Kopi adalah warisan peradaban Islam yang kepopulerannya sangat mendunia. Hari-hari ini bagi penggemar kopi dikenal sebagai era Gelombang Ketiga ketika kopi dinikmati sebagaimana dulu di era Peradaban Islam, yaitu sebagai minuman yang intelek dan artistik. Era ini ditandai dengan berbagai konsep dan metode menyeduh kopi, khususnya jenis kopi-kopi Arabika yang memiliki aroma dan rasa unik.
Seluk beluk penyeduhan kopi inilah yang hadir di kelas 7E hari ini (12/02/20). Dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas materi teks Prosedur. Teks Prosedur adalah teks yang menyajikan seluk beluk cara membuat atau melakukan sesuatu. Para siswa ditampilkan praktek membuat atau melakukan sesuatu, kemudian mereka membuat teks dari apa yang mereka saksikan.
Kali ini anandas berkesempatan untuk menyaksikan barista beraksi. Barista adalah sebutan bagi ahli penyeduh kopi. Memang bukan “barista” sungguhan, tapi pak Fajar selaku guru Bahasa Indonesia yang memeragakan proses menyeduh kopi. Anandas diperkenalkan bagaimana proses menyeduh menggunakan metode wave drip juga french press dan japanese ice coffee. Tak lupa anandas juga dikenalkan pada takaran kopi, durasi penyeduhan serta suhu air yang tepat dalam menyeduh kopi. Terakhir anandas diajak untuk mencicipi seduhan kopi tersebut yang sengaja disajikan tanpa campuran gula maupun susu untuk kemudian dibuat teks prosedurnya dan deskripsi rasanya.
Terakhir anandas tak lupa diterangkan filosofi di balik kopi di era Peradaban Islam. Kopi dalam peradaban Islam dikenal diminum oleh dua jenis manusia. Ahli ilmu untuk menjaga kejernihan mendaras kitab dan mengkaji ilmu. Juga ahli ibadah agar kuat dan terjaga untuk berinteraksi dengan Al Qur’an serya Qiyamullail. (Nur Fajarudin)