mendidik anandas agar menjadi anak yg Sholih dan Sholihah.
  2. Anandas juga harus sadar akan doa dan harapan orangtua.