MEMBANGUN SINERGI SEKOLAH DAN ORANG TUA
(Reportase hari pertama PARENTAMA SMPIT Insantama)
Penulis: Nur Fajaruddin, M.Pd.
Salah memilih sekolah adalah kecelakaan terutama di masa pandemi seperti ini. Lebih buruk lagi apabila orang tua memilih sekolah yang salah bagi buah hatinya. Di masa pandemi seperti sekarang. Ketika ananda belajar di rumah, maka hal paling penting adalah sinergi antara pihak sekolah dan orang tua. Karena ini adalah kunci keberhasilan pendidikan ananda.
Hari pertama, PARENTAMA SMPIT Insantama, orang tua diajak untuk lebih memahami komitmen sinergi dengan pihak sekolah dalam menentukan perjalanan pendidikan ananda. Pada sesi pertama, Ust. Muhammad Ismail Yusanto, selaku ketua Yayasan Insantama Cendekia secara panjang lebar menjelaskan visi dan misi sekolah. Dengan penjelasan ini, diharapkan orang tua memahami hendak dibawa ke mana buah hatinya selama menempuh pendidikan di Insantama.
Sesi kedua dilanjutkan tentang Keluarga Samara yang disampaikan oleh Direktur Pendidikan Yayasan Insantama Cendekia, ust. Muhammad Rahmat Kurnia. Keluarga adalah kunci dan bagian penting dalam pendidikan ananda. Keluarga harus memiliki visi dan misi yang nanti disinergikan dengan pihak sekolah. Sehingga ananda akan merasakan layanan pendidikan secara maksimal dan mendapatkan dukungan utuh untuk menggapai cita-citanya. Visi dan misi keluarga dan sinergi dengan sekolah ini semakin penting karena kondisi sekolah yang menerapkan Belajar di Rumah.
Penjelasan terkait Belajar di Rumah ini dibahas secara khusus pada sesi ketiga yang kembali disampaikan oleh ust. Muhammad Rahmat Kurnia. Kondisi pandemi di Indonesia dan khususnya Kota Bogor yang naik turun, menyebabkan tertundanya pembelajaran secara tatap muka di sekolah. SMPIT Insantama 100% siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka apabila pemerintah telah memberi lampu hijau untuk penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Di sisi lain, sekolah akan tetap memberikan layanan maksimal dalam pembelajaran secara online, dengan format pembelajaran-pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan bagi ananda. Sekolah juga secara terbuka menerima kritik dan saran orang tua terkait pendidikan ananda.
Sesi terakhir adalah penjelasan tentang budaya pendidikan di Insantama, khususnya terkait interaksi dengan Al Qur’an. Untuk mewujudkan hal ini SIT Insantama menggunakan metode TES (Tilawah Evaluasi Sederhana) untuk mengeratkan hubungan kita dengan Al Qur’an. Dalam penjelasan pada sesi terakhir ini, Ust. Ismail Yusanto menyampaikan bahwa metode TES adalah metode sederhana yang mengajak khalayak untuk membaca Al-Qur’an selama 10 menit setiap 2 jam sekali. Melalui hal ini maka terciptalah intensitas yang sering antara kita dengan Al Qur’an. Di sisi lain, seringnya berinteraksi dengan Al-Qur’an akan memudahkan kita semua untuk menghafal Al-Qur’an.[]