Reportase Kegiatan Kunjungan Pembelajaran Kelas 5
Iringan kendaraan mobil yang membawa rombongan para siswa SDIT Insantama tiba di pelataran pabrik yogurt saat waktu menunjukkan pukul 10.15. Pabrik yogurt merupakan destinasi ke-2 kunjungan pembelajaran yang dilaksanakan para siswa kelas 5 di hari Rabu, tanggal 5 Februari 2020 itu. Banyak hal yang akan dieksplorasi para siswa di pabrik yogurt ini, untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan juga pengalaman tentunya.
Pabrik yogurt yang terletak di kawasan Pasirkuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor ini adalah milik Bapak Sugeng, yang putra putrinya pernah bersekolah di Insantama. Sayang sekali, saat berkunjung karena beberapa hal kondisi pabrik sedang tidak beroperasi. Terlihat para siswa kecewa. Mereka tidak bisa melihat secara langsung proses pembuatan yogurt, sebagaimana yang sudah mereka bayangkan sebelumnya. Untuk mengobati kekecewaan para siswa, Bapak Sugeng memberikan tantangan berkeliling area budidaya tanaman hias bromelia dan juga menyaksikan budidaya ulat hongkong, yang merupakan usaha lain yang ditekuni Bapak Sugeng.
Alhamdulillah area tidak terlalu jauh. Kebun budidaya tanaman hias bromelia persis berada di samping pabrik yogurt. Hamparan tanaman bromelia terlihat indah. Tanaman yang sengaja diatur berdasarkan jenisnya itu tampak tersusun rapi. Warna-warna berpadu kontras. Tanaman hias yang mengandalkan warna warni daunnya ini, menurut Bapak Sugeng, relatif mudah dalam hal pemasarannya. Para penjual tanaman hias akan berdatangan membeli ke kebun ini untuk kemudian mereka jual kembali.
Puas menikmati keindahan kebun tanaman hias bromelia, para siswa harus meneruskan perjalanan menuju lokasi budidaya ulat hongkong. Lokasi lumayan jauh, berjarak kurang lebih 200 m dari kebun tanaman hias bromelia. Beberapa siswa sudah mulai merasa geli, membayangkan bentuk ulat yang akan mereka saksikan. Ini merupakan tantangan yang sebenarnya. Lokasi budidaya ulat hongkong berada di sebuah rumah milik Bapak Sugeng, yang berada di areal persawahan.
Rombongan siswa akhwat dipersilahkan menyaksikan terlebih dahulu. Satu per satu mereka memasuki ruangan. Tak berapa lama, terdengar teriakan beberapa siswa. Sepertinya mereka merasa geli atau jijik menyaksikan ribuan ulat hongkong yang ada di ruangan itu. Giliran siswa ikhwan berikutnya. Berbeda dengan siswa akhwat, siswa ikhwan sepertinya telah siap mental menghadapi tantangan ini. Nyaris tidak terdengar suara teriakan mereka. Mereka dinyatakan lolos tantangan.
Ruangan yang berada di tengah rumah itu penuh dengan tumpukan kotak terbuat dari kayu yang di dalamnya terhampar ratusan ulat hongkong. Ulat-ulat itu dikelompokkan menjadi beberapa area. Ada area pembesaran ulat yang akan siap untuk dijual, area ulat dewasa yang siap menjadi pupa (kepompong), area ‘kumbang’ yang siap bertelur, dan juga area penetasan ulat. “Ulat-ulat hongkong ini biasanya digunakan sebagai pakan burung dan juga untuk umpan memancing,” terang Bapak Sugeng kepada anak-anak. Bapak Sugeng sedang membangun jalur pemasaran yang kan memudahkan penjualan ulat-ulat hongkongnya.
Bapak Sugeng adalah contoh pengusaha yang sukses. Usaha yang digelutinya tidak hanya satu, tapi beberapa. Selain produksi yogurt, budidaya tanaman hias bromelia serta juga ulat hongkongnya, beliau juga membuka gerai ayam geprek “Wong Ndeso” yang lokasinya tidak jauh dari pabrik yogurt. Usaha lainnya adalah aquarium air laut yang pengelolaannya dibantu puteranya serta juga budidaya burung. Semua membutuhkan kejelian melihat pasar dan kerja keras tentunya. Semua juga membutuhkan proses panjang, doa, dan juga kesabaran.
Lelah berkeliling melihat-lihat budidaya bromelia dan ulat hongkong, para siswa dikumpulkan kembali di area belakang pabrik. Para siswa akhwat dipersilahkan menempati bangunan saung, sementara siswa ikhwan ditempatkan di area kolam renang yang sengaja dikosongkan. Terlihat seperti suasana garden party.
“Yogurt adalah produk susu yang difermentasi dengan menggunakan bakteri baik,” jelas Bapak Sugeng kepada para siswa kelas 5 mengawali penyampaian materinya. Beliau menyampaikan materi dari awal hingga akhir proses pembuatan yogurt, termasuk bahan-bahan yang diperlukan, serta penggunaan kombinasi bakteri golongan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Hal yang paling penting menurut beliau adalah pengerjaan harus dilakukan secara steril. Bila tidak, dikhawatirkan akan terkontaminasi bakteri lain yang akan mengakibatkan gagalnya proses fermentasi sebagaimana yang dikehendaki. Yogurt akan menjadi rusak dan tidak bisa dikonsumsi.
Alhamdulillah, para peserta mendapatkan banyak ilmu, baik tentang proses pembuatan yogurt maupun juga keteladanan Bapak Sugeng, dengan kerja kerasnya mampu berhasil menjadi pengusaha yang sukses. Setelah makan siang dan shalat dzuhur, rombongan kunjungan meninggalkan pabrik yogurt untuk melanjutkan perjalanan kembali ke kampus Insantama.
Sebuah perjalanan yang melelahkan, namun sarat akan ilmu dan pengalaman berharga…(@@@)