Mengetuk Pintu Langit di Hari Jum’at Penuh Berkah

-

Reportase Satu Insantama Hari ke 5

Mengetuk Pintu Langit di Hari Jum’at Penuh Berkah

Penulis: Irfah Zaidah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا

Dari Abu Hurairah RA dia berkata; Abu Qasim shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Pada hari Jum’at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkannya.” Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata; ‘Yaitu beliau menyempitkannya.”
[HR Bukhari dan Muslim].

Hari Jum’at 16/07/21 ini benar-benar terasa Istimewa, selain keutamaannya cuaca pun begitu bersahabat. Sinar mentari cerah berpendar terasa hangat menerpa. Berpadu dengan hembus hawa pagi yang sepoi sejuk membelai. Begitu memanjakan !

Sungguh nikmat Allah SWT mana lagi yang mampu manusia dustakan ? Seindah itulah suasana pagi yang mengiringi civitas academica SMPIT INSANTAMA dalam memasuki hari ke 5 agenda SATU INSANTAMA (Masa Ta’aruf SMPIT Insantama).

Kenikmatan itupun bertambah-tambah ketika Allah SWT memberikan kesempatan civitas untuk beramal shalih semakin mendekatkan diri pada-Nya melalui khataman Al Qur’an yang dipimpin oleh siswa kelas 9, istighatsah dipandu oleh pak Arifurahman, shalawat tibbil quluub yang dilantunkan oleh pak Nur Fajarudin bersama semua siswa, guru dan keluarga besar SMPIT INSANTAMA.

Sesi acara pun berlanjut ke Nasihat Ulama’. Alhamdulillah Buya Muhibuddin menyampaikan taushiyah “Keutamaan Do’a dan Dzikir di Masa Pandemi”. Sungguh pemilihan tema yang pas dan memang dibutuhkan, terkait situasi dan kondisi pandemi COVID-19 yang memuncak untuk kedua kalinya ini.

Buya Muhibuddin membuka taushiyah dengan mengajak civitas untuk meresapi kembali ayat ini:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
[QS. At Taghabun: 11]

Di masa pandemi ini, selain penerapan prokes (5M, VDJ dan Vaksin) secara optimal hal lain yang wajib dilakukan adalah berdo’a, berdzikir dan taqarrub ilallah. Ini mengingatkan civitas akan firman Allah SWT:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ….”
[QS. Al Mu’min: 60]

“Berdzikir dan berdo’a itu hakikatnya bukanlah sekedar diucapkan tetapi membutuhkan pembuktian dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT, agar do’a dan dzikir mustajab” Buya Muhib menegaskan.

Beliau mengingatkan kita tentang sabda Rasul ini:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thayib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?“
[HR. Muslim]

“Jadi perbuatan maksiat dan mengonsumsi makanan-minuman yang haram, itu bisa menjadi sebab penghalang terkabulnya do’a. Selain itu seorang muslim harus khusyu’ dan menjaga adab saat berdo’a diantaranya tidak tergesa-gesa minta do’anya segera dikabulkan, usahakan menghadap kiblat, husnudzan dan yakin do’a yang telah dipanjatkan didengar serta akan dikabulkan oleh Allah SWT karena do’a adalah senjata kaum mu’minin terlebih saat mengalami ketidakberdayaan.” Begitu urai Buya Muhibuddin menjawab beberapa pertanyaan siswa, sembari mengajak untuk menyegarkan ingatan akan hadits Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA sebagai berikut:
الدعاءسلاحالمؤمن، ……..
“Doa adalah senjata seorang mukmin, …..
[HR. Abu Ya’la]

Dipenghujung acara Buya Muhibuddin diminta untuk membacakan do’a Khatmul Qur’an agar menambah keberkahan acara.

Alhamdulillah, sesi demi sesi acara SATU INSANTAMA hari kelima ONLINE ini berjalan dengan lancar (07.15-10.15 WIB), tentu semuanya bi’idznillah. SMPIT INSANTAMA melaksanakan semua itu dengan penuh harap untuk mengetuk pintu langit, agar terlimpah pertolongan Allah SWT untuk menghilangkan pandemi ini dan memulihkan kondisi kehidupan menjadi lebih baik.[]