Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Ketiga Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping
Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin
Hari Ke-34,
Ayo, Ramadhan Sudah Menyapa…
- Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.
Surat Dari Alumni
La Tahzan
Nabila Laila Ramadany
Mahasiswi Bachelor of Counseling with Honors,
University Sains Islam Malaysia
Alumni LKMA 2016 Launches to Netherland Next to Deutchland
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim…
Assalaamu’alaikum wr wb.
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur hanya kepada Dia, Tuhan Yg Maha Mencipta setiap makhluk di atas dunia ini. Tidak lupa rasa syukur untuk nikmat yg dilimpahkan. Setiap hari yg datang adalah hari yg berharga. Semoga kita senantiasa berada dalam rahmat dan hidayah-Nya.
Alhamdulillah wa syukurillah.. Senantiasa terucap dari bibir ini, sudah hampir menginjak 3 tahun lamanya ana berada di negeri jiran ini. Mengingat sampai hari ini ana bersama kawan-kawan seperantauan harus bertahan dan terus melawan kejamnya virus dengan tetap berada di tempat tinggal kami masing-masing. Ramadhan yg semakin dekat semoga kita sama-sama dapat menjejakinya dan sepertinya akan jadi kali kedua ana menyambut hari raya di Negeri ini. Rindu dengan keluarga dan kampung halaman bukan lagi jadi hal yg harus dipertaruhkan. Mengikut arahan Perdana Menteri Malaysia yg menetapkan Lockdown sejak 18 Maret bulan lalu. Segala aktivitas mulai dari sekolah, kampus, perusahaan hingga Government dihentikan sementara. Pembatasan pengawalan pergerakan yg super ketat pun dilaksanakan mulai dari badan polis hingga tentara ikut turun ke jalan, bagi yg melanggar siap-siap masuk penjara selama 7 hari dan mendapati denda. Sungguh mengerikan bukan? Tapi dengan cara begitulah masyarakat akan patuh pada arahan.
Seolah menabuh genderang perang, merenggut kebebasan dan ketenangan yg mungkin belum sempat disyukuri, mengubah kebersamaan menjadi jarak, dan membayangi setiap tarikan nafas dengan was-was.
Alhamdulillah.. kebutuhan kami sehari-sehari ditanggung oleh pihak kampus. Makan 3 kali sehari, bantuan kebutuhan pokok pun diberikan. Tidak lupa sumbangan dari kerajaan Malaysia dan pemerintahnya pun ikut diturunkan. Terlihat jelas perbedaan cara negara mereka dan negara kita mengatasi masalah ini. Alhamdulillah segalanya telah Allah aturkan dengan sangat baiknya.
Pengalaman sekaligus pelajaran yg didapatkan pada masa ini, di samping menyelesaikan thesis (di sana beda istilahnya dengan di sini) sembari mengisi waktu luang, ana bersama Persatuan Pelajar Indonesia membantu membungkus dan membagikan sembako. Berbagi dan memberi bukan hanya kepada mereka yg kita cintai, tetapi juga yg memerlukan. Kami bersikeras untuk berada di garis terdepan untuk sama-sama membantu kawan-kawan yg membutuhkan. Bersyukur tak terhingga keputusan kami untuk tetap berada di negeri ini seolah membuka jalan pada rakyat kita yg kelaparan di sini. Sebab, hancur hati ini ketika menyusuri pelosok-pelosok negeri mengetahui banyak sekali masyarakat kita yg menjadi pekerja kosongan di negara ini, tempat tinggal kumuh yg mereka tinggali, anak-anak mereka yg tidak bersekolah, bekerja dengan visa kosong. Seolah sumbangan yg kami berikan tak cukup untuk menghidupi mereka untuk beberapa minggu ke depan. Dan ana dapat belajar banyak hal dari sini, bahwa bersyukur atas apa yg kita punya dan… Bersiaplah untuk menjadi Generasi Pencetak Perubahan!
Jika kita inginkan kesenangan, ringankan tulang membantu sesama insan. Jika inginkan kelapangan mudahkan sesama kita di setiap urusan. Itu janji Allah yg Maha Penyayang terhadap hamba yg mengharapkan ihsan.
******
Setiap perjalanan pasti ada tujuan dan disamping itu pasti ada alasan. Perjalanan menuju negeri jiran ini bukanlah mudah untuk ana. Begitu banyak kerikil-kerikil yg harus dihadapi. Terkadang terjatuh bahkan tersilap arah. Tapi ana – Alhamdulillah – selalu ingat apa yg telah ana pelajari di Insantama, sekolah yg selalu ana rindui. Bahwa kita harus menentukan tujuan, memasang target juga taqarrub ilallah pun jangan pernah ditinggalkan. Seolah mengingatkan ana pada kalimat pemantik dari pembina dan guru-guru ana di sekolah ;
MIMPI BESAR adalah perkalian antara KEYAKINAN yg kokoh dan kuat dengan IKHTIAR yg keras, cerdas, dan tak kenal menyerah. TEAM BUILDING merapikan dan memuluskannya. Semuanya berlangsung dalam koridor TAQARRUB ILALLAH.
Kalimat pemantik ini akan selalu menjadi bumbu penguat dan penyedap di setiap perjalanan ana.
Pilihan yg tidak mudah, restu orang tua yg belum dikantongi seutuhnya, beradaptasi untuk bertahan di negeri ini menjadikan ikhtiar yg lebih keras untuk ana pada masa itu. Dan juga memberikan keyakinan yg kuat bahwa inilah jalan yg ditunjukkan-Nya untuk ana.
Alhamdulillah.. tidak terasa sudah hampir 3 tahun lamanya ana bertahan dengan segala suka dan duka. Shock, awalnya! Walaupun sedikit perbedaan bahasa tetapi melewati hari-hari dengan kultur yg berbeda terkadang membuat ana ingin menyerah. Tapi sekarang belum waktunya dan tidak boleh menyerah untuk KALAH. Belajar, belajar dan terus belajar. Berani untuk mencoba, berani untuk mengeksplor semua, berani untuk mencari tahu hal yg baru. Dan sekarang tinggal menunggu dan memastikan semoga tahun depan adalah waktu yg tepat melihat orangtua ana bangga melihat anaknya berdiri membawa toga dan memakai baju wisuda. Walau ini bukan akhir yg untuk menyudahi segalanya.
Begitulah adik-adikku,
Sekolah kita itu unik sekali, jarang atau bahkan mungkin tak ada yg seperti ini. Kalian diperlakukan layaknya juara dan calon pemimpin. Hasil tempaannya mungkin tidak sekarang atau mungkin bukan dalam waktu dekat. Tapi suatu saat pasti akan kalian rasakan, seperti ana saat ini.
Suatu saat kalian pasti akan penuh syukur akan semua ini. Kalian pasti akan berucap rindu sama sekolah, rindu sama guru-guru, rindu sama ustadz ustadzah, rindu sama semua yg ada di Insantama. Kamar mandinya yg selalu bersih terjaga, kamar bordingnya yg selalu penuh canda, haru dan bahagia, kelasnya yg penuh ‘tempelan’ semboyan kepemimpinan dan mimpi besar angkatan, lapangannya yg meski terbatas tapi tetap rapi jali. Juga Masjid berkubah Madinah yg sejuk lapang membawa damai. Semua berpadu seolah menyapa dan memotivasi kita, wahai kalian sang juara dan pemimpin masa depan.
Suatu saat kalian pasti ingin kembali ke sekolah, menyampaikan langsung tentang kondisi kalian hari itu. Bahwa kalian mampu bertahan di kampus. Bahwa kalian mampu unjuk prestasi di kampus. Bahwa… kalian mampu menjaga kehormatan diri kalian, mampu menjadi kebanggaan orangtua kalian dan kalian memang layak menjadi pemimpin umat di masa depan.
Karena itu semua, ada hal yg harus ana sampaikan untuk ana sendiri sebagai pengingat dan untuk kalian semua adik-adikku sebagai penyemangat hari :
Perjalanan tidak akan tertuju pada kemudahan,
banyak kerikil-kerikil yg menyertai
bahkan bebatuan yg melempari
Akan ada air mata di balik setiap senyuman
Ada kasih sayg di balik setiap amanah
Ada pengorbanan di balik setiap ketidakpedulian,
Ada harapan di balik setiap kesakitan,
Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa.
Proses pendidikan yg kita jalani memang tidaklah ringan,
Tinggal di boarding memaksa kita memutus angan,
Sehari semalam kita tak boleh bosan,
Dari jam 03 pagi hingga jam 10 malam
Roda pembinaan terus berputar sepanjang zaman.
Boleh kita dihampiri masalah,
Tapi ingatlah, kita bukan satu-satunya manusia dengan segudang masalah.
Tetap tersenyum dan jangan mengalah,
Karena senyum mampu membasuh setiap luka yg tengadah.
Ingatlah selalu, pepatah Hadapi bukan hindari!
Karena kita disiapkan menjadi juara dan pemimpin sejati.
Proses harus selalu kita nikmati,
Karena hasil tak pernah mengkhianati!
Adikku,
Libatkan Allah dalam semua proses ini,
Hanya ada Allah tempat segalanya bermuara.
Kepada-Nya kita berserah atas segala pinta.
Teruslah belajar demi umat yg tak lelah berharap kepada kita!
Sabtu, 18 April 2020 21 Syaaban 1441H
05 hari menuju RAMADHAN 1441H
Pesan Cinta dari Allah Swt :
- Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
- Anandas mesti paham bahwa mereka benar-benar sangat diharapkan oleh umat.