Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Ketiga Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping
Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin
Hari Ke-36,
Ayo, Ramadhan Sudah Merasuk Ke Dalam Jiwa…
- Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.
Surat Dari Bunda Asuh,
Anandas… Suatu Hari Nanti, Kalian Pasti Kangen Sama Boarding!
Mustaqimatin, S.Pt
Anggota RnD
Bunda Asuh Para Santri
Ada yg menarik pada pertemuan Bunda Asuh dengan santri Insantama Boarding School (IBS) beberapa waktu lalu. Jauh sebelum agenda BDR (Belajar Di Rumah) digulirkan. Di awal-awal semester. Agenda yg dijadwalkan rutin dilakukan setiap satu semester sekali ini adalah salah forum Bunda Asuh dengan santri IBS. Tujuannya menjadi semacam ajang curhat, sharing para santri ke Bunda Asuh sebagai pengganti ortu di boarding, selain muadib/muadibah tentunya. Harapannya, Anandas semakin nyaman berada di boarding. Kali ini, yg menonjol dari curhatan para santri adalah hal-hal yg membuat bete, bosen atau sampai tingkat hampir tidak betah di boarding.
Hasilnya, alasan yg mereka ungkapkan diantaranya – bagi sedikit dari mereka yg merasa belum betah adalah – kondisi dan suasana di boarding berbeda alias tidak sama dengan di rumah. Ya pastinya begitu. Kalau sama ya bukan boarding namanya…Hehehe, dalam hati)
Di rumah, fasilitas serba lengkap dan nyaman, sementara di boarding tidak ditemukan. Misalnya, di rumah mempunyai kamar nyaman ber AC, di boarding tidak ada AC (tapi Alhamdulillah-nya masih ada kipas angin), tidak ada tv yg bisa kapan saja distel, tidak ada smartphone yg bisa untuk main sosmed kapan saja atau main game, atau kamar mandi yg jumlah sudah cukup banyak itu tetap saja harus antri (rasio kamar mandi dengan anandas adalah 1 : 8, bahkan bisa lebih kecil lagi kalau kamar mandi di lantai 1 ikut dihitung!). Begitu juga adanya berbagai aturan dan kegiatan yg harus dilakukan saat tinggal di Boarding. Maka ada santri yg bilang, ”di boarding, gak bisa makan mie instan bu…, kalau di rumah bebas aja.” Waduh! Belum lagi jadwal sekolah dan kegiatan boarding yg hampir berurutan setiap harinya. Jika dilihat kegiatan harian di boarding, memang sudah terjadwal rapi yg harus siap diikuti. Bangun tidur, makan, mandi sudah ditentukan jam-jam tertentu, belum lagi ada piket ini itu terkait kalmia (K5). Setor hafalan dan mafrudhat harus disiapkan juga oleh Anandas. Padat berisi sehari-hari, banyak aturan lagi !! Jelas capek, bosen banget, dan gabut kalau anak anak zaman sekarang bilang yah…
Curhatan santri IBS ini meski datang dari sebagian kecil santri, tetaplah harus diperhatikan. Mengapa? Karena, sebenarnya ini mewakili gambaran anak anak muda milenial secara umum. Mereka sangat ekspresif menyatakan perasaannya yg ingin bebas, seru-seruan dan santuy menikmati hidup. Tapi sepertinya curhatan Anandas tidak benar-benar sebagai suatu penyesalan untuk tinggal di boarding. Karena ternyata, mereka juga mengungkapkan banyak keseruan dan kesenangan tinggal di boarding, seperti berkumpul dengan banyak teman, belajar kemandirian, dan latihan manajemen diri dll.
Alhamdulillah, reminder (pengingat) dari Bunda Asuh membuat semangat kembali. Mereka menyadari tentang makna keberadaan di boarding adalah menuntut ilmu dan menempa diri menjadi pribadi yg sholih taat dan berjiwa pemimpin. Diingatkan juga tentang harapan orang tua terhadap Anandas di masa depan bukan hanya sukses dan selamat di dunia tapi juga sukses dan selamat di akhirat dan… Insantama adalah pilihan para ortu Anandas untuk menyemai harapan tersebut.
Dari curhatan ini, tampak Anandas sedang belajar dan terus berproses untuk senantiasa taat aturan di tengah masa-masa muda yg penuh gejolak. Anandas sedang dilatih hidup dengan target-target untuk kebaikan. Bukankah Anandas mempunyai MIMPI BESAR, yg hanya bisa dicapai dengan taat aturan (disiplin), kerja keras, kesabaran, dll.
Akhirnya anandas pun menyadari filosofi dari semua ini bahwa aturan ada adalah untuk kebaikan mereka sendiri.
Anandas pun diajak berpikir lebih mendalam. Tentu dengan gaya anak muda, meski saya dan kami-kami sudah terbilang tidak muda lagi. Tapi jangan tanya soal semangat, fisik boleh tak semuda dulu, tapi semangat kami masih sangat muda… hehehe…
Nah , terikat aturan apalagi aturan syariat bagi sebagian yg belum terbiasa, memang bisa terasa berat. Tapi bukan berarti itu tidak bisa dilakukan. Malahan, manusia sebenarnya perlu aturan untuk mengatur kehidupannya dan menjadikan manusia mulia. Aturan juga akan mencegah terjadi perselisihan antar manusia jika aturannya terkait dengan orang lain atau komunitas. Cuma, manusia sering tergoda nafsu untuk kesenangan sesaat hingga tak mau terikat aturan syariat. Kemuliaan dan kebahagiaan sejatinya bukan diraih dengan cara membebaskan keinginan manusia sebebas-bebasnya seperti menuruti ide kebebasan atas nama HAM. Kalau hawa nafsu atas nama kebebasan ini dituruti, wah bisa hancur kita. Semua tak ada aturan. Tak ada batasan halal dan haram. Rusak semua. Jadi, wahai Anandas yg masih muda ini janganlah tertipu dengan jargon keblinger ini!!!
Anandas,
untuk hidup di dunia, manusia perlu aturan yg membuat kehidupan, manusia, bahkan alam semesta menjadi harmoni, berkah jauh dari krisis. Karenanya, sebuah kenikmatan, bahwa Allah Ta’ala memberi aturan yg kamil dan syamil, mencakup hablu binafsi, hablu minnas dan habluminnallah. Aturan syariat terkait diri sendiri, seperti pengaturan tentang makan, minum, pakaian. Hari ini bisa kita saksikan, saat manusia melampaui batas syariat dalam hal makanan, maka terjadilah penyebaran virus yg membuat dunia kalang kabut. Sebagaimana yg terjadi pada masyarakat Wuhan, Cina (asal virus ini) yg gemar makan makanan ekstrim seperti kelelawar, yg sebenarnya haram untuk dikonsumsinya. Contoh lain, adalah aturan terkait pergaulan laki laki dan perempuan. Saat aturan ini dilanggar, tidak diindahkan maka muncul masalah krisis moral pada remaja. Maraknya pergaulan bebas akhirnya menghantarkan pada perzinahan dan maraknya aborsi. Cilakanya lagi, saat ini justru gaya hidup bebas seperti ini mendapat tempat di dunia medsos kita setiap hari. Na’udzubillahimindzalik..
Dan masih banyak lagi bukti adanya perselisihan, kerusakan atau krisis saat manusia tidak mau menggunakan aturan syariat. Kalau kalian mau, ada buanyak sekali data nestapa kaum muda yg bisa Ibu sampaikan. Itu semua karena hidup hanya untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya semata.
Nah kembali ke boarding, aturan di boarding pun juga demikian. Jika dicermati, aturan yg ada di boarding itu bersifat mengukuhkan apa yg berasal dari syariat. Seperti menunaikan sholat wajib dan berjamaah di masjid, mengikuti taklim, menutup aurat dan tidak melihat aurat, laki laki dan perempuan tidak bercampur baur, shaum senin kamis, sholat tahajjud dan sholat dhuha, makan yg halal dan thoyyib, menjaga kesucian dan kebersihan diri dan lingkungan, berakhlaq yg baik, dan yg semisal. Jadi saat Anandass melakukan aturan boarding, yg seperti ini, sejatinya melaksanakan syariat dan bernilai pahala. Asiiik kan? Tapi sebaliknya, jika tidak melaksanakan, bisa dicatat sebagai dosa, karena terkategori melanggar syariat. Nah, disinilah anandas dan kita semua harus mengerti akan keberadaan sanksi di boarding. Itu dimaksudkan sebagai pembelajaran agar anandas dan kita semua selalu taat pada syariat. Dalam hadits qudsi yang sering disampaikan oleh Bp Ketua Yayasan kita, dinyatakan bahwa hanya dengan ketaatan pada syariatlah yg bisa membawa keberkahan. Jadi keberkahan hanya akan diberikan kepada mereka yg taat pada syariat. Tentu kita semua ingin hidup kita penuh dengan keberkahan, keluarga kita juga dipenuhi keberkahan. Jadi Nak, camkanlah itu!
Lantas bagaimana dengan aturan boarding yg sepertinya tidak berasal langsung dari syariat? Yap, memang ada juga aturan boarding yg tidak berasal langsung dari syariat. Aturan ini dibuat untuk mendukung kegiatan belajar dan pembinaan di boarding agar berjalan optimal. Seperti larangan membawa smartphone, hanya boleh hp batu yg itupun boleh digunakan hari Ahad, pembatasan uang saku, tidak boleh terlambat taklim atau ke masjid, tidak boleh terlambat makan, tidak keluar boarding tanpa ijin, dan yg semisal. Saat Anandas melanggarnya, maka ini jelas akan mengganggu sistem pendidikan di boarding.
Coba kita bayangkan, jika ada puluhan santri yg terlambat makan, karena terlambat mandi, atau karena santuy dulu di kamar, bisa dipastikan kegiatan-kegiatan lain akan terganggu. Atau kalau anandas tidak tertib meletakkan baju kotor ke karanjang laundry, hingga terlambat mencucinya. Akibatnya, pas waktunya pakai seragam, baju tentu belum tersedia sebab belum selesai dicuci. Atau anandas tidak memberi nama baju, hingga tidak diketahui baju milik siapa, maka anandas pun pasti kesulitan mencarinya. Akibat lainnya, akan ada baju bertumpuk tanpa nama di boarding yg membuat pemandangan tidak sedap di area boarding. Inilah maksud adanya aturan aturan yg model kedua. Pelanggaran terhadap aturan ini juga terkategori maksiat, karena melanggar aturan bersama yang telah disepakati. Maka diberlakukan sanksi untuk pelanggaran juga meski tidak seberat aturan yg pertama. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi pengulangan.
Karenanya, tanamkan di benak, kuatkan mindset bahwa boarding adalah tempat yg tepat untuk belajar demi keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Belajar hingga nyaman tinggal di dalamnya. Aturan yg diberlakukan adalah untuk kebaikan anandas yg hakiki. Kegiatan-kegiatan yg padat adalah jalan menuju tercapainya mimpi besar. Semua ini juga bagian belajar, menempa diri menjadi sosok sholih, kuat, punya daya juang tinggi, problem solver, peduli, sabar, dll yg merupakan sifat pemimpin . Belajar bukan hanya saat taklim atau masuk kelas dengan guru. Berat, lelah iya, sebab kalau ringan namanya istirahat! Ingatlah selalu nasihat dari Imam Asy Syafi’i, nasihatnya akan sangat menguatkan hati ,
“ Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya. Demi Allah, hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa.”
Apalagi Baginda Nabi SAW juga sudah berpesan pada kita.
Bersemangatlah kalian kepada apa yg bermanfaat bagi kalian, mintalah pertolongan Allah dan jangan malas.” (HR. Bukhori & Muslim).
Anandas, mari panjatkan do’a yg diajarkan Rasulullah SAW, “ Ya Allah, aku sungguh-sungguh memohon kepadamu ketegaran dalam urusan agama ini dan tekad kuat berada di atas petunjuk-Mu” . Juga do’a dalam firman-Nya, QS. Thaha: 114, “ Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.”
Allahumma sholli ala Muhammad
Aamiin Allahumma aamiin
Terakhir, Ibu yakin suatu saat nanti kalian pasti kangen sama Boarding. Pasti itu ! Yang sudah-sudah juga begitu. Coba saja kalau tidak percaya !
Salam hangat Ibu dan semua Bunda Asuh untuk Orangtua Anandas di rumah. Manfaatkan kebersamaan di rumah bersama Umi dan Abi semaksimal mungkin. Sama seperti di boarding, suatu saat nanti, kalian juga pasti kangen dengan suasana kebersamaan bersama Umi dan Abi di rumah.
Pesan Cinta Dari Allah Swt:
- Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
- Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.