Mendidik Generasi Cinta Nabi, Tetap Bersinergi di Tengah Pandemi

-

Mendidik Generasi Cinta Nabi,
Tetap Bersinergi di Tengah Pandemi

Penulis: Eko Agung Cahyono

Hamparan langit menjadi redup
Tatkala badai membawa hujan
Sungguh berkah di dalam hidup
Di kala hidup Muhammad SAW menjadi teladan

Demikianlah potongan caption ajakan kepada para orang tua dan seluruh keluarga besar SIT Insantama yang tersebar melalui WA (WhatsApp) dan media sosial beberapa hari menjelang peringatan Maulid Akbar SIT Insantama Nasional yang diselenggarakan pada Sabtu, 7 Nopember 2020. Dari jam 07.30 hingga 10.40 WIB.

Bertepatan dengan 21 Rabiul Awal 1442 H, Front Office SIT (Sekolah Islam Terpadu) Insantama Bogor menampakkan kesibukannya sejak pagi hari. Ruangan yang selama ini mejadi tempat untuk menerima tamu telah berubah menjadi live studio untuk beberapa kegiatan sekolah selama tujuh bulan pandemi COVID – 19 ini.

Semangat dan kesungguhan tampak pada kinerja panitia yang sedang sibuk mempersiapkan acara. Tim Information Technology (IT) mondar-mandir memastikan semua spot bisa mengakses wifi internet dengan aman. Tim Multimedia sibuk dengan bahan tampilan dan perangkat shootingnya. Demikian pula dengan Tim Acara yang selalu on dengan gadgetnya untuk memastikan keseluruhan pembicara dan personil pendukung sudah siap. Tak mau ketinggalan sepuluh Tim Admin (Host) ruang Zoom juga mulai meng-admit peserta yang sejak pukul 07.00 WIB sudah menunggu untuk bisa join group.

Kesepuluh akun zoom dengan kapasitas masing-masing 300 partisipan yang dimiliki sekolah digunakan untuk mendukung sepenuhnya acara Maulid Akbar Nasional ini. Dengan harapan agar seluruh keluarga besar SIT Insantama dari kalangan orang tua, siswa, pengurus yayasan, guru dan staf dapat terfasilitasi kehadirannya di ruang online tersebut, tak hanya keluarga Insantama di Bogor saja namun juga bagi 21 Cabang Insantama yang tersebar di Indonesia. Selain itu, panitia juga menyediakan jaringan akses ke Youtube (live) yang diperuntukkan bagi keluarga Insantama yang tidak tertampung di room zoom.

Rangkaian acara dikemas begitu simpel, padat dan mengesankan. Dipandu oleh duet MC, guru dan murid, yaitu Pak Ageng Budiansyah dan Ananda Rafsyaa (kelas IX). Setiap bagian acara yang ditampilkan tidak terlepas dari shalawat kepada Nabi dan pesan-pesan penuh hikmah sehingga suasana syahdu dan khusyu’ hadir di majelis online tersebut. Semuanya merangkaikan perasaan rindu dan kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Acara dibuka dengan pembacaan Al Quran Surat Ali ‘Imran ayat ke 30-32 oleh Ananda Fairuzul Imtinan, siswi kelas VII-D yang telah menghafal 30 juz Al Quran dan dilanjutkan pembacaan sari tilawah oleh adik kelas, Ananda Arkhalifi Priya Trilaksono, siswa kelas V-C yang telah menghafal 4 juz. Pilihan ayat, menjadi ruh yang menjiwai deretan acara peringatan Maulid Nabi SAW.

“Pelaksanaan Maulid Akbar Nasional ini merupakan manifestasi kecintaan kita kepada Rasulullah SAW…”, demikianlah petikan sambutan Bapak Hasan Mulyono Guro, Kepala SMPIT Insantama, yang berangkai dengan sambutan kepala SDIT dan SMAIT. Sambutan ketiga pimpinan unit Pendidikan Insantama Pusat yang disampaikan tidak lebih dari empat menit.

Lebih menarik lagi, seluruh kepala sekolah cabang Insantama yang terdiri dari 21 cabang unit SD dan 6 cabang unit SMP pun juga menyampaikan sambutan yang menguatkan perasaan cintanya terhadap Rasul SAW mulia. Sambutan berantai itu cukup tersampaikan dalam 5 menit 59 detik. Begitu sinergi dan kompak seluruh pimpinan sekolah Insantama se-Nusantara itu.

Kesempatan sambutan kesyukuran atas Baginda Nabi juga diberikan kepada perwakilan orang tua siswa, yang disebut sebagai ‘keluarga terjauh’. Yaitu Bapak Wahyu Wibowo, orang tua dari Ananda Faaza Fauzan ‘Adzhima yang saat ini tinggal bersama keluarganya di Qatar. Beliau menyampaikan rasa terima kasih atas upaya pendidikan yang selama ini diberikan. Meski adanya perbedaan waktu antara Insantama dan Qatar namun semangat belajar tidak menyurutkan ananda.

“Karena perbedaan waktu sekitar 4 jam dengan Indonesia, maka untuk mengikuti ta’lim (program harian boarding) ba’da subuh di sana maka anak kami harus bangun jam 1 dini hari. Absensi sekolah mulai dari jam 3.30 waktu Qatar, wal hasil harus bangun, memakai baju batik dan bersiap untuk nge-Zoom…”, papar Sang Ayah.

Rangkaian sambutan disempurnakan oleh Ketua Yayasan Insantama Cendekia, Bapak Ismail Yusanto. Beliau menyampaikan bahwa esensi Maulid Nabi SAW adalah “dzikrun Nabi” yang kemudian akan menghantarkan kepada “hubbun Nabi” dan itu berkaitan dengan keyakinan terhadap datangnya kiamat.

“… Apa yang telah Engkau persiapkan untuk menyongsong kiamat itu? Orang itu menjawab Hubballahi wa Rasulihi, Mencintainya Allah dan Rasul-Nya. Nah, apa respon Nabi dengan jawaban orang itu, dan ini yang harus kita catat lekat-lekat. Anta ma’a man ahbabta. Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai… Jadi wujud nyata cinta kita kepada Nabi adalah dengan membaca banyak-banyak kitab yang sampai kepada nabi, itulah Al Quran. Dan kemudian menghafalkannya, lalu mentadabburinya, mengamalkannya dan memperjuangkannya… Cinta kepada Nabi harus dilakukan kini, sekarang juga, di sini. Karena di sini akan menentukan apa yang bakal terjadi pada kita di sana nanti…”, demikian cuplikan sambutan sekaligus tausiyah Bapak Ismail Yusanto.

Bersambung ke dzikrun nabi wa hubbuhu, berikutnya adalah Tausiyah Ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar. “Wahai Saudaraku, tahukah bahwa Rasulullah telah merindukan umat akhir zaman, dan itu jangan-jangan kita. Begitu rindunya beliau dengan umat akhir zaman itu sehingga menyebut mereka dengan ‘ikhwaniy’…”, sebuah kalimat pembuka yang semakin menggetarkan para Pecinta Nabi. Siapapun yang tulus ikhlas mencintai Nabi, tentu akan berdegup hatinya, berharap semoga ‘Ikhwan Nabi’ itu adalah kita.

Tausiyah maulid utama disampaikan oleh ustadz Dr. M.Rahmat Kurnia. Beliau memaparkan ciri-ciri orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW. Ada setidaknya tiga ciri orang yang mencintai seseorang, maka demikian pula jika kita mencintai Nabi, yaitu ingin bersama orang yang dicintai, selalu mendengar dan melaksanakan saran dan titahnya dan yang ketiga adalah memprioritaskan orang yang dicintainya itu.

Dengan nasihat yang dikemas oleh ustadz Rahmat agar bisa diserap oleh berbagai kalangan, mulai dari anak SD hingga orang tua, tanpa terasa waktu 40 menit berjalan sangat sebentar. Beliau mengajak untuk mengingat salah satu janji Allah bagi pecinta Nabi dan yang ingin hidup bersama Nabi di keabadian nanti adalah ayat yang berbunyi:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
(QS. An Nisa: 69)

Berseling diantara sambutan, tausiyah dan doa ditampilkan senandung shalawat dan puisi yang dibawakan bergantian oleh guru maupun siswa dari setiap unit pendidikan. Senandung yang dilantunkan semakin melembutkan hati dan menambah cinta kita kepada Rasulullah SAW yang mulia.
Allhumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا
Kebahagiaan milik kami karena kami memperoleh harapan, dan hilang sudah semua kesusahan, lengkap sudah semua kebahagiaan

والدهر أنجز وعده ، والبشر اضحی معلنا
Dan waktu sudah menepati janjinya, dan kebahagiaan menampakkan kemuliaan kami.

يانفس طيبی باللقا ، ياعين قری اعينا
Wahai jiwa bahagialah, karena kau akan berjumpa dia.. Wahai mata, tenanglah dan tenanglah..

هذا جمال المصطفی ، أنواره لاحت لنا
Lihat! Inilah keindahan al-Mushthofa, cahayanya memancar-mancar menembus jiwa kita …