Lepaskan “Rantai Gajah”, Jadilah Pemimpin Sejati Ansharullah

-

Lepaskan “Rantai Gajah”, Jadilah Pemimpin Sejati Ansharullah

Penulis: Irfah Zaidah

SMPIT INSANTAMA berkredo Sekolah Calon Pemimpin, menghelat agenda LMT-2 (Leadership and Management Training 2), secara hybrid (dilaksanakan secara offline dan online)
13-15 September 2021. LMT-2 memiliki kesinambungan dengan LMT-1, yang telah dituntaskan pada Agustus lalu bertajuk “Membangun Mimpi Besar”. Tentu saja mimpi besar hanya bisa diwujudkan oleh sosok yang berjiwa besar dan selalu berfikir positif sehingga mampu melejitkan segenap potensi yang dimilikinya secara optimal. Untuk itu pada kesempatan LMT-2 kali ini, pak Ageng Budiansyah selaku ketua panitia menjelaskan tentang filosofis LMT-2 di forum pembekalan.

“Rantai Gajah itu suatu persepsi atau pemikiran yang memengaruhi sikap seseorang. Sehingga ia merasa kebiasaan buruk dan kondisi buruk yang ada pada dirinya itu tidak bisa dilepaskan. Padahal inilah yang menghambat seseorang untuk maju,” demikian pak Ageng mengawali penjelasannya.

“Jadi, “Rantai Gajah” itu hakikatnya berupa apa anak-anak ?” tanya pak Ageng. “Pemikiran !” seru para siswa yang berada di Aula. Tempat tersebut sengaja disekat untuk memisahkan area peserta ikhwan dan akhwat, agar forum terkondisi secara syar’i (infishal/terpisah).

Pak Ageng memberikan 3 tips untuk melepaskan atau memutus Rantai Gajah, “Pertama, antum harus membuang kebiasaan buruk untuk digantikan dengan membangun kebiasaan baru yang jauh lebih baik. Kedua, antum harus fokus pada tujuan dan target. Untuk besok, antum harus meraih target 8000 langkah berjalan kaki, menempuh sekitar 4 KM, dalam waktu 3-4 jam di area perkebunan teh Gunung Mas. Selanjutnya, yang ketiga antum harus membuka pikiran untuk terus belajar”.

Sudah semestinya calon pemimpin itu menempa diri secara konsisten untuk berjuang, agar mampu keluar dari zona nyaman dan memiliki sikap peduli umat. Sehingga umat hidup dalam naungan ridha Allah SWT. Inilah cita-cita pemimpin Ansharullah, penolong agama Allah.

Forum Pembekalan ini terasa komplit, dengan hadirnya pak Arifurahman yang berbagi ilmu Fiqih Safar. Di awal, beliau menjelaskan tentang jenis-jenis safar, adab-adab safar dan rukshah safar, diantaranya tayammum dan pak Arif langsung mempraktikkan di hadapan semua siswa.
“Sebelum melakukan tayammum, pastikan lebih dulu keberadaan air di sekitar antum. Jika memang sama sekali tidak ada maka silakan bertayammum. Atau jika kondisi seseorang itu sakit, dan dokter menyarankan tidak boleh terkena air” demikian penjelasan pak Arif.

Pak Arif juga mempraktikkan teknik berwudhu dalam kondisi ada air namun terbatas atau sedikit. Para siswa antusias dan fokus memperhatikan gerakan demi gerakan dengan seksama.

Terakhir, penjelasan kesehatan yang disampaikan oleh pak Cahyadi. Alhamdulillah wa bi’idznillah,
Forum Pembekalan ini berjalan dengan lancar dan ditutup oleh pak Muslim Patialam selaku host acara, tepat pada 15.00 WIB.[]