“…
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan memperbaiki insan
…”
(Syair Perahu, Syaikh Hamzah Al-Fansuri)
Tak kenal maka ya kenalan, ungkapan ini mungkin sudah umum dikenal. Kenalan atau ta’aruf ditujukan untuk mengenali dan memahami obyek baru hingga timbul rasa cinta dan kebanggaan dengan obyek baru tersebut. SATU Insantama SMPIT Insantama hari kedua, siswa kelas 7 ikhwan dan akhwat berkumpul di Plasa SIT Insantama dan didampingi beberapa guru. Mereka kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing diberi tantangan berupa peta buta. Para siswa diharapkan memecahkan dimana posisi titik-titik lokasi yang ada di peta dengan lokasi sesungguhnya. Dengan didampingi para guru maka jadilah sebuah acara perpaduan antara “treasure hunter” dengan “school tour”.
Di saat siswa kelas 7 “kukurilingan” di lingkungan SIT Insantama, siswa kelas 8 sedang khusyuk ta’zim menyimak pemaparan ekskur yang akan mereka pilih dan ikuti di tahun ini. Mereka dengan seksama menimbang kira-kira ekskur mana yang cocok dan akan melejitkan diri mereka sebagai calon pemimpin. Lalu di manakah kelas 9? Mereka rupanya sedang dikumpulkan untuk menerima wejangan mengenai program kelas 9. Tahun ini adalah tahun terakhir mereka di SMPIT Insantama. Sudah waktunya fokus untuk selanjutnya terbang tinggi mengangkasa.
Di SMP lain acara seperti ini disebut Wawasan Wiyata Mandala. Untuk SMPIT Insantama lebih cocok kiranya dikenal sebagai Ta’aruf Wiyata Mandala. Karena diharapkan para siswa tidak hanya mengenal tapi memahami, kemudian lahir rasa cinta dan bangga beralmamater SMPIT Insantama.
Ba’da rehat para siswa sejatinya berkumpul dan berdiskusi bersama Wali Kelas masing-masing. Namun mereka kedatangan seorang tamu kejutan. Hari ini rupanya para peserta SATU Insantama dikunjungi oleh seorang widyaiswara utusan dari Pemkot Bogor. Meskipun terkesan mendadak tapi pertemuan ini ada benang merahnya dengan visi pendidikan SMPIT Insantama yaitu sekolah calon pemimpin. “Dengan pemaparan hari ini, semoga antum sadar bahwa sebagai calon pemimpin harus menjauhi korupsi.”, tandas pak Hasan Mulyono Guro dalam kalimah iftitahnya, “Cukup bangsa kita hari ini rusak parah oleh korupsi dan semoga di masa depan di tangan kalian korupsi punah dari tanah air kita.”.
Dan meskipun sinar mentari cukup terik, para siswa cukup antusias mengikuti paparan Sosialisasi “Menanam Nilai-nilai Anti Korupsi” yang disampaikan oleh pak Hidmat Sughiana. Dengan antusias para siswa bertanya, menjawab kuis, hingga menandatangani ikrar anti korupsi. Hingga waktu meluncur cepat. Adzan dhuhur berkumandang, para siswa segera berbondong-bondong menuju Masjid Pendidikan Insantama. Dua hari pertama menapaki langkah menjadi calon pemimpin masa depan, merenda cita untuk Indonesia dan dunia lebih baik di masa yang akan datang. NF212