LDK 2 Taklukkan Cianjur: Rasa Gado – Gado Perjalanan Napak Tilas

-

LDK 2 Taklukkan Cianjur: Rasa Gado – Gado Perjalanan Napak Tilas

Penulis: Ahdati Warman

“Dengan LDK 2 ini, Antum semua sedang dipersiapkan sejak dini untuk menjadi pemimpin sesungguhnya di masa depan. Pemimpin yang menjadi penolong agama Allah. Ansharullah,” ujar Ustadz Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM., saat menerima kedatangan tim napak tilas Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK 2) Taklukkan Cianjur.

Di tengah situasi pandemi, dengan protokol kesehatan yang ketat, pada hari Selasa-Rabu (2-3 Februari 2021), SMAIT Insantama melaksanakan agenda napak tilas LDK 2 “Taklukkan Cianjur”. Sebuah program yang menguji kekuatan fisik dan mental, menguji kesabaran dan keikhlasan dalam mengikuti semuan instruksi. Hal ini senada dengan yang disampaikan Direktur Kesiswaan SIT Insantama, Ir. Muhammad Karebet Widjayakusuma, MA., “Napak tilas LDK 2 Taklukkan Cianjur akan berlangsung dengan SOP anti COVID-19 yang disiapkan khusus oleh satgas SIT Insantama.”

Saat jam menunjukkan pukul 05.20 WIB tim dilepas oleh Kepala SMAIT Insantama Bogor, SM. Pertiwiguno, S.Pi., “Berangkatlah dengan niat ikhlas dan amal terbaik, In syaa Allah sukses.” tuturnya.

Situasi pandemi menjadikan tim yang dibentuk formasinya “ramping” beranggotakan satu siswa kelas sepuluh (X), satu siswa kelas sebelas (XI). Didampingi dua guru ikhwan, satu yayasan dan satu special driver. Dengan berpedoman pada protokol kesehatan yang ketat, tim berangkat dengan dua mobil dan hanya berhenti di tempat tertentu. Jalan kaki yang menjadi ciri khas dari LDK 2 untuk saat ini ditiadakan.

Deru mobil melesat ke posko utama, yaitu rumah Ustadz Ir. Muhammad Ismail Yusanto, MM. Beliau menyampaikan pesan kepada seluruh tim agar tetap semangat menjalankan semua program. Beliau juga menyampaikan bahwa, situasi seperti ini harus dihadapi dengan keikhlasan, kesabaran dan keridhaan. Karenanya, kita tidak boleh berhenti melaksanakan program pendidikan. Semuanya ini demi mencetak calon pemimpin masa depan.

Setelah menerima wejangan tim melanjutkan perjalanan menuju Pos Kedua yaitu SKI Tajur, ananda diberikan tugas tematik bernuansa matematika. Tugas yang membangun jiwa analisis karena siswa dilatih untuk mengenal kelebihan, kelemahan, dan potensi, serta peluang dari tempat tersebut. Di Masjid SKI Tajur seluruh tim melaksanakan shalat Dhuha sebanyak delapan rakaat. Selanjutnya tim napak tilas menuju Masjid Al Ichlas Katulampa. Di depan masjid terdapat sungai yang biasa dijadikan sebagai tempat terapi. Tim melanjutkan perjalanan menuju rest area Gadog. Dan pos transit spesial Masjid Amaliyah Ciawi, sampai di titik inilah anandas sudah membuktikan disiplin tingkat tinggi, makan hanya dengan pisang dan minum dua teguk dalam setiap kesempatan rehat. Tim berkonvoi angkot menuju Masjid At Ta’awun Puncak, selain menunaikan shalat Maghrib dan jamak Isya, tim juga menikmati minuman hangat sekoteng dan menikmati gurihnya jagung bakar.
Tim melanjutkan perjalanan menuju pertigaan kota bunga. Di sini ananda menaiki angkot dan mobil bak terbuka untuk menuju desa tujuan.
Dan sekitar pukul 14.30 WIB tim menginjakkan kaki di Desa Cikancana Kabupaten Cianjur. Desa yang sangat asri, deretan pohon jati bongsor (Jabon) berdiri kokoh di lahan yang dimiliki warga.

“Alhamdulillah wa syukurillah 30 km sudah dilewati. Akhirnya sampai juga di Desa Cikancana. Melewati jalan hutan, jalan bagus, dan jalan rusak, serta jalan rata, hingga jalan berlubang, dipaksa menikmati rasa Offroad. Sungguh gado – gado rasanya perjalanan yang dilakukan ini” renung Dirsis sesaat setelah sampai di posko utama.

Waktu terus berjalan, tibalah saatnya ananda Wildan (siswa kelas X) mempresentasikan hasil analisa bagaimana peluang, potensi, kelebihan dan tantangan desa ini kedepannya.

“Alhamdulillah di sini tidak ada kasus COVID-19. Hanya dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sangat bertumpu pada pertanian. Desa ini sangat besar potensinya terutama pada kelapa. Tercatat sebulan desa ini bisa menghasilkan 1000 butir kelapa,” tutur Wildan Al Kautsar bersemangat.

Setelah itu, tim memberikan bantuan berupa dana yang diperoleh dari hasil fund raising siswa kelas X selama satu hari.

“Terimakasih, setelah kedatangan anak-anak semua, daerah ini mendapat perbaikan, masjid, MCK, saluran air dll.” ungkap bapak RT, pak Onang.

Tim pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Bogor.

Ibu-ibu yang biasa menjamu anak-anak mendekati tim. “Saya dan warga kehilangan anak-anak karena sudah setahun belum juga kemari.” tutur Bu Wiwin, komandan dapur umum LDK 2.

Sekitar pukul 11. 50 WIB tim napak tilas sampai di kampus SIT Insantama. Tim disambut beberapa orang assatidz dan bapak satpam. Tidak lupa tim langsung menunaikan shalat Dzuhur dan sujud syukur.[]