Menggali Potensi Diri Generasi Calon Pemimpin Sejati

-

Menggali Potensi Diri Generasi Calon Pemimpin Sejati

Penulis: Irfah Zaidah

Pepatah Arab menyatakan “Syubbanul Yaum Rijalul Ghad”
yang artinya “Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang”.

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa peran pemuda sangat menentukan keadaan suatu bangsa bahkan dunia di masa depan. Bagi Islam, pada diri pemuda itu ada harapan besar untuk melanjutkan kembali peradaban Islam yang gemilang dalam naungan ridha Allah SWT.

Mengapa pemuda? Karena pemuda adalah sosok yang mempunyai fisik yang masih prima, energi yang power full, semangat juang yang tinggi dan pemikiran yang penuh dengan curiositas (keingintahuan) tinggi, ide-ide kreatif, segar dan kritis serta perilaku yang aktif dan progresif. Maka diperlukan adanya sarana sebagai wadah penyaluran gejolak pemuda, baik dari segi fisik maupun non-fisik.

Di SMPIT Insantama yang memiliki kredo “Sekolah Calon Pemimpin”, ada wadah kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) merupakan penyaluran segala potensi siswa yang tergolong pemuda karena mereka masih berusia sekitar 12-15 tahun, baik ikhwan maupun akhwat. Agar proses eksplorasi ini bisa terarah secara positif, tergali secara optimal sehingga bisa terwujud prestasi dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat diperlukan bimbingan, arahan bahkan inspirasi dari guru.

Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, ruang gerak siswa untuk beraktifitas dan berinteraksi terpaksa dibatasi, bahkan sekolah pun harus secara daring. Tentu dalam waktu yang lama, hal ini bisa memicu kebosanan dan kejenuhan. Maka dengan mengikuti kegiatan ekskul satu kali dalam sepekan, diharapkan siswa bisa fresh dan semangat lagi dalam mengarungi aktivitas belajarnya.

Sebagai pintu pembuka akan dilaksanakannya kegiatan ekskul, maka pada Sabtu, (21/08/21) mulai dari pukul 07:50-09:10 WIB, SMPIT Insantama mengadakan acara Talkshow Spesial “Ekskul Insantama”. Acara ini merupakan launching kegiatan ekskul apa saja yang ada di SMPIT Insantama, terutama untuk siswa kelas 8. Acara ini sekaligus sebagai ajang pemilihan ekskul oleh siswa kelas 8 dan 9. Sedangkan, untuk kelas 7 diharuskan mengikuti Ekskul Kepanduan “Duta Insantama”, Kepanduan bertakwa Insantama.

Acara berjalan relatif lancar, meskipun diwarnai sedikit kendala jaringan. Diawali doa dan sapaan ceria dari MC, kemudian presentasi oleh masing-masing guru pembina ekskul. Mulai dari JC (Journalist Club), EC (English Club), AC (Arabic Club), SC (Science Club), GEMA (Gerakan Membaca Insantama).

Aura fastabiqul khayrat (berlomba-lomba dalam kebaikan) semakin kuat terasa, saat satu demi satu guru pembimbing memaparkan keunggulan-keunggulan serta sisi-sisi positif ekskul yang dibimbingnya masing-masing. “Di JC antum akan diajari tidak hanya teori-teori jurnalistik tapi tentang jurnalistik TV, radio, media online, bahkan investigative reporting (reportase investigasi, Red.),” tutur Bu Cory, pembimbing ekskul JC. Tentu hal ini membuat penasaran calon pemilih ekskul.

Tak kalah memancing penasaran, Bu Choti yang membina ekskul GEMA turut menyampaikan keuntungan bergabung di ekskulnya. “Dalam ekskul GEMA, antum akan dibimbing bagaimana menghasilkan karya penulisan bahkan public speaking. Banyak kakak-kakak kelas antum yang telah berhasil mencetak karya buku.” papar Bu Choti.

Banyaknya jenis kegiatan ekskul tersebut terasa komplit dalam mendukung terwujudnya Pemimpin Islam sejati sebagaimana kredo SIT Insantama. Dalam hal ini, sudah semestinya pemimpin sejati mampu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu ia harus paham tentang dalil-dalil syar’i yang bersumber dari Alquran dan Hadis yang dalam hal ini berbahasa Arab. Maka untuk hal ini, para siswa ditempa di ekskul AC.

Sedangkan, peran ekskul EC membekali calon pemimpin di saat harus berinteraksi dengan masyarakat Internasional yang saat ini menggunakan Bahasa Inggris. Seorang pemimpin sejati, harus melek IPTEK juga, sehingga ekskul SC menopangnya. Demikian pula, seorang pemimpin sejati tentu tidak akan bersikap seperti katak dalam tempurung. Ia harus memantau keadaan dunia dan mampu menyuarakan ide-ide kepemimpinannya melalui keahlian jurnalistik dan public speaking. Kemampuan tentang hal ini ditunjang oleh ekskul JC dan GEMA.

Setelah jeda sejenak dengan mengajak peserta mengikuti acara games, acara pun berlanjut pada testimoni siswa, terkait ekskul yang mereka ikuti masing-masing. Salah seorang peserta acara, Alifah, bertestimoni tentang keunggulan dan menariknya ekskur JC. Begitu pula peserta lain seperti Ghania untuk AC, Naurah untuk EC, Fathimah Aini untuk SC, serta Ayra dan Asma bertestimoni untuk ekskur GEMA.

Testimoni berjalan tak kalah serunya dengan pemaparan para guru. Kemudian sesi pamungkas adalah pemilihan ekskul. Ekskul apa ya yang paling banyak peminatnya? Penasaran euy! []