Kajian Malam Jum’at: Remaja Berakhlak Mulia, Remaja Idaman Syurga

-

Kajian Malam Jum’at: Remaja Berakhlak Mulia, Remaja Idaman Syurga

Penulis: Mila Sari

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Alhamdulillah hari ini Kamis, 29 Juli 2021 kajian malam Jum’at kembali diselenggarakan, tepatnya pada pukul 19.30-20.30 WIB di IBS (Islamic Boarding School) Insantama. Seperti biasa, kajian ini diperuntukkan bagi semua santri IBS Insantama. Untuk kali ini, materi kajian diberikan langsung oleh Buya Muhibuddin selaku Mudir ‘Aam IBS Insantama dengan materi yang sangat menarik, yaitu “Remaja Berakhlak Mulia, Remaja Idaman Syurga”, sedangkan yang memandu jalannya kajian adalah ananda Imam Fachriza Siregar sebagai MC dari kelas XI-1.

Pandemi yang masih belum usai, menjadikan para santri masih menjalankan aktifitas belajarnya secara virtual, termasuk proses pembinaan IBS yang juga masih dilakukan secara daring. Maka kajian kali ini pun dilangsungkan via zoom meeting. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat para ananda untuk belajar dan terus belajar sebab motivasi yang luar biasa yang telah tertanam dalam diri. Setiap kajian yang dilakukan sejatinya adalah dalam rangka menumbuh suburkan motivasi para santri agar terus semangat belajar guna meraih impian dan cita-citanya meski masih dalam kondisi yang tidak normal sebab adanya kasus pandemi ini.

Dalam pemaparan materi kajian pada malam ini, Buya menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa yang paling mudah untuk mengumpulkan amal shalih dan meraih syurga karena masa remaja memiliki semangat luar biasa dan kondisi masih kuat. Buya berpesan kepada para santri agar terus berusaha dengan gigih dan sungguh-sungguh dalam menempuh setiap jalan yang akan mengantarkan pada ilmu, mengamalkannya dan mengajarkan kepada orang lain. Buya juga menjelaskan bahwa penyebab banyaknya manusia masuk syurga karena akhlak yang baik.

“Kita harus tawadhu, harus senantiasa rendah hati baik kepada Allah Swt maupun kepada sesama manusia,” ungkap Buya dalam penjelasnnya

” Kita juga harus selalu sabar, sabar dalam menempuh setiap kondisi dan ketetapan yang datang dari Allah Swt. Misalnya saat ini, kita harus sabar belajar dari rumah karena adanya kasus pandemi. Dan pandemi ini merupakan ketetapan dari Allah Swt yang mesti kita jalani dengan ikhlas, ridha dan penuh kesabaran. Sabar belajar jarak jauh dan daring dan sabar dalam mengikuti proses pembelajaran,” pesan Buya kepada semua peserta kajian yang hadir

Kemudian Buya melanjutkan, “Tidak boleh ada perasaan ujub sedikitpun, takabur dan sombong.”

“Birrul Walidain, akhlak yang utama setelah larangan menyekutukan Allah Swt dan juga merupakan salah satu pintu surga, jihad di jalan Allah Swt, menjadi pemaaf dan mudah memaafkan, selalu bersyukur kepada Allah Swt atas setiap kondisi dan keadaan dan antum semua harus cinta pada ketaatan, hatinya harus selalu terpaut untuk taat dan ibadah kepada Allah Swt” pesan Buya kepada semua para santri yang sedang menyimak kajian

Selain itu, Buya menjelaskan bahwa ada pula perkara yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, yaitu lidah, mulut dan kemaluan yang tidak bisa terjaga. Bahaya lidah adalah menggunjing, berdusta, memfitnah orang lain dan berbohong. Sedangkan bahaya mulut adalah masuk kedalamnya sesuatu yang bukan haknya dan itu tidak halal baginya. Adapun bahaya kemaluan adalah sepertinya yang sudah Allah Swt jelaskan dalam nash-nash Syara’. Dan semoga kita terhindar dari bahaya ketiganya. Kemudian kita harus menghindari sikap sombong, Allah Swt sudah jelaskan bahwa tidak akan masuk surga siapa saja yang ada rasa sombong di dalam hatinya meskipun hanya sebesar biji sawi karena manusia tidak ada yang pantas untuk sombong. Tidak ada yang perlu kita sombongkan dalam diri, hati dan pikiran kita. Sombong itu milik Allah Swt, selendang Allah Swt yang tidak boleh kita ambil.

Buya juga menyampaikan bahwa karakter dari iman itu kadangkala naik dan kadangkala turun. Kualitas iman menurun dengan kemaksiatan dan naik dengan ketaatan, maka senantiasa biasakanlah diri untuk tetap melakukan ketakwaan agar kualitas iman senantiasa pada posisi yang lebih tinggi. Caranya adalah dengan terus melakukan bi’ah shalihah dalam setiap keseharian kita. Karena hanya dengan melakukan amal shalih sajalah, kualitas iman kita dapat terjaga. Dan untuk itu semua, maka diperlukan ilmu.

Dengan ilmu, kita makin dekat kepada Allah Swt. Dengan ilmu, kita akan semakin taat dan dengan ilmu pula, kualitas iman kita senantiasa terjaga. Maka gunakanlah masa remaja dan masa muda ini untuk senantiasa terus menuntut ilmu dengan penuh semangat. Dalam kajian dan forum-forum ilmu harus antusias dan aktif. Terakhir, Buya kembali menyampaikan tentang pentingnya memperhatikan adab dalam menimba ilmu agar ilmu yang didapatkan menjadi barakah.

Semoga dengan diadakannya kajian malam Jum’at ini, semakin luaslah pengetahuan, wawasan dan pemahaman para santri dan kita semua tentang pentingnya menuntut ilmu karena itu merupakan salah satu cara mudah untuk meraih syurga. Dan memahami bahwa masa remaja dan masa muda ini adalah masa-masa yang paling tepat untuk menimba ilmu, maka lakukanlah dengan penuh semangat meski masih dalam kondisi BDR.[]