Patah Tumbuh Hilang Berganti

-

Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Ke-5 Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping

Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin

Hari Ke-60 BDR,

Hari ke-21 Ramadhan Mubarak,

Ayo, Jadikan Ramadhan Ini Ramadhan Terbaik Kita …

  1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.

Surat Dari Ayahanda dan Ananda,
Patah Tumbuh Hilang Berganti
Hendriyanto* & Salsabila Qudsy Ananda**
*Ayahanda Salsabila Qudsy Ananda (Kelas 12 yg baru lulus kemarin)
**Alumni LKMA 2019 Sails to Egypt next to Emirates, Konsultan Muda Pembangunan Desa Di Cigalontang, Tasikmalaya (2018)

Hmm… apa ya?

Yg pasti, aku gak punya pilihan sekolah mana yg bagus, karena ayah lebih tahu tentang sekolah pilihan untukku. Ketika disampaikan bahwa aku melanjutkan sekolah ke Insantama, ya ikut aja. Dan rupanya teman SMP-ku ada juga yg mau ikut masuk ke Intam. Kami berdualah dari Batam masuk ke Intam.

Awalnya canggung juga sih. Sebab tidak pernah berpisah lama dengan orangtua sebelumnya. Tapi akhirnya terbiasa juga.

Yg paling aku suka di Intam adalah kegiatan-kegiatannya yg seru-seru. Pra LKMA adalah kesan yg paling seru karena di situ aku disuruh menjadi MC. Tahulah kan, tampil di depan orang ramai itu bisa menggigil lantaran demam panggung, tapi alhamdulillah akhirnya bisa dilewati juga. Di sinilah rantai gajah malu bicara di depan forum itu putus sudah. Dan bukan hanya aku, tapi semua 1 angkatan harus bergantian tampil ke depan, 1 kali jadi MC dan 1 kali jadi Presenter. Semua harus berani tampil di depan Dekan, Ketua Jurusan, para Dosen dan Mahasiswa  di Universitas-universitas yg kami kunjungi dari UI sampai Unibraw. Juga tampil di depan para tokoh ternama. Seru pokoknya!

Ada lagi tentang fundraising yg selalu menyertai kegiatan latihan kepemimpinan kami. Pernah ada kejadian waktu kami mengajukan proposal ke calon sponsor kegiatan, masak kami diberi dua puluh ribu oleh mereka. Kami kan mengajukan proposal bukan minta uang sebagaimana yg ada di jalan-jalan itu! Sakit juga hati kami dibuatnya. Teganya…teganya…teganya…  mereka ngasih segitu. Kejadian itu begitu membekas dan akhirnya kami ceritakan juga ke pak Kar. Apa kata Pak Kar waktu itu? Bagus itu, lebih baik ditolak karena itu bisa jadi pengalaman tersendiri! Ini adalah training by doing. Kita sedang dilatih untuk melakukan fundraising dengan elegan. Ada banyak opsi kerjasama di situ. Semua berbasis akad syar’i. Kita pun sudah dilatih sedemikian rupa untuk melakukan presentasi, negosiasi dan closing. Namun jika penangkapan mereka terhadap kita seperti itu ya apa boleh buat. Pesannya kuat, agar kita terus memperbaiki kemampuan diri kita. Jadi, jangan pernah menyerah selagi kita berada di jalan ketaatan! Allahu Akbar!!!

Longmarch, jalan kaki Bogor – Cianjur itu lebih seru lagi. Ini di LDK2. Berangkat dari pukul 05.30, meski kita sudah siap sejak pukul 03.00 dini hari. Sampai di lokasi pukul 01.00. Masya Allah. Kegiatan itu benar-benar membuat kita kuat jalan kaki. Intam memang sekolahnya para pejalan kaki. Cuma jalan kaki? Ya, enggaklah! Sepanjang rute 120 km itu, kami membelah pemukiman, dari yg elit hingga jauh dari elit, persawahan, perkebunan, dll. Mendapat tugas-tugas khusus di setiap pos pemberhentian. Nah jawaban dari setiap tugas itu jika digabungkan ternyata menjadi clue tentang apa yg harus dilakukan di desa destinasi LDK2.  Pokoknya kegiatan di Insantama itu seru-serulah. Apalagi puncaknya di LKMA. Wah, gak ada habisnya diceritakan…

Udah ya, karena kertasnya gak cukup, dilanjutin sama Abi aku…

====

Ibunda, Ayahanda dan anandas Para Juara dan Calon Pemimpin,

Di saat sibuk mencari sekolah untuk sang anak yg baru tamat SMPIT, saudara dari Pekanbaru memberi kabar bahwa ada sekolah bagus di Bogor, nama sekolahnya SMAIT Insantama. Coba cek di google. Sy pun mencoba melacak sekolah yg dimaksud. Memang tekad kami orang tua, SMA anak kami harus sekolah yg berbasiskan asrama. Alasannya, bisa menekan lajunya pengaruh lingkungan, kedua, dapat membatasi pemakaian media sosial, ketiga, terbentuknya karakter kemandirian anak.

Akhirnya, Insantama jadi pilihan. Jauh sebelum ujian akhir sekolah, apalagi terima ijazah, Insantama sudah membuka pendaftaran. Dan kami mendaftarkan anak kami, Salsabila Qudsy Ananda (Acha) ke SMAIT Insantama. Setelah menjalani proses akhirnya diterima.

Mengapa Insantama yg jadi pilihan? Pertimbangan kami tidak banyak. Yg kami tahu, bahwa salah satu target Insantama dalam mendidik anandas adalah terbentuknya tsaqafah islamiyah pada diri anandas. Bagi kami nilai pelajaran itu nomor sekian. Bukan prioritas utama. Dan kami tidak begitu memerhatikan nilai-nilai untuk sebuah pelajaran, karena itu hanya angka-angka saja. Lebih dari itu, yg terpenting adalah karakter sang anak dan mereka paham dangan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim, sebagai makhluk Allah dan pengabdian kepada Allah.

Berapa banyak anak-anak yg pintar sekolah (karena nilai mata pelajarannya tinggi), tetapi tidak punya karakter kemandirian bahkan tidak punya pemahaman pada tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi. Nah, Insantama mengajarkan itu semua.

Makanya kami sangat senang ketika Acha bercerita tentang bagaimana sebenarnya konsep khilafah Islamiyah dari sudut pandang syariat yg sesungguhnya kepada adeknya Muhammad Bintang Ghiffari yg insya Allah tahun ini juga akan melanjutkan pendidikan SMA di Insantama. Karena ternyata di luaran sana ada konsep yg dikembangkan oleh mereka-mereka yg tidak bertanggung jawab, sehingga umat pun takut dibuatnya. Masya Allah! Nah, kakaknya tamat dari Intam, digantikan oleh adek yg masuk Intam juga. Patah tumbuh hilang berganti.

Pernah kami dapat informasi bahwa ananda melakukan pelanggaran di sekolah, bahwa dia buka jilbab saat jalan. Kami pun telusuri apakah benar yg disampaikan pihak sekolah itu? Rupanya memang benar, dia tak pakai jilbab sebagaimana jilbab yg dipahami sekolah yg sebentuk baju gamis. Sementara yg kami pahami adalah jilbab yg menutupi rambut saja. Rencana mau memarahinya pun buyar karena pemahaman yg dangkal tentang istilah dalam berbusana. Masya Allah. Ini yg belajar bukan hanya siswanya, tapi juga Orangtuanya!

Keunikan lain dari Insantama adalah bahwa belajar di kelas bukanlah tujuan pokok sekolah. Anandas lebih banyak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan, yg mana kegiatan itulah yg nantinya diperlukan saat mereka berinteraksi sosial dengan masyarakat. Baik di kampus tempat mereka kuliah maupun di tengah masyarakat luas. Nah inilah yg tidak dimiliki sekolah-sekolah lainnya.  Tidaklah salah slogan yg dibuat bahwa INSANTAMA ADALAH SEKOLAH CALON PEMIMPIN.

Dan yg terpenting lagi dalam mencari pendidikan untuk anak adalah bahwa kita tahu arah yg mau dicapai sekolah untuk sang anak, dan kita percaya bahwa pihak sekolah paham dengan target itu. Hal ini bisa kita lihat dari siapa yg mengelola sekolahnya. Dari sinilah kemudian melahirkan keyakinan bahwa Insantama bukan sekolah kaleng-kaleng, tapi memang sekolah yg peduli pada agama dan berusaha mewujudkan Islam Kaffah dalam kehidupan kita.  Bahwa kita akan mati dan Allah akan meminta pertanggungjawaban kita, apa yg telah kita lakukan untuk tegaknya agama Allah di muka bumi ini.

Bahwa kehidupan kita tidak selesai hanya di dunia saja, hanya mementingkan bahwa setelah tamat anak mudah masuk kerja. Bukan! Bukan itu! Kerja itu hanya serpihan kehidupan saja. Kerja yg sesungguhnya adalah bagaimana Islam tegak di muka bumi ini. Dan itu semua dimulai dari sekolah. Bahwa anak-anak kita paham dengan agama yg mereka anut. Bahwa ada tanggung jawab aqidah dalam diri mereka. Allahu Akbar !!!

InsyaAllah, Insantama adalah solusi pendidikan anak-anak kita.

Karena itu, Ibunda dan Ayahanda, teruslah menjaga 1 frekuensi dengan sekolah. Buat Anandas, ayo bersemangatlah karena kalian bersekolah di sekolah yg sungguh-sungguh mendidik kalian dengan Islam yg kaaffah! Nah, selagi semua belajar di rumah, bekerja di rumah, ayo jadikan rumah kita sebagai Insantama kedua dimana semua sungguh-sungguh mempelajari Islam yg kaaffah. Allahu Akbar !!!

 

Pesan Cinta dari Allah Swt :

  1. Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
  2. Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.