Pekan Ta’aruf SDIT Insantama: Tanda Tangan Pertamaku sebagai Ta’aruf dengan Temanku
Penulis: Rizka Nur Fajriyah
“Tak kenal, maka ta’aruf. Tak kenal, maka tak sayang.” Begitulah salah satu isi pesan pembina Apel pada kegiatan Pekan Ta’aruf Semester 2 tahun ajaran 2021/2022, SDIT Insantama di hari pertama ini.
Masa pandemi ini begitu lama dilalui para siswa. Masa pembelajaran daring/online-pun lama telah dilakukan selama pandemi. Hal tersebut, membuat para siswa telah lama pula tak bersua dan tidak banyak mengenal teman-temannya di kelas lain dalam satu angkatan. Terutama Kelas 3 yang baru mengenal teman-temannya beberapa bulan saja di Kelas 1 dahulu, harus rela berpisah dengan teman, di rumah saja belajar tanpa kawan. Kini, angin segar pertemuan pembelajaran luring/offline pun terasa sejuk di hati. Dengan langkah gempita dan dengan senyum bahagia membawa kerinduan yang dalam, siswa Kelas 3 pun dapat bertemu kembali dengan teman-temannya. Tak hanya teman sekelas, juga teman seangkatan kelas 3.
Demi memenuhi ruang rindu sisi hati para siswa Kelas 3, pada kegiatan Pekan Ta’aruf kali ini diadakan permainan yang menarik. Permainannya adalah menuliskan 5 nama teman dari kelas yang berbeda dengan membubuhkan tanda tangan teman-temannya tersebut. Permainan tersebut otomatis membuat para siswa senang sekaligus gelisah. Mengapa? Mereka jadi harus punya tanda tangan. Sedangkan menurut pengakuan beberapa siswa, mereka belum bisa membuat tanda tangan. “Bu ana belum punya tanda tangan, bagaimana ya bu ?” ujar Sarah Kelas 3E. Icha pun ikut berbisik dengan malu-malu “Bu Rizka, ana belum bisa membuat tanda tangan.” “Berarti, Antum harus belajar membuat tanda tangannya dulu. Nanti ibu ajarkan.” ujar Bu Rizka yang mengajar di Kelas 3E ini.
Ternyata fenomena kegelisahan belum punya tanda tangan terjadi di semua kelas 3. Maka para guru mengajarkan para siswanya belajar membuat tanda tangan terlebih dahulu. “Untuk pertama kalinya, siswa Kelas 3 membuat tanda tangan sendiri. Bagaimana merangkai guratan pensil yang tidak sama dengan orang lain. Mengingat tanda tangan itu tidak boleh berubah seumur hidup. Di mulai sejak menandatangani ijazah kelas 6 SD nanti.” Tutur Bu Eva guru Kelas 3C.
Setelah mendengarkan penjelasan tentang tata cara permainan, siswa diajak untuk berkeliling ke kelas lain. Mereka mencoba berkenalan dengan kelas 3 yang lain. Mereka saling memberi salam, menyapa, bertanya nama, menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangannya di lembar daftar nama milik temannya. “Karena pandemi, para siswa jarang bertemu dengan teman-temannya yang berbeda kelas. Pada Pekan Ta’aruf inilah anak-anak bertemu kangen dengan teman-teman sekelasnya dan satu angkatan. Walaupun malu-malu karena jarang bertemu, tapi mereka tetap antusias mengikuti kegiatan bermain menulis nama teman dan tanda tangan.” Papar Ibu Yanis sebagai Guru Kelas 3D dengan senyum manis melengkung di bibirnya.
Kegiatan perkenalan dengan menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangan tersebut rupanya mendapatkan apresiasi dan tanggapan positif dari guru-guru kelas 3. “Anak-anak jadi bisa belajar membuat tanda tangan sebagai awal mula mereka belajar untuk memahami bagaimana cara membuat tanda tangan yang bagus” Tegas PJ Angkatan Kelas 3. Dengan pengamatan seksama, kegiatan perkenalan tersebut menjadi ajang belajar secara realj adab dan akhlak Islam. Salah satunya belajar adab bertamu. Pada faktanya, yang kita ketahui bersama, selama belajar daring ini anak-anak lebih dominan belajar secara konsep, meskipun ada praktiknya juga. Hikma yang dapat dipetik dari kegiatan perkenalan tersebut. “Para siswa dapat belajar menyapa teman-teman yang belum kenal dan belajar lebih berani menghadapi orang baru. Ada silaturahmi yang terjalin ke kelas yg lain.” Jelas Pak Heri sebagai Guru Kelas 3A dengan gamblang.
Sebagai guru senior di Insantama, Pak Yusep pun angkat bicara terkait harapannya terhadap kegiatan ini. “Pekan Ta’aruf ini begitu berkesan di hati para siswa. Masih banyak ditemukan para siswa yang belum mengenal teman-temannya di angkatan. Hanya mengenal teman sekelas. Semoga dengan pekan Ta’aruf ini para siswq lebih mengenal lagi teman-temannya yang se-Angkatan.”
Kegiatan permainan perkenalan dengan tanda tangan pun berjalan dengan lancar, menyenangkan dan menggembirakan para siswa. Terlihat dari tatapan mata mereka yang berbinar, senyum dan tawa yang menyeruak ke seluruh ruang aula, serta aktifnya para siswa memburu teman dan tanda tangan. Saking asyiknya mereka bermain, sampai-sampai lupa bahwa waktu telah menunjukkan pukul 10 lebih, melewati batas waktu pulang.
Aura kebahagiaan terpancar dari senyum indah para siswa yang duduk rapi bersiap pulang. Sambil melirik berulang-ulang isi kertas dalam genggaman tangan mereka, seakan mereka ingin berkata “Tanda tangan pertamaku sebagai ta’aruf dengan temanku”.[]